tag:blogger.com,1999:blog-70228389789201326982024-03-12T19:49:01.744-07:00KKN Kelompok BojonggedeKomunitas KKN kelompok Bojonggede STAI Nida El Adabi Bogor.KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.comBlogger29125tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-14612284529322484712011-03-26T06:39:00.000-07:002011-03-26T06:42:10.426-07:00Pendidikan di era globalisasiPendidikan abad 21<br />Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay M., 1995). Sebagai contoh kita melihat di Perancis proyek “Flexible Learning?. Hal ini mengingatkan pada ramalan Ivan Illich awal tahun 70-an tentang “Pendidikan tanpa sekolah (Deschooling Socieiy)” yang secara ekstrimnya guru tidak lagi diperlukan. <br />Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. <br />Mason R. (1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Namun, teknologi tetap akan memperlebar jurang antara si kaya dan si miskin. <br />Tony Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi.<br />Alisjahbana I. (1966) mengemukakan bahwa pendekatan pendidikan dan pelatihan nantinya akan bersifat “Saat itu juga (Just on Time)?. Teknik pengajaran baru akan bersifat dua arah, kolaboratif, dan inter-disipliner.<br />Romiszowski & Mason (1996) memprediksi penggunaan “Computer-based Multimedia Communication (CMC)? yang bersifat sinkron dan asinkron.<br />Dari ramalan dan pandangan para cendikiawan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja “saat itu juga? dan kompetitif.<br />Kecenderungan dunia pendidikan di Indonesia di masa mendatang adalah:<br />- Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (Distance Learning). Kemudahan untuk menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh perlu dimasukan sebagai strategi utama.<br />- Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan/latihan dalam sebuah jaringan.<br />- Perpustakaan & instrumen pendidikan lainnya (guru, laboratorium) berubah fungsi menjadi sumber informasi daripada sekedar rak buku.<br />- Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video.<br />Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan.<br />Faktor utama dalam distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Namun demikian, dengan media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board. Dengan cara di atas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa. Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh dosen dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administrasi juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode pembayaran online.<br />Suatu pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut: (1) Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, dimana mahasiswa dapat menambah kemampuan, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya. (2) Interaksi dalam grup; Para mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang diberikan dosen. Dosen dapat hadir dalam group ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya. (3) Sistem administrasi mahasiswa; dimana para mahasiswa dapat melihat informasi mengenai status mahasiswa, prestasi mahasiswa dan sebagainya. (4) Pendalaman materi dan ujian; Biasanya dosen sering mengadakan quis singkat dan tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan test pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh web based distance learning (5) Perpustakaan digital; Pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku tapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk database. (6) Materi online diluar materi kuliah; Untuk menunjang perkuliahan, diperlukan juga bahan bacaan dari web lainnya. Karenanya pada bagian ini, dosen dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan lainnya untuk di publikasikan kepada mahasiswa lainnya melalui web.<br />Mewujudkan ide dan keinginan di atas dalam suatu bentuk realitas bukanlah suatu pekerjaan yang mudah tapi bila kita lihat ke negara lain yang telah lama mengembangkan web based distance learning, sudah banyak sekali institusi atau lembaga yang memanfaatkan metode ini. Bukan hanya skill yang dimiliki oleh para engineer yang diperlukan tapi juga berbagai kebijaksanaan dalam bidang pendidikan sangat mempengaruhi perkembangannya. Jika dilihat dari kesiapan sarana pendukung misalnya hardware, maka agaknya hal ini tidak perlu diragukan lagi. Hanya satu yang selalu menjadi perhatian utama pengguna internet di Indonesia yaitu masalah bandwidth, tentunya dengan bandwidth yang terbatas ini mengurangi kenyamanan khususnya pada non text based material. Di luar negeri, khususnya di negara maju, pendidikan jarak jauh telah merupakan alternatif pendidikan yang cukup digemari. Metoda pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan orang lanjut usia (pensiunan). Beberapa tahun yang lalu pertukaran materi dilakukan dengan surat menyurat, atau dilengkapi dengan materi audio dan video. Saat ini hampir seluruh program distance learning di Amerika, Australia dan Eropa dapat juga diakses melalui internet. Studi yang dilakukan oleh Amerika, sangat mendukung dikembangkannya e-learning, menyatakan bahwa computer based learning sangat efektif, memungkinkan 30% pendidikan lebih baik, 40% waktu lebih singkat, dan 30% biaya lebih murah. Bank Dunia (World bank) pada tahun 1997 telah mengumumkan program Global Distance Learning Network (GDLN) yang memiliki mitra sebanyak 80 negara di dunia. Melalui GDLN ini maka World Bank dapat memberikan e-learning kepada mahasiswa 5 kali lebih banyak (dari 30 menjadi 150 mahasiswa) dengan biaya 31% lebih murah.<br />Dalam era global, penawaran beasiswa muncul di internet. Bagi sebagian besar mahasiswa di dunia, uang kuliah untuk memperoleh pendidikan yang terbaik umumnya masih dirasakan mahal. Amat disayangkan apabila ada mahasiswa yang pandai di kelasnya tidak dapat meneruskan sekolah hanya karena tidak mampu membayar uang kuliah. Informasi beasiswa merupakan kunci keberhasilan dapat menolong mahasiswa yang berpotensi tersebut.KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-80467212973227181652011-03-11T23:35:00.003-08:002011-03-11T23:37:00.790-08:00ULUMUL HADIS“Hadis maudhu’<br />PENDAHULUAN<br />Hadits merupakan sumber kedua setelah Al Qur’an dalam islam. Kita sebagai seorang muslim tidak meyakini bahwa semua hadits adalah shahih. Namun juga tidak benar bila menganggap bahwa semua hadits itu palsu, sebagaimana anggapan para orientalis. Jadi memang ada hadits yang shahih, hasan, dha’if, dan maudhu’(palsu). Dalam dalam kesempatan ini, insya Allah saya akan menjelaskan seputar hadits maudhu’, agar kita faham pembahasan yang berkaitan dengan hadits maudhu’, baik pengertian, hukum, ciri-ciri maupun yang lainnya.<br />Pengertian<br />Menurut Bahasa<br />Hadits Maudhu’ Merupakan isim maf’ul (objek) dari kata wadha’a Asy-Syaia, yang berarti menurunkannya. Dinamakan seperti itu, karena memang menurunkan derajatnya.<br />Menurut Istilah<br />Adalah kedustaan yang dibuat dan direka-reka yang disandarkan atas nama Rasulullah dan ia termasuk periwayatan yang paling jelek.<br />Awal Munculnya Hadits Maudhu’<br />Perpecahan kaum Muslimin menjadi beberapa kelompok setelah fitnah( masa setelah terbunuhnya Utsman bin Affan), menjadikan setiap kelompok mencari dukungan dari Al Qur’an dan As Sunah. Sebagian kelompok mentakwilkan Al Qur’an bukan pada makna sebenarnnya. Dan membawa As Sunah bukan pada maksudnya. Bila mereka mentakwilkan hadits mereka menisbatkan kepada Nabi Apalagi tentang keutamaan para Imam mereka. Dan kelompok yang pertama melakukan hal itu adalah Syi’ah. Hal ini tidak pernah terjadi pada masa Rasulullah dan tidak pernah dilakukan seorang shahabatpun. Apabila diantara mereka berselesih mereka berijtihad, dengan mengedepankan mencari kebenaran.<br />Derajat Hadits Maudhu’ dan Hukum Meriwayatkannya<br />Hadits maudhu’ merupakan hadits yang paling rendah dan paling buruk Sehingga para ulama’ sepakat, haramnya meriwayatkan hadits maudhu’ dari orang yang mengetahui kepalsuannya dalam bentuk apapun, kecuali disertai dengan penjelasan akan kemaudhu’anya.<br />Nabi bersabda: “Barangsiapa yang menceritakan hadits dari sedang dia<br />mengetahui bahwa itu dusta, maka dia termasuk para pendusta.” (HR. Muslim).<br />Cara Yang Ditempuh Pembuat Hadits Maudhu’<br />Membuat perkataan yang berasal dari dirinya, kemudian meletakkan sanadnya dan meriwayatkannya.<br />Mengambil perkataan ahli bijak atau selain mereka kemudian meletakkan sanadnya.<br />Bagaimana Mengetahui Hadits Maudhu’<br />Pengakuan dari orang yang memalsukan hadits. Seperti pengakuan Abi ‘Ishmat Nuh bin Abi Maryam, yang digelari Nuh Al Jami’, bahwasanya ia telah memalsukan hadits atas Ibnu Abbas tentang keutamaan-keutamaan Al Qur’an surat per surat. Dan seperti pengakuan Maisarah bin Abdi Rabbihi Al Farisi bahwa dia telah memalsukan hadits tentang keutamaan Ali sebanyak tujuh puluh hadits.<br />Pernyataan yang diposisikan sama dengan pengakuan. Seperti seseorang menyampaikan hadits dari seorang syaikh, dan hadits itu tidak diketahui kecuali dari syaikh tersebut. Ketika ditanya perawi tersebut, tentang tanggal kelahirannya, ternyata perawi dilahirkan sesudah kematian syaikh. Atau pada saat syaikh meninggal dia masih kecil dan tidak mendapatkan periwayatan.<br />Adanya inidikasi perawi yang menunjukkan akan kepalsuannya. Misal perawi Rafidhah, haditsnya tentang keutamaan ahli bait. As Suyuthi berkata:”Dari indikasi perawi (maudhu’) adalah dia seorang Rafidhah dan haditsnya tentang keutamaan ahli bait.” Hamad bin Salamah berkata:”Menceritakan kepada syaikh mereka(Rafidhah), dengan berkata:”Bila kami berkumpul-kumpul, kemudian ada sesuatu yang kami anggap baik maka kami jadikan sebagai hadits.<br />Adanya indikasi pada isi hadits, bertentangan dengan akal sehat, bertentangan dengan indra, berlawanan dengan ketetapan agama atau susunan lafadz lemah dan kacau, serta kemustahilan hadits tersebut bersumber dari Rasulullah.<br />Menurut Abu Bakar bin Ath Thayib:”Sesungguhnya bagian dari petunjuk maudhu’ adalah tidak masuk akal yang tidak bisa ditakwil disertai dengan tidak berdasar pada panca indra, atau menafikan dalil-dali Al Qur’an yang qath’I, sunah yang mutawatir dan ijma’. Adapun jika bertentangannya memungkinkan untuk dijamak, maka ia tidak (maudhu’).” Ibnu Al Jauzi berkata:”Perkataan yang paling tepat berkenan dengan hadits maudhu’ adalah, apabila kamu melihat hadits yang menjelaskan akal, menyelisihi naql (dalil), atau yang membatalkan masalah ushul(akidah), ketahuilah sesungguhnya itu adalah maudhu’.” Misalnya apa yang diriwayatkan Abdurahman bin Zaid bin Aslam dari bapaknya dari kakeknya secara marfu’,” Bahwa kapal Nabi Nuh thawaf mengelilingi ka’bah tujuh kali dan shalat dua rakaat di maqam Ibrahim.<br />Motivasi-motivasi yang Mendorong Melakukan Pemalsuan Hadits<br />Banyak niat seseorang memalsukan hadits baik timbul dari motif politik, kebodohan, kezindikan atau sekedar hobi semata. Berikut adalah motivasi-motivasi mereka:<br />Membela suatu madzhab, termasuk madzhab yang terpecah menjadi aliran politik setelah munculnya fitnah(masa setelah terbunuhnya Utsman bin Affan) dan maraknya aliran-aliran politik seperti Khawarij dan Syi’ah. Masing-masing aliran membuat hadits-hadits palsu untuk memperkuat golongannya. Ini merupakan asal dari kedustaan atas nama Rasulullah.<br />Imam Malik ditanya tentang Rafidhah, berkata:”Janganlah engkau bicara dengan mereka, jangan meriwayatkan (hadits) dari mereka sesungguhnya mereka berdusta.<br />Dalam rangka Taqarrub kepada Allah, dengan meletakkan hadits-hadits targhib(yang mendorong) manusia untuk berbuat kebaikan, atau hadits yang berisi ancaman terhadap perbuatan munkar. Mereka yang membuat hadits-hadits maudhu’ ini biasanya menisbatkannya kepada golongan ahli zuhud dan orang-orang shalih. Mereka ini termasuk kelompok pembuat hadits maudhu’ yang paling buruk, karena manusia menerima hadits-hadits maudhu’ mereka disebabkan kepercayaan terhadap mereka. Diantara mereka adalah Maisarah bin Abdi Rabbihi. Ibnu Hibban telah meriwayatkan dari kitabnya Ad Dhu’afa’, dari Ibnu Mahdi, dia bertanya kepada Maisarah bin Abdi Rabbihi:”Dari mana engkau mendatangkan hadits-hadits seperti, “Barangsiapa membaca ini maka ia akan memperoleh itu? Ia menjawab:”Aku sengaja membuatnya untuk memberi dorongan kepada manusia.<br />Mendekatkan diri kepada penguasa demi menuruti hawa nafsu. Sebagian orang yang imannya lemah berupaya mendekati sebagian penguasa dengan membuat hadits yang menisbatkan kepada penguasa agar mendapat perhatian.Seperti kisah Giyats bin Ibrahim An Nakh’I Al Kufi dengan Amir Mukminin Al Mahdi, ketika masuk ke (ruangan Amirul Mukminin) dan menjumpai Al Mahdi tengah bermain-main dengan burung merpati. Maka ia menambahkan perkataan dalam hadits yang disandarkan kepada Nabi, bahwa beliau bersabda:<br />“Tidak ada perlombaan kecuali bermain pedang, pacuan, menggali atau sayap.”<br />Ia menambahkan kata sayap (junah), yang dilakukan untuk menyenangkan Al Mahdi, lalu Al Mahdi memberinya sepuluh dirham. Setelah berpaling, Sang Amir berkata:”Aku bersaksi bahwa tengkukmu adalah tengkuk pendusta atas nama Rasulullah. Kemudian Al Mahdi memerintah untuk menyembelih burung merpati itu.<br />Zindiq yang ingin merusak manusia dan agamanya. Hamad bin Zaid berkata: “Orang-orang zindiq membuat hadits dusta yang disandarkan kepada Rasulullah sebanyak empat belas ribu hadits. Ahmad bin Shalih Al Mishri berkata:”(Hukuman bagi) orang zindiq adalah dipenggal lehernya, orang-orang dungu itu telah membuat hadits maudhu’ sebanyak empat ribu, maka berhati-hatilah. Ketika akan dipenggal lehernya Ibnu Adi berkata:”Aku telah memalsukan hadits diantara kalian sebanyak empat ribu hadits, aku mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram. Diantara mereka adalah Muhammad bin Sa’id Asy Syami yang dihukum mati dan disalib karena kezindikannya. Ia meriwayatkan hadits dari Humaid dari Anas secara Marfu :<br />Aku adalah Nabi terakhir, dan tidak ada Nabi sesudahku kecuali yang Allah kehendaki.<br />Mengikuti hawa nafsu dan ahli ra’yu yang tidak mempunyai dalil dari kitab dan sunah kemudian membuat hadits maudhu’ untuk membenarkan hawa nafsu dan pendapatnya.<br />Dalam rangka mencari penghidupan dan memperoleh rizki. Seperti yang dilakukan sebagian tukang dongeng yang mencari penghidupan melalui berbagai cerita kepada masyarakat. Mereka menambahnambahkan ceritanya agar masyarakat mau mendengar dongengannya, lalu mereka memberi upah. Diantara mereka adalah Abu Sa’id Al Madani.<br />Dalam rangka meraih popularitas, yaitu dengan membuat hadits yang gharib(asing) yang tidak dijumpai pada seorangpun dari syaikh-syaikh hadits. Mereka membolak balik sanad hadits supaya orang yang mendengarnya terperangah. Diantara mereka adalah Ibnu Abu Dihyah dan Hammad bin An Nashibi.<br />Fanatisme terhadap Imam atau Negri. Asy Syu’ubiyun memalsu hadits yang berbunyi:”Sesungguhnya Allah apabila murka menurunkan wahyu dengan menggunakan bahasa Arab, dan apabila ridha menurunkan wahyu dengan bahasa Persi (Al Farisiyah).” Maka seorang Arab yang jahil membaliknya, perkataan ini, yaitu, ” Sesungguhnya Allah apabila murka menurunkan wahyu dengan menggunakan bahasa Persi (AlFarisiyah), dan apabila ridha menurunkan wahyu dengan bahasa Arab. Dan orang yang ta’ashub(fanatik) terhadap Abu Hanifah, memalsu hadits, yang berbunyi:”Akan ada dari umatku seorang laki-laki yang disebut Abu Hanifah Al Nu’man, dia adalah penerang umatku. Dan orang yang tidak senang dengan Imam Asy Syafi’I, membuat hadits yang berbunyi:” Akan ada dari umatku seorang laki-laki yang disebut Muhammad bin Idris, dia lebih bahaya atas umatku dari pada iblis.<br />Ancaman Bagi yang Membuat Hadits Maudhu’.<br />Orang yang berdusta atas nama Rasulullah ancamannya sangat keras. sebagaimana Nabi bersabda:<br />“Barangsiapa berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaknya ia bersiap-siap menempati tempatnya dineraka.” Hadits ini diriwayatkan secara mutawatir, yaitu diriwayatkan 70 orang shahabat.<br />Dalam riwayat Al Bukhari tidak terdapat atau dengan sengaja. Namun dalam riwayat Ibnu Hibban terdapat kata ini. Adapun adalah perintah yang juga berarti kabar(berita), ancaman, penghinaan atau do’a atas 10 pelakunya. Yaitu semoga Allah menyiapkan untuknya (nereka). Syaikh Muhammad Abu Al Juwaini, berpendapat bahwa kafir bagi orang yang memalsukan hadits Rasulullah dan dengan sengaja dan mengetahui (hukum berkenaan) dengan yang ia ada-adakan.<br />Kitab-kitab Referensi Hadits Palsu<br />Para ulama telah merupaya mengumpulkan hadits-hadits palsu supaya kaum<br />muslimin selamat dari makar pembuatnya, di antara kitab-kitab tersebut yaitu:<br />Al Madhu’at, karangan Ibnu Al Jauzi.<br />Al La’ali Al Mashnu’ah fi Al Ahadits Al Maudhu’ah, karya As Suyuthi, ringkasan kitab diatas.<br />Tanzihu Ay Syri’ah Al Marfu’ah ‘an Al Ahadits Asy Syani’ah Al Maudhu’ah karya Ibnu ‘Iraqi Al Kittani, ringkasan kedua kitab diatas.<br />Akhir Kata<br />Dengan memohon pertolongan Allah, bersama-sama kita meningkatkan iman dan ilmiah ummat berpatok pada pemahaman salafush shalih, menggalang ukhuwah bersama seluruh thalibul ilmi dan du’at penyeru kepada ummat, bersama seluruh golongan dan pergerakan yang haq, merajut al-wala hingga menjadi bangunan yang kokoh saling menguatkan, dan inilah seruan kami:<br />Seruan untuk hijrah kepada Allah dengan memurnikan tauhid dan mencampakkan kesyirikan serta hijrah kepada Rasul-Nya dengan mengikuti sunnahnya.<br />Seruan untuk berwala kepada iman dan muslimin serta baro’ dari syirik dan musyrikin.<br />Saran dan Kritik<br />Semua saran, koreksi dan kritik atau kontribusi harap dikirimkan langsung ke Kotak Komentar.KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-38160545565629070012011-03-11T23:35:00.001-08:002011-03-11T23:35:56.754-08:00ULUMUL HADISUlumul hadis “Hadis maudhu’<br />PENDAHULUAN<br />Hadits merupakan sumber kedua setelah Al Qur’an dalam islam. Kita sebagai seorang muslim tidak meyakini bahwa semua hadits adalah shahih. Namun juga tidak benar bila menganggap bahwa semua hadits itu palsu, sebagaimana anggapan para orientalis. Jadi memang ada hadits yang shahih, hasan, dha’if, dan maudhu’(palsu). Dalam dalam kesempatan ini, insya Allah saya akan menjelaskan seputar hadits maudhu’, agar kita faham pembahasan yang berkaitan dengan hadits maudhu’, baik pengertian, hukum, ciri-ciri maupun yang lainnya.<br />Pengertian<br />Menurut Bahasa<br />Hadits Maudhu’ Merupakan isim maf’ul (objek) dari kata wadha’a Asy-Syaia, yang berarti menurunkannya. Dinamakan seperti itu, karena memang menurunkan derajatnya.<br />Menurut Istilah<br />Adalah kedustaan yang dibuat dan direka-reka yang disandarkan atas nama Rasulullah dan ia termasuk periwayatan yang paling jelek.<br />Awal Munculnya Hadits Maudhu’<br />Perpecahan kaum Muslimin menjadi beberapa kelompok setelah fitnah( masa setelah terbunuhnya Utsman bin Affan), menjadikan setiap kelompok mencari dukungan dari Al Qur’an dan As Sunah. Sebagian kelompok mentakwilkan Al Qur’an bukan pada makna sebenarnnya. Dan membawa As Sunah bukan pada maksudnya. Bila mereka mentakwilkan hadits mereka menisbatkan kepada Nabi Apalagi tentang keutamaan para Imam mereka. Dan kelompok yang pertama melakukan hal itu adalah Syi’ah. Hal ini tidak pernah terjadi pada masa Rasulullah dan tidak pernah dilakukan seorang shahabatpun. Apabila diantara mereka berselesih mereka berijtihad, dengan mengedepankan mencari kebenaran.<br />Derajat Hadits Maudhu’ dan Hukum Meriwayatkannya<br />Hadits maudhu’ merupakan hadits yang paling rendah dan paling buruk Sehingga para ulama’ sepakat, haramnya meriwayatkan hadits maudhu’ dari orang yang mengetahui kepalsuannya dalam bentuk apapun, kecuali disertai dengan penjelasan akan kemaudhu’anya.<br />Nabi bersabda: “Barangsiapa yang menceritakan hadits dari sedang dia<br />mengetahui bahwa itu dusta, maka dia termasuk para pendusta.” (HR. Muslim).<br />Cara Yang Ditempuh Pembuat Hadits Maudhu’<br />Membuat perkataan yang berasal dari dirinya, kemudian meletakkan sanadnya dan meriwayatkannya.<br />Mengambil perkataan ahli bijak atau selain mereka kemudian meletakkan sanadnya.<br />Bagaimana Mengetahui Hadits Maudhu’<br />Pengakuan dari orang yang memalsukan hadits. Seperti pengakuan Abi ‘Ishmat Nuh bin Abi Maryam, yang digelari Nuh Al Jami’, bahwasanya ia telah memalsukan hadits atas Ibnu Abbas tentang keutamaan-keutamaan Al Qur’an surat per surat. Dan seperti pengakuan Maisarah bin Abdi Rabbihi Al Farisi bahwa dia telah memalsukan hadits tentang keutamaan Ali sebanyak tujuh puluh hadits.<br />Pernyataan yang diposisikan sama dengan pengakuan. Seperti seseorang menyampaikan hadits dari seorang syaikh, dan hadits itu tidak diketahui kecuali dari syaikh tersebut. Ketika ditanya perawi tersebut, tentang tanggal kelahirannya, ternyata perawi dilahirkan sesudah kematian syaikh. Atau pada saat syaikh meninggal dia masih kecil dan tidak mendapatkan periwayatan.<br />Adanya inidikasi perawi yang menunjukkan akan kepalsuannya. Misal perawi Rafidhah, haditsnya tentang keutamaan ahli bait. As Suyuthi berkata:”Dari indikasi perawi (maudhu’) adalah dia seorang Rafidhah dan haditsnya tentang keutamaan ahli bait.” Hamad bin Salamah berkata:”Menceritakan kepada syaikh mereka(Rafidhah), dengan berkata:”Bila kami berkumpul-kumpul, kemudian ada sesuatu yang kami anggap baik maka kami jadikan sebagai hadits.<br />Adanya indikasi pada isi hadits, bertentangan dengan akal sehat, bertentangan dengan indra, berlawanan dengan ketetapan agama atau susunan lafadz lemah dan kacau, serta kemustahilan hadits tersebut bersumber dari Rasulullah.<br />Menurut Abu Bakar bin Ath Thayib:”Sesungguhnya bagian dari petunjuk maudhu’ adalah tidak masuk akal yang tidak bisa ditakwil disertai dengan tidak berdasar pada panca indra, atau menafikan dalil-dali Al Qur’an yang qath’I, sunah yang mutawatir dan ijma’. Adapun jika bertentangannya memungkinkan untuk dijamak, maka ia tidak (maudhu’).” Ibnu Al Jauzi berkata:”Perkataan yang paling tepat berkenan dengan hadits maudhu’ adalah, apabila kamu melihat hadits yang menjelaskan akal, menyelisihi naql (dalil), atau yang membatalkan masalah ushul(akidah), ketahuilah sesungguhnya itu adalah maudhu’.” Misalnya apa yang diriwayatkan Abdurahman bin Zaid bin Aslam dari bapaknya dari kakeknya secara marfu’,” Bahwa kapal Nabi Nuh thawaf mengelilingi ka’bah tujuh kali dan shalat dua rakaat di maqam Ibrahim.<br />Motivasi-motivasi yang Mendorong Melakukan Pemalsuan Hadits<br />Banyak niat seseorang memalsukan hadits baik timbul dari motif politik, kebodohan, kezindikan atau sekedar hobi semata. Berikut adalah motivasi-motivasi mereka:<br />Membela suatu madzhab, termasuk madzhab yang terpecah menjadi aliran politik setelah munculnya fitnah(masa setelah terbunuhnya Utsman bin Affan) dan maraknya aliran-aliran politik seperti Khawarij dan Syi’ah. Masing-masing aliran membuat hadits-hadits palsu untuk memperkuat golongannya. Ini merupakan asal dari kedustaan atas nama Rasulullah.<br />Imam Malik ditanya tentang Rafidhah, berkata:”Janganlah engkau bicara dengan mereka, jangan meriwayatkan (hadits) dari mereka sesungguhnya mereka berdusta.<br />Dalam rangka Taqarrub kepada Allah, dengan meletakkan hadits-hadits targhib(yang mendorong) manusia untuk berbuat kebaikan, atau hadits yang berisi ancaman terhadap perbuatan munkar. Mereka yang membuat hadits-hadits maudhu’ ini biasanya menisbatkannya kepada golongan ahli zuhud dan orang-orang shalih. Mereka ini termasuk kelompok pembuat hadits maudhu’ yang paling buruk, karena manusia menerima hadits-hadits maudhu’ mereka disebabkan kepercayaan terhadap mereka. Diantara mereka adalah Maisarah bin Abdi Rabbihi. Ibnu Hibban telah meriwayatkan dari kitabnya Ad Dhu’afa’, dari Ibnu Mahdi, dia bertanya kepada Maisarah bin Abdi Rabbihi:”Dari mana engkau mendatangkan hadits-hadits seperti, “Barangsiapa membaca ini maka ia akan memperoleh itu? Ia menjawab:”Aku sengaja membuatnya untuk memberi dorongan kepada manusia.<br />Mendekatkan diri kepada penguasa demi menuruti hawa nafsu. Sebagian orang yang imannya lemah berupaya mendekati sebagian penguasa dengan membuat hadits yang menisbatkan kepada penguasa agar mendapat perhatian.Seperti kisah Giyats bin Ibrahim An Nakh’I Al Kufi dengan Amir Mukminin Al Mahdi, ketika masuk ke (ruangan Amirul Mukminin) dan menjumpai Al Mahdi tengah bermain-main dengan burung merpati. Maka ia menambahkan perkataan dalam hadits yang disandarkan kepada Nabi, bahwa beliau bersabda:<br />“Tidak ada perlombaan kecuali bermain pedang, pacuan, menggali atau sayap.”<br />Ia menambahkan kata sayap (junah), yang dilakukan untuk menyenangkan Al Mahdi, lalu Al Mahdi memberinya sepuluh dirham. Setelah berpaling, Sang Amir berkata:”Aku bersaksi bahwa tengkukmu adalah tengkuk pendusta atas nama Rasulullah. Kemudian Al Mahdi memerintah untuk menyembelih burung merpati itu.<br />Zindiq yang ingin merusak manusia dan agamanya. Hamad bin Zaid berkata: “Orang-orang zindiq membuat hadits dusta yang disandarkan kepada Rasulullah sebanyak empat belas ribu hadits. Ahmad bin Shalih Al Mishri berkata:”(Hukuman bagi) orang zindiq adalah dipenggal lehernya, orang-orang dungu itu telah membuat hadits maudhu’ sebanyak empat ribu, maka berhati-hatilah. Ketika akan dipenggal lehernya Ibnu Adi berkata:”Aku telah memalsukan hadits diantara kalian sebanyak empat ribu hadits, aku mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram. Diantara mereka adalah Muhammad bin Sa’id Asy Syami yang dihukum mati dan disalib karena kezindikannya. Ia meriwayatkan hadits dari Humaid dari Anas secara Marfu :<br />Aku adalah Nabi terakhir, dan tidak ada Nabi sesudahku kecuali yang Allah kehendaki.<br />Mengikuti hawa nafsu dan ahli ra’yu yang tidak mempunyai dalil dari kitab dan sunah kemudian membuat hadits maudhu’ untuk membenarkan hawa nafsu dan pendapatnya.<br />Dalam rangka mencari penghidupan dan memperoleh rizki. Seperti yang dilakukan sebagian tukang dongeng yang mencari penghidupan melalui berbagai cerita kepada masyarakat. Mereka menambahnambahkan ceritanya agar masyarakat mau mendengar dongengannya, lalu mereka memberi upah. Diantara mereka adalah Abu Sa’id Al Madani.<br />Dalam rangka meraih popularitas, yaitu dengan membuat hadits yang gharib(asing) yang tidak dijumpai pada seorangpun dari syaikh-syaikh hadits. Mereka membolak balik sanad hadits supaya orang yang mendengarnya terperangah. Diantara mereka adalah Ibnu Abu Dihyah dan Hammad bin An Nashibi.<br />Fanatisme terhadap Imam atau Negri. Asy Syu’ubiyun memalsu hadits yang berbunyi:”Sesungguhnya Allah apabila murka menurunkan wahyu dengan menggunakan bahasa Arab, dan apabila ridha menurunkan wahyu dengan bahasa Persi (Al Farisiyah).” Maka seorang Arab yang jahil membaliknya, perkataan ini, yaitu, ” Sesungguhnya Allah apabila murka menurunkan wahyu dengan menggunakan bahasa Persi (AlFarisiyah), dan apabila ridha menurunkan wahyu dengan bahasa Arab. Dan orang yang ta’ashub(fanatik) terhadap Abu Hanifah, memalsu hadits, yang berbunyi:”Akan ada dari umatku seorang laki-laki yang disebut Abu Hanifah Al Nu’man, dia adalah penerang umatku. Dan orang yang tidak senang dengan Imam Asy Syafi’I, membuat hadits yang berbunyi:” Akan ada dari umatku seorang laki-laki yang disebut Muhammad bin Idris, dia lebih bahaya atas umatku dari pada iblis.<br />Ancaman Bagi yang Membuat Hadits Maudhu’.<br />Orang yang berdusta atas nama Rasulullah ancamannya sangat keras. sebagaimana Nabi bersabda:<br />“Barangsiapa berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaknya ia bersiap-siap menempati tempatnya dineraka.” Hadits ini diriwayatkan secara mutawatir, yaitu diriwayatkan 70 orang shahabat.<br />Dalam riwayat Al Bukhari tidak terdapat atau dengan sengaja. Namun dalam riwayat Ibnu Hibban terdapat kata ini. Adapun adalah perintah yang juga berarti kabar(berita), ancaman, penghinaan atau do’a atas 10 pelakunya. Yaitu semoga Allah menyiapkan untuknya (nereka). Syaikh Muhammad Abu Al Juwaini, berpendapat bahwa kafir bagi orang yang memalsukan hadits Rasulullah dan dengan sengaja dan mengetahui (hukum berkenaan) dengan yang ia ada-adakan.<br />Kitab-kitab Referensi Hadits Palsu<br />Para ulama telah merupaya mengumpulkan hadits-hadits palsu supaya kaum<br />muslimin selamat dari makar pembuatnya, di antara kitab-kitab tersebut yaitu:<br />Al Madhu’at, karangan Ibnu Al Jauzi.<br />Al La’ali Al Mashnu’ah fi Al Ahadits Al Maudhu’ah, karya As Suyuthi, ringkasan kitab diatas.<br />Tanzihu Ay Syri’ah Al Marfu’ah ‘an Al Ahadits Asy Syani’ah Al Maudhu’ah karya Ibnu ‘Iraqi Al Kittani, ringkasan kedua kitab diatas.<br />Akhir Kata<br />Dengan memohon pertolongan Allah, bersama-sama kita meningkatkan iman dan ilmiah ummat berpatok pada pemahaman salafush shalih, menggalang ukhuwah bersama seluruh thalibul ilmi dan du’at penyeru kepada ummat, bersama seluruh golongan dan pergerakan yang haq, merajut al-wala hingga menjadi bangunan yang kokoh saling menguatkan, dan inilah seruan kami:<br />Seruan untuk hijrah kepada Allah dengan memurnikan tauhid dan mencampakkan kesyirikan serta hijrah kepada Rasul-Nya dengan mengikuti sunnahnya.<br />Seruan untuk berwala kepada iman dan muslimin serta baro’ dari syirik dan musyrikin.<br />Saran dan Kritik<br />Semua saran, koreksi dan kritik atau kontribusi harap dikirimkan langsung ke Kotak Komentar.KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-85217821622167444762011-03-11T19:59:00.000-08:002011-03-11T20:10:32.154-08:00Laporan Jenis PTS di PAUD HAFIDZHALAPORAN<br />PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH<br /><br />UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN<br />RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) DI PAUD HAFIDZA <br />RT. 02 RW. 10 KAMPUNG WATES DESA PABUARAN BOJONGGEDE<br /><br />Laporan KKN ini merupakan salah satu prasyarat Akademik di Sekolah Tinggi Agama Islam Nida El- Adabi guna mengikuti tahapan berikutnya dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />OLEH<br />DEDE SUTISNA<br />NPM: 10.002231880<br /><br />SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NIDA EL-ADABI <br />PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM<br />BOGOR, 24 Februari 2011<br /><br />HALAMAN PENGESAHAN<br />Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Laporan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang berjudul :<br /><br />UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DI PAUD HAFIDZA RT. 02, RW. 10 KAMPUNG WATES <br /><br /><br />Disusun oleh :<br />DEDE SUTISNA<br /><br /><br />Bojonggede, 24 Februari 2011<br />Dosen Pembimbing : Ketua Prodi PAI:<br /><br /><br />Taufik Hidayat, S.Pd, M.PdI Drs. Mulyadi, MA<br /><br />Puket III<br /><br /><br />M. Rochanda, M.Si<br /><br />DAFTAR ISI<br />Halaman Judul i<br />Lembar Pengesahan ii<br />Daftar Isi iii<br />Kata Pengantar v<br />Daftar Lampiran vi<br />Ringkasan <br />BAB I PENDAHULUAN<br />A. Latar Belakang <br />B. Identifikasi Masalah <br />C. Pembatasan Masalah <br />D. Rumusan Masalah <br />E. Pemechan Masalah <br />F. Tujuan Penelitian <br />G. Manfaat Penelitian <br />BAB II TINJAUAN PUSTAKA<br />A. Pengertian Guru <br />B. Standar Kompetensi Guru <br />C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran <br />D. Bimbingan Berkelanjutan <br />BAB III METODE PENELITIAN<br />A. Setting Penelitian <br />B. Persiapan Penelitian Tindakan Sekolah <br />C. Subjek Penelitian <br />D. Sumber data <br />E. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data <br />F. Prosedur Penelitian <br />G. Rencana Pelaksanaan <br />H. Indikator Pencapaian Hasil <br />BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN<br />A. Deskripsi Hasil Penelitian <br />B. Pembahasan <br />BAB V PENUTUP<br />A. Kesimpulan <br />B. Saran <br />Daftar Pustaka <br />LAMPIRAN <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />KATA PENGANTAR<br />Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat rnenyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Nyata tepat pada waktunya.<br />Laporan yang tersusun ini adalah sebagai salah satu rangkaian yang integral dan pelaksanaan program KKN yang telah dilaksanakan pada tanggal 24 Januari sampai dengan 24 Febuari 2011 berlokasi di Desa Pabuaran Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor. <br />Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa pula menghaturkan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis selama pelaksanaan kegiatan KKN berlangsung hingga selesai penyusunan laporan ini. Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada:<br />1. Bapak Drs. Ramlan Rosyad selaku Ketua STAI Nida El-Adabi Bogor.<br />2. Bapak Taufik Hidayat, S.Pd, M.PdI selaku dosen pembimbing KKN kelompok Bojonggede.<br />3. Bapak Jayadih, S.PdI Selaku ketua pelaksana kegiatan KKN kelompok Bojonggede.<br />4. Bapak Masdauki, S.IP selaku Kepala Desa Pabuaran beserta aparatnya. <br />Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kegiatan KKN kelompok Bojonggede ini jauh dan sempurna baik dari segi isi maupun dari segi tata cara penulisannya. Untuk itu penulis akan bersikap terbuka terhadap kritik dan saran yang sifatnya konstruktif. <br />Akhirnya penulis berharap mudah-rnudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca laporan ini pada umurnnya.<br /><br /><br /><br />Bogor, Februari 2010-2011 <br /><br /><br /><br />Penulis <br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br /><br />A. Latar Belakang<br />Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia dan dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju. Komponen-komponen sistem pendidikan yang mencakup sumber daya manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga kependidikan guru dan nonguru. Menurut Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan, ”komponen-komponen sistem pendidikan yang bersifat sumber daya manusia dapat digolongkan menjadi tenaga pendidik dan pengelola satuan pendidikan (penilik, pengawas, peneliti dan pengembang pendidikan).” Tenaga gurulah yang mendapatkan perhatian lebih banyak di antara komponen-komponen sistem pendidikan. Besarnya perhatian terhadap guru antara lain dapat dilihat dari banyaknya kebijakan khusus seperti kenaikan tunjangan fungsional guru dan sertifikasi guru.<br />Usaha-usaha untuk mempersiapkan guru menjadi profesional telah banyak dilakukan. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua guru memiliki kinerja yang baik dalam melaksanakan tugasnya. “Hal itu ditunjukkan dengan kenyataan (1) guru sering mengeluh kurikulum yang berubah-ubah, (2) guru sering mengeluhkan kurikulum yang syarat dengan beban, (3) seringnya siswa mengeluh dengan cara mengajar guru yang kurang menarik, (4) masih belum dapat dijaminnya kualitas pendidikan sebagai mana mestinya” (Imron, 2000:5).<br />Berdasarkan kenyataan begitu berat dan kompleksnya tugas serta peran guru tersebut, perlu diadakan supervisi atau pembinaan terhadap guru secara terus menerus untuk meningkatkan kinerjanya. Kinerja guru perlu ditingkatkan agar usaha membimbing siswa untuk belajar dapat berkembang.<br />”Proses pengembangan kinerja guru terbentuk dan terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di tempat mereka bekerja. Selain itu kinerja guru dipengaruhi oleh hasil pembinaan dan supervisi kepala sekolah” (Pidarta, 1992:3). Pada pelaksanaan KTSP menuntut kemampuan baru pada guru untuk dapat mengelola proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Tingkat produktivitas sekolah dalam memberikan pelayanan-pelayanan secara efisien kepada pengguna ( peserta didik, masyarakat ) akan sangat tergantung pada kualitas gurunya yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan keefektifan mereka dalam melaksanakan tanggung jawab individual dan kelompok.<br /> Direktorat Pembinaan SMA (2008:3) menyatakan ”kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan sekolah dalam mengelola proses pembelajaran, dan lebih khusus lagi adalah proses pembelajaran yang terjadi di kelas, mempunyai andil dalam menentukan kualitas pendidikan konsekuensinya, adalah guru harus mempersiapkan (merencanakan) segala sesuatu agar proses pembelajaran di kelas berjalan dengan efektif”.<br />Hal ini berarti bahwa guru sebagai fasilitator yang mengelola proses pembelajaran di kelas mempunyai andil dalam menentukan kualitas pendidikan. Konsekuensinya adalah guru harus mempersiapkan (merencanakan) segala sesuatu agar proses pembelajaran di kelas berjalan dengan efektif.<br />Perencanaan pembelajaran merupakan langkah yang sangat penting sebelum pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan yang matang diperlukan supaya pelaksanaan pembelajaran berjalan secara efektif. Perencanaan pembelajaran dituangkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau beberapa istilah lain seperti desain pembelajaran, skenario pembelajaran. RPP memuat KD, indikator yang akan dicapai, materi yang akan dipelajari, metode pembelajaran, langkah pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar serta penilaian.<br />Guru harus mampu berperan sebagai desainer (perencana), implementor (pelaksana), dan evaluator (penilai) kegiatan pembelajaran. Guru merupakan faktor yang paling dominan karena di tangan gurulah keberhasilan pembelajaran dapat dicapai. Kualitas mengajar guru secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran pada umumnya. Seorang guru dikatakan profesional apabila (1) serius melaksanakan tugas profesinya, (2) bangga dengan tugas profesinya, ( 3) selalu menjaga dan berupaya meningkatkan kompetensinya, (4) bekerja dengan sungguh tanpa harus diawasi, (5) menjaga nama baik profesinya, (6) bersyukur atas imbalan yang diperoleh dari profesinya.<br />Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang 8 Standar Nasional Pendidikan menyatakan standar proses merupakan salah satu SNP untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang mencakup: 1) Perencanaan proses pembelajaran, 2) Pelaksanaan proses pembelajaran, 3) Penilaian hasil pembelajaran, 4) dan pengawasan proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran meliputi Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).<br />Silabus dan RPP dikembangkan oleh guru pada satuan pendidikan. Guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun Silabus dan RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. <br />Masalah yang terjadi di lapangan masih ditemukan adanya guru (baik di sekolah negeri maupun swasta) yang tidak bisa memperlihatkan RPP yang dibuat dengan alasan ketinggalan di rumah dan bagi guru yang sudah membuat RPP masih ditemukan adanya guru yang belum melengkapi komponen tujuan pembelajaran dan penilaian (soal, skor dan kunci jawaban), serta langkah-langkah kegiatan pembelajarannya masih dangkal. Soal, skor, dan kunci jawaban merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pada komponen penilaian (penskoran dan kunci jawaban) sebagian besar guru tidak lengkap membuatnya dengan alasan sudah tahu dan ada di kepala. Sedangkan pada komponen tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, dan sumber belajar sebagian besar guru sudah membuatnya. Masalah yang lain yaitu sebagian besar guru khususnya di sekolah swasta belum mendapatkan pelatihan pengembangan RPP. Selama ini guru-guru yang mengajar di sekolah swasta sedikit/jarang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti berbagai Diklat Peningkatan Profesionalisme Guru dibandingkan sekolah negeri. Hal ini menyebabkan banyak guru yang belum tahu dan memahami penyusunan/pembuatan RPP secara baik/lengkap. Beberapa guru mengadopsi RPP orang lain. Hal ini penulis ketahui pada saat mengadakan kegiatan KKN di RT. 2 RW. 10 kampung Wates desa Pabuaran kecamatan Bojonggede kabupaten Bogor pada sekolah jenis PAUD sebagai obyek penelitian, di PAUD inilah kondisinya seperti itu. Permasalahan tersebut berpengaruh besar terhadap pelaksanaan proses pembelajaran.<br /> Dengan keadaan demikian, peneliti berusaha untuk memberi bimbingan dan arahan sesuai kemampuan pada guru dalam menyusun RPP secara lengkap sesuai dengan tuntutan pada standar proses dan standar penilaian yang merupakan bagian dari standar nasional pendidikan.<br />Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harus dibuat agar kegiatan pembelajaran berjalan sistematis dan mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, biasanya pembelajaran menjadi tidak terarah. Oleh karena itu, guru harus mampu menyusun RPP dengan lengkap berdasarkan silabus yang disusunnya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sangat penting bagi seorang guru karena merupakan acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran. <br />B. Identifikasi Masalah<br />Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut.<br />1. Guru banyak yang belum paham dan termotivasi dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan lengkap.<br /> 2. Sebagian besar guru belum mendapatkan pelatihan pengembangan KTSP.<br />3. Ada guru yang tidak bisa memperlihatkan RPP yang dibuatnya dengan berbagai alasan.<br />4. RPP yang dibuat guru komponennya belum lengkap/tajam khususnya pada komponen langkah-langkah pembelajaran dan penilaian.<br /> 5. Guru banyak yang mengadopsi RPP orang lain. Untuk poin terakhir ini bukan hanya di PADU HAFIDZA saja melainkan di semua tingkat satuan pendidikan masih ditemukan hal seperti itu, ini ditemukan sewaktu penulis mengikuti MGMP, diklat, workshop, seminar, lokakarya, IHT atau kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan pembahasan sekitar Silabus dan RPPnya.<br />C. Pembatasan Masalah<br />Dari lima masalah yang diidentifikasikan di atas, masalah dibatasi menjadi:<br />1. Guru belum paham dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.<br />2. Kalaupun sudah ada tapi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuatnya belum lengkap.<br />D. Perumusan Masalah<br />Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut.<br />Apakah dengan bimbingan selama KKN ini berlangsung (mulai tanggal 24 Januari s.d. 24 Februari 2011) akan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran?<br />E. Pemecahan Masalah/Tindakan<br />1. Penulis mencoba untuk mengambil tindakan dengan memberi penjelasan dan arahan kepada guru tentang pentingnya seorang guru membuat RPP secara lengkap. Dengan bimbingan selama kegiatan KKN ini diharapkan guru termotivasi dalam menyusun RPP dengan lengkap dan dapat digunakan sebagai acuan atau panduan dalam mengajar, agar SK dan KD yang terdapat dalam standar isi dapat tersampaikan semua karena sudah ada dalam RPP yang dibuat oleh guru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada siklus pertama.<br />2. Penulis mencoba untuk melihat proses peningkatan kemampuan guru dalam menyusun RPP melalui instrument proses yang telah dirancang yaitu berupa lembar observasi/pengamatan komponen RPP yang memuat sebelas komponen yaitu: 1) identitas mata pelajaran, 2) standar kompetensi, 3) kompetensi dasar, 4) indikator pencapaian kompetensi, 5) tujuan pembelajaran, 6) materi ajar, 7) alokasi waktu, 8) metode pembelajaran, 9) kegiatan pembelajaran, 10) sumber belajar dan 11) penilaian hasil belajar ( soal, skor dan kunci jawaban ), untuk melihat apakah guru sudah membuat RPP dengan lengkap. Hal itu nanti akan dibuktikan dengan melihat RPP yang dibuat oleh guru. Terjadi peningkatan atau tidak pada siklus ke-2. <br />F. Tujuan Penelitian<br />Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran melalui bimbingan dan arahan di PAUD "HAFIDZA" RT. 2 RW 10 kampung Wates desa Pabuaran kecamatan Bojonggede kabupaten Bogor.<br />G. Manfaat Penelitian<br />Penelitian Tindakan Sekolah ini diharapkan dapat memberikan manfaat <br />1. Manfaat bagi penulis<br />a. Meningkatkan kemampuan profesionalisme penulis untuk melakukan penelitian tindakan sekolah sesuai dengan permasalahan yang dihadapi di PAUD HAFIDZA selama peneliti melaksanakan kegiatan KKN.<br />b. Meningkatkan kemampuan penulis dalam menyusun serta menulis laporan dan artikel ilmiah. <br />c. Sebagai motivasi bagi penulis dalam membuat karya tulis ilmiah. <br />d. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh penulis sebagai salah satu syarat mengikuti perkuliahan di STAI NIDA EL ADABI Parungpanjang Bogor. <br />e. Juga sebagai latihan membuat penelitian jika nanti ingin mengajukan kenaikan golongan ke- IV b.<br />e. Dengan adanya pengalaman menulis, dapat memberikan pengetahuan kepada teman-teman guru yang akan menulis.<br />f. Hasil penelitian ini digunakan penulis sebagai evaluasi terhadap guru dalam menyusun RPP yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan pegangan untuk guru PAUD khususnya PAUD HAFIDZA di RT. 2 RW. 10 kampung Wates desa Pabuaan kecamatan Bojonggede kabupaten Bogor.<br />2. Manfaat bagi PAUD HAFIDZA.<br />a. Akan berdampak adanya peningkatan administrasi guru pada KBM yang lebih lengkap. <br />b. Dapat meningkatkan kualitas pendidikan karena Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sudah tersampaikan.<br />3. Manfaat bagi guru<br />a. Dapat meningkatkan kompetensi dalam membuat RPP dengan lengkap serta menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan tugasnya.<br />b. Sebagai panduan dan arahan dalam mengajar sehingga apa yang diinginkan dalam standar isi dapat tersampaikan. <br />3. Manfaat bagi siswa<br />a. Adanya kesiapan belajar, keseriusan , keingintahuan, dan semangaat belajar tinggi terhadap pelajaran.<br />b. Siswa lebih percaya diri dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga tercapai target kompetensinya.<br />BAB II<br />KAJIAN PUSTAKA<br />A. Pengertian Guru<br />Secara etimologi (asal usul kata), istilah ”Guru” berasal dari bahasa India yang artinya ” orang yang mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara” Shambuan, Republika, (dalam Suparlan 2005:11).<br />Kemudian Rabindranath Tagore (dalam Suparlan 2005:11) menggunakan istilah Shanti Niketan atau rumah damai untuk tempat para guru mengamalkan tugas mulianya membangun spiritualitas anak-anak bangsa di India (spiritual intelligence).<br />Pengertian guru kemudian menjadi semakin luas, tidak hanya terbatas dalam kegiatan keilmuan yang bersifat kecerdasan spiritual (spiritual intelligence) dan kecerdasan intelektual (intellectual intelligence), tetapi juga menyangkut kecerdasan kinestetik jasmaniah (bodily kinesthetic), seperti guru tari, guru olah raga, guru senam dan guru musik. Dengan demikian, guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya. <br />Poerwadarminta (dalam Suparlan 2005:13) menyatakan, “guru adalah orang yang kerjanya mengajar.” Dengan definisi ini, guru disamakan dengan pengajar. Pengertian guru ini hanya menyebutkan satu sisi yaitu sebagai pengajar, tidak termasuk pengertian guru sebagai pendidik dan pelatih. Selanjutnya Zakiyah Daradjat (dalam Suparlan 2005:13) menyatakan,” guru adalah pendidik profesional karena guru telah menerima dan memikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik anak-anak.”<br />UU Guru dan Dosen Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 ”Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.<br />Selanjutnya UU No.20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan, ”pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.”<br />PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan, ”pendidik (guru) harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.”<br />Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa guru adalah tenaga pendidik yang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik, dan bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.<br />B. Standar Kompetensi Guru<br />1. Pengertian Standar Kompetensi Guru<br />Depdiknas (2004:4) kompetensi diartikan, ”sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak”. “Secara sederhana kompetensi diartikan seperangkat kemampuan yang meliputi pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan yang harus dikuasai dan dimiliki seseorang dalam rangka melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab pekerjaan dan/atau jabatan yang disandangnya” (Nana Sudjana 2009:1).<br />Nurhadi (2004:15) menyatakan, “kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak”. Selanjutnya menurut para ahli pendidikan McAshan (dalam Nurhadi 2004:16) menyatakan, ”kompetensi diartikan Sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai seseorang sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku koqnitif, afektif, dan psikomotor dengan sebaik-baiknya.”<br />Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (Dalam Suparlan). Arti lain dari kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan.<br />Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan kompetensi adalah sebagai suatu kecakapan untuk melakukan sesuatu pekerjaan berkat pengetahuan, keterampilan ataupun keahlian yang dimiliki untuk melaksanakan suatu pekerjaan.<br />Undang-Undang Guru dan Dosan No.14 Tahun 2005 Pasal 8 menyatakan, ” guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.” Dari rumusan di atas jelas disebutkan pemilikan kompetensi oleh setiap guru merupakan syarat yang mutlak harus dipenuhi oleh guru. Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. <br />Selanjutnya Pasal 10 menyebutkan empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yakni (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi profesional. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan, maupun sikap profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru. <br />Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan standar Kompetensi guru adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan dalam bentuk penguasaan perangkat kemampuan yang meliputi pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan bagi seorang tenaga kependidikan sehingga layak disebut kompeten. Standar kompetensi guru dipilah ke dalam tiga komponen yang kait- mengait, yakni: 1) pengelolaan pembelajaran, 2) pengembangan profesi, dan 3) penguasaan akademik. Komponen pertama terdiri atas empat kompetensi, komponen kedua memiliki satu kompetensi, dan komponen ketiga memiliki dua kompetensi. Dengan demikian, ketiga komponen tersebut secara keseluruhan meliputi tujuh kompetensi dasar, yaitu: 1) penyusunan rencana pembelajaran, 2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar, 3) penilaian prestasi belajar peserta didik, 4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik, 5) pengembangan profesi, 6) pemahaman wawasan kependidikan, dan 7) penguasaan bahan kajian akademik ( sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan).<br />Abdurrahman Mas’ud (dalam Suparlan 2005:99) menyebutkan tiga kompetensi dasar yang harus dimiliki guru, yakni: (1) menguasai materi atau bahan ajar, (2) antusiasme, dan ( 3) penuh kasih sayang (loving) dalam mengajar dan mendidik.<br />2. Tujuan dan Manfaat Standar Kompetensi Guru<br />Depdiknas (2004: 4) tujuan adanya Standar Kompetensi Guru adalah sebagai jaminan dikuasainya tingkat kompetensi minimal oleh guru sehingga yang bersangkutan dapat melakukan tugasnya secara profesional, dapat dibina secara efektif dan efisien serta dapat melayani pihak yang berkepentingan terhadap proses pembelajaran, dengan sebaik-baiknya sesuai bidang tugasnya. Adapun manfaat disusunnya standar kompetensi guru adalah sebagai acuan pelaksanaan uji kompetensi, penyelenggaraan diklat, dan pembinaan, maupun acuan bagi pihak yang berkepentingan terhadap kompetensi guru untuk melakukan evaluasi, pengembangan bahan ajar dan sebagainya bagi tenaga kependidikan.<br />C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran<br />1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran<br />Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan RPP. Silabus merupakan sebagian sub-sistem pembelajaran yang terdiri dari atau yang satu sama yang lain saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan. Hal penting yang berkaitan dengan pembelajaran adalah penjabaran tujuan yang disusun berdasarkan indikator yang ditetapkan.<br />Philip Combs (dalam Kurniawati, 2009:66) menyatakan bahwa perencanaan program pembelajaran merupakan suatu penetapan yang memuat komponen-komponen pembelajaran secara sistematis. Analisis sistematis merupakan proses perkembangan pendidikan yang akan mencapai tujuan pendidikan agar lebih efektif dan efisien disusun secara logis, rasional, sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah, dan daerah (masyarakat). Perencanaan program pembelajaran adalah hasil pemikiran, berupa keputusan yang akan dilaksanakan . Selanjutnya Oemar Hakim (dalam Kurniawati 2009:74) menyatakan, ”bahwa perencanaan program pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan program jangka pendek untuk memperkirakan suatu proyeksi tentang sesuatu yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran”. <br />Permendiknas No. 41 Tahun 2007 menyatakan, “Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus.”<br />Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu upaya menyusun perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah, dan daerah.<br />Dalam KTSP, guru bersama warga sekolah berupaya menyusun kurikulum dan perencanaan program pembelajaran, meliputi: program tahunan, program semester, silabus, dan rencana peleksanaan pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar. RPP merupakan acuan guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk setiap KD. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkaitan dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu KD.<br />2. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran<br />Menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007, komponen RPP terdiri dari a). identitas mata pelajaran, (b) standar kompetensi, (c) kompetensi dasar, (d) indikator pencapaian kompetensi, (e) tujuan pembelajaran, (f) materi ajar, (g) alokasi waktu , (h) metode pembelajaran, (i) kegiatan pembelajaran meliputi: pendahuluan, inti, penutup. (j) sumber belajar, (k) penilaian hasil belajar meliputi: soal, skor dan kunci jawaban. <br />Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 (2005 pasal 20) menyatakan bahwa, ”RPP minimal memuat sekurang-kurangnya lima komponen yang meliputi: (1) tujuan pembelajaran, (2) materi ajar, (3) metode pengajaran, (4) sumber belajar, dan (5) penilaian hasil belajar.”<br />3. Prinsip-Prinsip Penyusunan RPP<br />Permendiknas No. 41 Tahun 2007 menyatakan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a) memperhatikan perbedaan individu peserta didik, b) mendorong partisipasi aktif peserta didik, c) mengembangkan budaya membaca dan menulis, d) memberikan umpan balik dan tindak lanjut, e) keterkaitan dan keterpaduan, f) menerapkan teknologi informasi dan komunikasi RPP .<br />4. Langkah- langkah Menyusun RPP<br />Langkah-langkah menyusun RPP adalah a) mengisi kolom identitas, b) Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan, c) Menentukan SK, KD, dan indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun, d) Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD dan indikator yang telah ditentukan, e) mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/pembelajaran yang terdapat dalam silabus, materi ajar merupakan uraian dari materi pokok/pembelajaran, f) menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan, g) merumuskan langkah-langkah yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan akhir. h) menentukan alat/bahan/sumber belajar yang digunakan, i) menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran dan kunci jawaban<br />5. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyusun RPP<br />Dalam penyusunan RPP perlu memperhatikan hal sebagai berikut: (a) RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih, b) tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang harus di capai oleh peserta didik sesuai dengan kompetenrsi dasar, c) tujuan pembelajaran dapat mencakupi sejumlah indikator, atau satu tujuan pembelajaran untuk beberapa indikator, yang penting tujuan pembelajaran harus mengacu pada pencapaian indikator, d) Kegiatan pembelajaran (langkah-langkah pembelajaran) dibuat setiap pertemuan, bila dalam satu RPP terdapat 3 kali pertemuan, maka dalam RPP tersebut terdapat 3 langkah pembelajaran, e). Bila terdapat lebih dari satu pertemuan untuk indikator yang sama, tidak perlu dibuatkan langkah kegiatan yang lengkap untuk setiap pertemuannya.<br /><br /><br /><br /><br /><br />BAB III<br />METODE PENELITIAN <br />A. Setting Penelitian<br />Setting dalam penelitian ini meliputi: tempat penelitian, waktu penelitian, jadwal penelitian, dan siklus PTS sebagai berikut :<br />1. Tempat Penelitian<br />Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan di salah satu sekolah PAUD HAFIDZA di RT. 2 RW. 10 kampung Wates desa Pabuaran kecamatan Bojonggede kabupaten Bogor.<br />Pemilihan sekolah tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun rencana perlaksanaan pembelajaran (RPP) dengan lengkap.<br />2. Waktu Penelitian <br />Penelitian Tindakan Sekolah ini dilaksanakan pada semester genap tahun 2011 selama kegiatan KKN berlangsung, mulai 24 Januari sampai dengan 24 Februari 2011.<br />3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian <br />Jadwal pelaksanaan penelitian seperti pada tabel berikut:<br />No. Kegiatan Waktu<br />1. Identifikasi masalah 25 s.d 27 Januari 2011<br />2. Merumuskan masalah garapan individu 27 Januari 2011<br />3. Melaksanakan PTS 14 s.d 20 Februari 2011<br />4. Membuat laporan PTS 21 s.d 24 Februari 2011<br />5. Melaporkan hasil PTS 24 Februari 2011<br /><br />4. Siklus Penelitian<br />Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan kompetensi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP ).<br />B. Persiapan Penelitian Tindakan Sekolah<br />Sebelum PTS dilaksanakan, dibuat berbagai input instrument yang digunakan untuk mendapatkan data dan informasi. <br />C. Subjek Penelitian<br />Yang menjadi subyek dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah guru PAUD HAFIDZA kampung Wates RT. 2 RW. 10 desa Pabuaran kecamatan Bojonggede kabupaten Bogor.<br />D. Sumber Data<br /> Sumber data dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat guru PAUD HAFIDZA kampung Wates RT. 2 RW. 10 desa Pabuaran kecamatan Bojonggede kabupaten Bogor.<br />E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data<br />1. Teknik<br />Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan diskusi.<br />a. Wawancara dipergunakan untuk mendapatkan data atau informasi tentang pemahaman guru terhadap RPP. <br />b. Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data dan mengetahui kompetensi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan lengkap. <br />c. Diskusi dilakukan antara peneliti dengan guru PAUD HAFIDZA.<br />2. Alat Pengumpulan Data<br />Alat pengumpulan data dalam PTS ini sebagai berikut.<br />a. Wawancara menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki guru tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.<br />b. Observasi menggunakan lembar observasi untuk mengetahui komponen RPP yang telah dibuat dan yang belum dibuat oleh guru .<br />c. Diskusi dilakukan dengan maksud untuk sharing pendapat dengan guru PAUD HAFIDZA.<br /><br />F. Prosedur Penelitian<br />Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research), yaitu sebuah penelitian yang merupakan kerjasama antara peneliti dan guru, dalam meningkatkan kemampuan guru agar menjadi lebih baik dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran . <br />Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat peningkatan yang terjadi dari siklus ke siklus. ”Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 1985:63). Dengan metode ini peneliti berupaya menjelaskan data yang peneliti kumpulkan melalui komunikasi langsung atau wawancara, observasi/pengamatan, dan diskusi yang berupa persentase atau angka-angka. <br />Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru dalam menyusun RPP. Selanjutnya peneliti memberikan alternatif atau usaha guna meningkatkan kemampuan guru dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. <br />Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam Penelitian Tindakan Sekolah, menurut Sudarsono, F.X, (1999:2) yakni:<br />1. Rencana : Tindakan apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun RPP secara lengkap. Solusinya yaitu dengan melakukan : a) wawancara dengan guru dengan menyiapkan lembar wawancara, b) Diskusi dalam suasana yang menyenangkan dan c) memberikan bimbingan dalam menyusun RPP secara lengkap.<br />2. Pelaksanaan: Apa yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun RPP yang lengkap yaitu dengan memberikan bimbingan berkelanjutan pada guru sekolah binaan .<br />3. Observasi: Peneliti melakukan pengamatan terhadap RPP yang telah dibuat untuk memotret seberapa jauh kemampuan guru dalam menyusun RPP dengan lengkap, hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilaksanakan oleh guru dalam mencapai sasaran.<br /> Selain itu juga peneliti mencatat hal-hal yang terjadi dalam pertemuan dan wawancara. Rekaman dari pertemuan dan wawancara akan digunakan untuk analisis dan komentar kemudian.<br />4. Refleksi: Peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil dari refleksi ini, peneliti bersama guru melaksanakan revisi atau perbaikan terhadap RPP yang telah disusun agar sesuai dengan rencana awal yang mungkin saja masih bisa sesuai dengan yang peneliti inginkan.<br />Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari awal sampai akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto dkk. Prosedur ini mencakup tahap-tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat kegiatan tersebut saling terkait dan secara urut membentuk sebuah siklus. Penelitian Tindakan Sekolah merupakan penelitian yang bersiklus, artinya penelitian dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai tujuan penelitian dapat tercapai.”<br />Alur PTS dapat dilihat pada Gambar berikut :<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />G. Rencana Pelaksanaan<br />Rencana pelaksanaan dilakukan dalam dua siklus yaitu:<br />1. Siklus Pertama (Siklus I )<br />a). Peneliti merencanakan tindakan pada siklus I (membuat format/instrumen wawancara, penilaian RPP, rekapitulasi hasil penyusunan RPP). <br />b). Peneliti memberi kesempatan kepada guru untuk mengemukakan kesulitan atau hambatan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. <br />c). Peneliti menjelaskan kepada guru tentang pentingnya RPP dibuat secara lengkap. <br />d). Peneliti memberikan bimbingan dalam pengembangan RPP.<br />e). Peneliti melakukan observasi/pengamatan terhadap RPP yang telah dibuat guru.<br />f). Peneliti melakukan revisi atau perbaikan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang lengkap.<br />g). Peneliti dan guru melakukan refleksi.<br />2. Siklus Kedua (Siklus II)<br />a). Peneiti merencanakan tindakan pada siklus II yang mendasarkan pada revisi/perbaikan pada siklus I, seperti menugasi guru menyusun RPP yang kedua, mengumpulkan, dan melakukan pembimbingan penyusunan RPP.<br />b). Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pada siklus II.<br />c). Peneliti melakukan observasi/pengamatan terhadap RPP yang telah dibuat guru. <br />d). Peneliti melakukan perbaikan atau revisi penyusunan RPP.<br />e). Peneliti dan guru melakukan refleksi.<br />H. Indikator Pencapaian Hasil<br />Peneliti mengharapkan secara rinci indikator pencapaian hasil paling rendah 78 % guru membuat kesebelas komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai berikut:<br />1. Komponen identitas mata pelajaran diharapkan ketercapaiannya 100%. <br />2. Komponen standar kompetensi diharapkan ketercapaiannya 85%.<br />3. Komponen kompetensi dasar diharapkan ketercapaiannya 85%.<br />4. Komponen indikator pencapaian kompetensi diharapkan ketercapaiannya 75%.<br />5. Komponen tujuan pembelajaran diharapkan ketercapaiannya 75%.<br />6. Komponen materi pembelajaran diharapkan kecercapaian 75%.<br />7. Komponen alokasi waktu diharapkan ketercapaiannya 75%. <br />8. Komponen metode pembelajaran diharapkan kecercapaiannya 75%.<br />9. Komponen langkah-langkah kegiatan pembelajaran diharapkan ketercapaian-nya 70%. <br />10. Komponen sumber belajar diharapkan ketercapaiannya 70%.<br />11. Komponen penilaian (soal, pedoman penskoran, kunci jawaban) diharapkan ketercapaiannya 75%.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />BAB IV<br />HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN<br />A. Deskripsi Hasil Penelitian<br />Dari hasil wawancara terhadap 5 orang guru, penulis memperoleh informasi bahwa semua guru PAUD HAFIDZA belum tahu kerangka penyusunan RPP, hanya satu orang guru yang pernah mengikuti pelatihan pengembangan RPP, umumnya guru mengadopsi dan mengadaptasi RPP, kebanyakan guru tidak tahu dan tidak paham menyusun RPP secara lengkap, mereka setuju bahwa guru harus menggunakan RPP dalam melaksanakan proses pembelajaran yang dapat dijadikan acuan/pedoman dalam proses pembelajaran. Selain itu, kebanyakan guru belum tahu dengan komponen-komponen RPP secara lengkap.<br />Berdasarkan hasil observasi penulis terhadap lima RPP yang dibuat guru (khusus pada siklus I), diperoleh informasi/data bahwa masih ada guru yang tidak melengkapi RPP-nya dengan komponen dan sub-subkomponen RPP tertentu, misalnya komponen indikator dan penilaian hasil belajar (pedoman penskoran dan kunci jawaban). Rumusan kegiatan siswa pada komponen langkah-langkah kegiatan pembelajaran masih kurang tajam, interaktif, inspiratif, menantang, dan sistematis. <br />Dilihat dari segi kompetensi guru, terjadi peningkatan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Hal itu dapat dilihat pada lampiran Rekapitulasi Hasil Penyusunan RPP dari Siklus ke Siklus (Lampiran).<br />Siklus I (Pertama)<br />Siklus pertama terdiri dari empat tahap yakni: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi seperti berikut ini.<br />1. Perencanaan ( Planning )<br />a. Membuat lembar wawancara<br />b. Membuat format/instrumen penilaian RPP<br />c. Membuat format rekapitulasi hasil penyusunan RPP siklus I dan II<br />d. Membuat format rekapitulasi hasil penyusunan RPP dari siklus ke siklus<br />2. Pelaksanaan (Acting)<br />Pada saat awal siklus pertama indikator pencapaian hasil dari setiap komponen RPP belum sesuai/tercapai seperti rencana/keinginan peneliti. Hal itu dibuktikan dengan masih adanya komponen RPP yang belum dibuat oleh guru. Sebelas komponen RPP yakni: 1) identitas mata pelajaran, 2) standar kompetensi, 3) kompetensi dasar, 4) indikator pencapaian kompetensi, 5) tujuan pembelajaran, 6) materi ajar, 7) alokasi waktu, 8) metode pembelajaran, 9) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, 10) sumber belajar, 11) penilaiaan hasil belajar ( soal, pedoman penskoran, dan kunci jawaban). Hasil observasi pada siklus kesatu dapat dideskripsikan berikut ini: <br />Observasi dilaksanakan Selasa, 22 Februari 2011, terhadap 4 orang guru. Semuanya menyusun RPP, tapi masih ada guru yang belum melengkapi RPP-nya baik dengan komponen maupun sub-sub komponen RPP tertentu. Satu orang tidak melengkapi RPP-nya dengan komponen indikator pencapaian kompetensi. Untuk komponen penilaian hasil belajar, dapat dikemukakan sebagai berikut:<br /> Satu orang tidak melengkapinya dengan teknik dan bentuk instrumen.<br /> Satu orang tidak melengkapinya dengan teknik, bentuk instumen, soal, pedoman penskoran, dan kunci jawaban.<br /> Dua orang tidak melengkapinya dengan teknik, pedoman penskoran, dan kunci jawaban.<br /> Satu orang tidak melengkapinya dengan soal, pedoman penskoran, dan kunci jawaban.<br /> Satu orang tidak melengkapinya dengan pedoman penskoran dan kunci jawaban.<br />Selanjutnya mereka dibimbing dan disarankan untuk melengkapinya.<br />Siklus II (Kedua)<br />Siklus kedua juga terdiri dari empat tahap yakni: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Hasil observasi pada siklus kedua dapat dideskripsikan berikut ini: <br />Observasi dilaksanakan Selasa, 22 Februari 2011, terhadap empat orang guru. Semuanya menyusun RPP, tapi masih ada guru yang keliru dalam menentukan kegiatan siswa dalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan metode pembelajaran, serta tidak memilah/ menguraikan materi pembelajaran dalam sub-sub materi. Untuk komponen penilaian hasil belajar, dapat dikemukakan sebagai berikut:<br /> Satu orang keliru dalam menentukan teknik dan bentuk instrumennya. <br /> Satu orang keliru dalam menentukan bentuk instrumen berdasarkan teknik penilaian yang dipilih. <br /> Dua orang kurang jelas dalam menentukan pedoman penskoran.<br /> Satu orang tidak menuliskan rumus perolehan nilai siswa. <br />Selanjutnya mereka dibimbing dan disarankan untuk melengkapinya.<br />B. Pembahasan<br />Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan di PAUD HAFIDZAH kampung Wates desa Pabuaran kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor yang merupakan sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tempat kegiatan KKN penulis berstatus non formal, terdiri atas lima guru, dan dilaksanakan dalam dua siklus. Kelima guru tersebut menunjukkan sikap yang baik dan termotivasi dalam menyusun RPP dengan lengkap. Hal ini penulis ketahui dari hasil pengamatan pada saat melakukan wawancara dan pengarahan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.<br />Selanjutnya dilihat dari kompetensi guru dalam menyusun RPP, terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II.<br />1. Komponen Identitas Mata Pelajaran<br />Pada siklus pertama semua guru (lima orang) mencantumkan identitas mata pelajaran dalam RPP-nya (melengkapi RPP-nya dengan identitas mata pelajaran). Jika dipersentasekan, 60%. Tiga orang guru mendapat skor 3 (baik) dan 2 orang mendapat skor 4 (sangat baik). Pada siklus kedua kelima guru tersebut mencantumkan identitas mata pelajaran dalam RPP-nya. Semuanya mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 100%, terjadi peningkatan 40% dari siklus I. <br />2. Komponen Standar Kompetensi<br />Pada siklus pertama semua guru (lima orang) mencantumkan standar kompetensi dalam RPP-nya (melengkapi RPP-nya dengan standar kompetensi). Jika dipersentasekan, 81%. Masing-masing satu orang guru mendapat skor 1, 2, dan 3 (kurang baik, cukup baik, dan baik). Dua orang guru mendapat skor 4 (sangat baik). Pada siklus kedua kelima guru tersebut mencantumkan standar kompetensi dalam RPP-nya. Dua orang mendapat skor 2 (baik) dan 3 orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 60%, terjadi peningkatan 40% dari siklus I. <br />3. Komponen Kompetensi Dasar<br />Pada siklus pertama semua guru (lima orang) mencantumkan kompetensi dasar dalam RPP-nya (melengkapi RPP-nya dengan kompetensi dasar). Jika dipersentasekan, 81%. Satu orang guru masing-masing mendapat skor 1, 2, dan 2 (kurang baik, cukup baik, dan baik). Dua orang guru mendapat skor 4 (sangat baik). Pada siklus kedua kelima guru tersebut mencantumkan kompetensi dasar dalam RPP-nya. Empat orang mendapat skor 3 (baik) dan satu orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 80%, terjadi peningkatan 20% dari siklus I. <br />4. Komponen Indikator Pencapaian Kompetensi<br />Pada siklus pertama empat orang guru mencantumkan indikator pencapaian kompetensi dalam RPP-nya (melengkapi RPP-nya dengan indikator pencapaian kompetensi). Sedangkan satu orang tidak mencantumkan/melengkapinya. Jika dipersentasekan, 20%. Satu orang guru masing-masing mendapat skor 1 dan 2 (kurang baik dan cukup baik). Empat orang guru mendapat skor 3 (baik). Pada siklus kedua kelima guru tersebut mencantumkan indikator pencapaian kompetensi dalam RPP-nya. Empat orang mendapat skor 3 (baik) dan satu orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 80%, terjadi peningkatan 20% dari siklus I. <br />5. Komponen Tujuan Pembelajaran<br />Pada siklus pertama semua guru (lima orang) mencantumkan tujuan pembelajaran dalam RPP-nya (melengkapi RPP-nya dengan tujuan pembelajaran). Jika dipersentasekan, 63%. Satu orang guru mendapat skor 1 (kurang baik), dua orang mendapat skor 2 (cukup baik), dan dua orang mendapat skor 3 (baik). Pada siklus kedua kelima guru tersebut mencantumkan tujuan pembelajaran dalam RPP-nya. Tiga orang mendapat skor 3 (baik) dan dua orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 84%, terjadi peningkatan 21% dari siklus I. <br />6. Komponen Materi Ajar<br />Pada siklus pertama semua guru (lima orang) mencantumkan materi ajar dalam RPP-nya (melengkapi RPP-nya dengan materi ajar). Jika dipersentasekan, 66%. Satu orang guru masing-masing mendapat skor 1 dan 4 (kurang baik dan sangat baik), dua orang mendapat skor 2 (cukup baik), dan dua orang mendapat skor 3 (baik). Pada siklus kedua kelima guru tersebut mencantumkan materi ajar dalam RPP-nya. Tiga orang mendapat skor 3 (baik) dan dua orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 81%, terjadi peningkatan 15% dari siklus I. <br />7. Komponen Alokasi Waktu<br />Pada siklus pertama semua guru (lima orang) mencantumkan alokasi waktu dalam RPP-nya (melengkapi RPP-nya dengan alokasi waktu). Semuanya mendapat skor 3 (baik). Jika dipersentasekan, 75%. Pada siklus kedua kelima guru tersebut mencantumkan alokasi waktu dalam RPP-nya. Dua orang mendapat skor 3 (baik) dan tiga orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 91%, terjadi peningkatan 16% dari siklus I. <br />8. Komponen Metode Pembelajaran<br />Pada siklus pertama semua guru (lima orang) mencantumkan metode pembelajaran dalam RPP-nya (melengkapi RPP-nya dengan metode pembelajaran). Jika dipersentasekan, 72%. Satu orang guru mendapat skor 2 (cukup baik), tiga orang mendapat skor 3 (baik), dan satu orang mendapat skor 4 (sangat baik). Pada siklus kedua kelima guru tersebut mencantumkan metode pembelajaran dalam RPP-nya. Satu orang mendapat skor 2 (cukup baik), tiga orang mendapat skor 3 (baik), dan satu orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 75%, terjadi peningkatan 3% dari siklus I. <br />9. Komponen Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran<br />Pada siklus pertama semua guru (lima orang) mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam RPP-nya (melengkapi RPP-nya dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran). Jika dipersentasekan, 53%. Empat orang guru mendapat skor 2 (cukup baik), sedangkan satu orang mendapat skor 3 (baik). Pada siklus kedua kelima guru tersebut mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam RPP-nya. Satu orang mendapat skor 2 (cukup baik) dan empat orang mendapat skor 3 (baik). Jika dipersentasekan, 72%, terjadi peningkatan 19% dari siklus I. <br />10. Komponen Sumber Belajar<br />Pada siklus pertama semua guru (lima orang) mencantumkan sumber belajar dalam RPP-nya (melengkapi RPP-nya dengan sumber belajar). Jika dipersentasekan, 66%. Dua orang guru mendapat skor 2 (cukup baik), sedangkan tiga orang mendapat skor 3 (baik). Pada siklus kedua kelima guru tersebut mencantumkan sumber belajar dalam RPP-nya. Dua orang mendapat skor 2 (cukup baik) dan tiga orang mendapat skor 3 (baik). Jika dipersentasekan, 69%, terjadi peningkatan 3% dari siklus I. <br />11. Komponen Penilaian Hasil Belajar<br />Pada siklus pertama semua guru (lima orang) mencantumkan penilaian hasil belajar dalam RPP-nya meskipun sub-sub komponennya (teknik, bentuk instrumen, soal), pedoman penskoran, dan kunci jawabannya kurang lengkap. Jika dipersentasekan, 56%. Satu orang guru masing-masing mendapat skor 1 dan dua (kurang baik dan baik), satu orang mendapat skor 2 (cukup baik), dan satu orang mendapat skor 4 (sangat baik). Pada siklus kedua kelima guru tersebut mencantumkan penilaian hasil belajar dalam RPP-nya meskipun ada guru yang masih keliru dalam menentukan teknik dan bentuk penilaiannya. Empat orang mendapat skor 3 (baik) dan satu orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 78%, terjadi peningkatan 22% dari siklus I. <br />Berdasarkan pembahasan di atas terjadi peningkatan kompetensi guru dalam menyusun RPP. Pada siklus I nilai rata-rata komponen RPP 69%, pada siklus II nilai rata-rata komponen RPP 83%, terjadi peningkatan 14%. <br />Untuk mengetahui lebih jelas peningkatan setiap komponen RPP, dapat dilihat pada lampiran Rekapitulasi Hasil Penyusunan RPP dari Siklus ke Siklus PAUD HAFIDZA kampung Wates RT. 2, RW. 10, desa Pabuaran kecamatan Bojonggede Bogor.<br /><br /><br /><br />BAB V<br />KESIMPULAN DAN SARAN<br />A. Kesimpulan<br />Berdasarkan hasil Penelitian Tinadakan Sekolah (PTS) dapat disimpulkan sebagai berikut.<br />1. Bimbingan dan pengarahan selama kegiatan KKN dapat meningkatkan motivasi guru dalam menyusun RPP dengan lengkap. Guru menunjukkan keseriusan dalam memahami dan menyusun RPP apalagi setelah mendapatkan bimbingan pengembangan/penyusunan RPP dari peneliti. Informasi ini penulis peroleh dari hasil pengamatan pada saat mengadakan wawancara dan bimbingan pengembangan/penyusunan RPP kepada para guru PAUD HAFIDZA.<br />2. Bimbingan dan pengarahan selama kegiatan KKN dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun RPP. Hal itu dapat dibuktikan dari hasil observasi /pengamatan yang memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan kompetensi guru dalam menyusun RPP dari siklus ke siklus . Pada siklus I nilai rata-rata komponen RPP 69% dan pada siklus II 83%. Jadi, terjadi peningkatan 14% dari siklus I. <br />B. Saran<br />Telah terbukti bahwa dengan bimbingan dan pengarahan selama kegiatan KKN dapat meningkatkan motivasi dan kompetensi guru dalam menyusun RPP. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:<br />1. Motivasi yang sudah tertanam khususnya dalam penyusunan RPP hendaknya terus dipertahankan dan ditingkatkan/ dikembangkan .<br />2. RPP yang disusun/dibuat hendaknya mengandung komponen-komponen RPP secara lengkap dan baik karena RPP merupakan acuan/pedoman dalam melaksanakan pembelajaran.<br />3. Dokumen RPP hendaknya dibuat minimal dua rangkap, satu untuk arsip sekolah dan satunya lagi untuk pegangan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.<br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />Daradjat, Zakiyah. 1980. Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan Bintang.<br />Dewi, Kurniawati Eni . 2009. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Dan Sastra Indonesia Dengan Pendekatan Tematis. Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. <br />Depdiknas. 2003. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. <br /> Jakarta: Depdiknas.<br /> 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.<br /> 2005. UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.<br /> 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.<br /> 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007a tentang Standar Proses. Jakarta: Depdiknas.<br /> 2007. Permendiknas RI No. 12 Tahun 2007b tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Jakarata: Depdiknas. <br /> 2008. Perangkat Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran SMA. Jakarta. <br /> 2008. Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Depdiknas.<br /> 2009. Petunjuk Teknis Pembuatan Laporan Penelitian Tindakan Sekolah Sebagai Karya Tulis Ilmiah Dalam Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas Sekolah. Jakarta.<br />Fatihah, RM . 2008. Pengertian konseling (Http://eko13.wordpress.com, diakses 19 Maret 2009).<br />Imron, Ali. 2000. Pembinaan Guru Di Indonesia. Malang: Pustaka Jaya.<br />Kemendiknas. 2010. Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta.<br /> 2010. Supervisi Akademik. Jakarta.<br />Kumaidi. 2008. Sistem Sertifikasi (http://massofa.wordpress.com diakses 10 Agustus 2009).<br />Nawawi, Hadari. 1985. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.<br />Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.<br />Pidarta, Made . 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.<br />Sudjana, Nana. 2009. Standar Kompetensi Pengawas Dimensi dan Indikator. Jakarta : Binamitra Publishing.<br />Suharjono. 2003. Menyusun Usulan Penelitian. Jakarta: Makalah Disajikan <br /> pada Kegiatan Pelatihan Tehnis Tenaga Fungsional Pengawas.<br />Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing.<br /> 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing.<br />Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />LAMPIRAN - LAMPIRAN<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Mutu pendidikan amat ditentukan oleh mutu gurunya Mendiknas, Bapak Abdul Malik Fadjar “ (Republika, 2003). Untuk membangun pendidikan yang bermutu, yang paling penting bukan membangun gedung sekolah atau sarana dan prasarananya, melainkan harus dengan upaya peningkatan proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan, dan mencerdaskan. Kesemuanya itu hanya dapat dilakukan oleh guru yang bermutu.<br />Lembar Wawancara kepada Guru <br />Ada beberapa pertanyaan yang akan ditanyakan kepada guru yang berhubungan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. <br />1. Apakah bapak/Ibu mengetahui kerangka dalam menyusun RPP ?<br />2. Apakah bapak/Ibu memiliki dokumen Standar Proses ?<br />3. Apakah bapak/Ibu pernah mengikuti pelatihan/penataran dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ?<br />4. Apakah bapak/Ibu ada membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ? <br />5. Jika ada, apakah bapak/ ibu menyusunnya sendiri atau mengadopsi RPP atau mengadaptasi RPP yang dibuat oleh orang lain ?<br />6. Kalau tidak mengapa ? Jelaskan ! <br />7. Bagaimanakah pendapat bapak/Ibu jika seorang guru mengajar tanpa menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ?<br />8. Apakah ada kendala dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ?<br />9. Apakah bapak/Ibu setuju guru mengajar menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ?<br />10. Apakah Bapak/Ibu tahu komponen-komponen yang harus ada pada RPP?<br /><br /> <br />Lampiran 1<br /><br />Lembar Wawancara kepada Guru<br /><br />Beberapa pertanyaan yang ditanyakan kepada guru yang berhubungan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai berikut. <br />1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui kerangka dalam menyusun RPP ?<br />Jawab: Semua guru mengatakan belum mengetahuinya.<br />2. Apakah Bapak/Ibu memiliki dokumen Standar Proses ?<br />Jawab: Semua guru mengatakan tidak memilikinya. Hanya sebuah sebagai dokumen sekolah.<br />3. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti pelatihan/penataran dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ?<br />Jawab: Empat dari lima orang guru menyatakan belum pernah mengikuti pelatihan pengembangan/penyusunan RPP.<br />4. Apakah Bapak/Ibu ada membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ? <br />Jawab: Semuanya menyatakan telah membuat RPP, tapi tidak tahu apakah RPP yang telah mereka buat, benar/salah, lengkap/belum.<br />5. Jika ada, apakah Bapak/ Ibu menyusunnya sendiri atau mengadopsi RPP atau mengadaptasi RPP yang dibuat oleh orang lain ?<br />Jawab: Sebagian besar menyatakan mengadopsi dan mengadaptasi RPP orang lain.<br />6. Kalau tidak mengapa ? Jelaskan !<br />Jawab: kami sama-sama belum begitu paham sedang belajar dan ingin belajar.<br />7. Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu jika seorang guru mengajar tanpa menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ?<br />Jawab: Mereka mengatakan akan merasa kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran dan berlangsung kurang sistematis karena tidak ada acuan/pedoman dalam melaksanakannya.<br />8. Apakah ada kendala dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ?<br />Jawab: Sebagian besar menjawab “ada.”<br />9. Apakah Bapak/Ibu setuju guru mengajar menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ? <br />Jawab: Semuanya menyatakan “setuju.”<br />10. Apakah Bapak/Ibu tahu komponen-komponen RPP secara lengkap?<br />Jawab: Sebagian besar menyatakan belum tahu.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br />ANGKET YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI<br />NAMA GURU :<br />ASAL SEKOLAH :<br />ALAMAT SEKOLAH :<br />1. Guru wajib memiliki Standar proses dan standar penilaian<br />a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju<br />2. Guru berkewajiban membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran<br />a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju<br />3. Rencana Pelaksanaan pembelajaran digunakan sebagai acuan dalam mengajar<br />a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju<br />4. Dalam penyusunan RPP paling sedikit memuat lima komponen yaitu tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar<br />a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju<br />5. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik<br />a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju<br />6. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsif dan prosedur yang relevan<br />a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju<br />7. Metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran<br />a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju<br />8. Sumber belajar didasarkan pada SK, KD, Materi ajar, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi<br />a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju<br />9. Penilaian hasil belajar mengacu kepada standar penilaian<br />a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju<br />10. Komponnen penilaian dilengkapi dengan soal, pedoman penskoran dan kunci jawaban<br />a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju<br />11. RPP yang sudah dibuat perlu direvisi apabila tidak dapat dilaksanakan di kelas<br />a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju<br /><br />KETERANGAN :<br />Kolom komponen/aspek motivasi diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut:<br />STS = Sangat tidak setuju, skor 1<br />TS = Tidak setuju skor 2<br />S = Setuju skor 3<br />ST = Sangat setuju skor 4<br />PEDOMAN PENILAIAN RPP<br />NAMA RESPONDEN : ....................................................<br />NIP/NUPTK : ..........................................................<br />BIDANG STUDY : .......................................................<br />KELAS : ..............................................................<br /><br />No Komponen NILAI Keterangan<br /> 1 2 3 4 <br />1. Mencantumkan Identitas <br />2. Mencantumkan Indikator <br />3. Mencantumkan Tujuan Pembelajaran <br />4. Mencantumkan Materi Pembelajaran <br />5. Mencantumkan Metode Pembelajaran <br />6. Mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran <br />7. Mencantumkan Sumber Belajar <br />8. Mencantumkan Penilaian <br /> Jumlah Total =<br /><br />Catatan :<br />Skor 1 : Tidak Mencantumkan<br />Skor 2 : Mencantumkan tapi tidak sinkron<br />Skor 3 : Mencantumkan secara singkat<br />Skor 4 : Mencantumkan secara lengkap dan sinkron<br /><br />Saran :<br /><br />…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………<br /><br />Perbaikan :<br /><br />…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………<br />Bojonggede, Februari 2011<br />Kepala Sekolah PAUDKKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-81424223069455558732011-02-15T02:56:00.000-08:002011-02-22T16:49:57.225-08:00KKN kelompok Bojonggede hari ke 23Kegiatan hari ini tanggal 15 Februari hari Selasa bertepatan dengan tanggal peringatan maulid Nabi Muhammad Saw, semua peserta menunggu dari mulai sekitar pukul 09.00 di Yayasan Mathul dengan tujuan menyambut Ketua STAI NIDA EL-ADABI Parungpanjang Bogor. Pada kesempatan yang datang supervisi rencananya Ketua STAI-nya, kami dari kelompok KKN Bojonggede ingin melaporkan baik secara individu maupun regu. Sampai menjelang pukul 16.00 sang Ketua tidak kunjung tiba yang akhirnya semua laporan yang masih dalam bentuk konsep diberikan kepada Ketua pelaksana (Bapak Jayadih, S.PdI) dengan disaksikan oleh Dosen Pembimbing. Foto yang sempat terambil ini dia:<br /><p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4QTCcvhTZdeQfV4BjRE4nKO3SPaDDIwx5_KrH_YtJvuqc08Cve8lR5gAOBR3fPrCu7dPoBMoDUty4vXOsGMQ_mxbuvYsTOGJrm4fVFwiF-3H1TFfjFyLr0u9pBfwTzFkXczOGtiwdc6Y/s1600/foto_07.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4QTCcvhTZdeQfV4BjRE4nKO3SPaDDIwx5_KrH_YtJvuqc08Cve8lR5gAOBR3fPrCu7dPoBMoDUty4vXOsGMQ_mxbuvYsTOGJrm4fVFwiF-3H1TFfjFyLr0u9pBfwTzFkXczOGtiwdc6Y/s320/foto_07.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5573876738067328018" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg2RkY5ibtSYmLrWkxrN2Qb2uiUrYrNDmsV_ZKKsDHOTiaSDMaOfIkhPeVefOQUPwb8IzzSYKeeciYVejq-4gHPmZ9RJqq9UXyVBDMXwML21uheMp6c6mNSWdPnO8YKTX6TV_QTxXp4nc/s1600/fot-09.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg2RkY5ibtSYmLrWkxrN2Qb2uiUrYrNDmsV_ZKKsDHOTiaSDMaOfIkhPeVefOQUPwb8IzzSYKeeciYVejq-4gHPmZ9RJqq9UXyVBDMXwML21uheMp6c6mNSWdPnO8YKTX6TV_QTxXp4nc/s320/fot-09.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5573876569217714370" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilkV37b7I4xJM_JkbVi6uuE9PxaCXGu938kbVWmxigIAE2i64ml-Fe9RmIsXsuZaYrH-Ienj523ipb1iS-6CHL1VEGF5V8ZjqI7d1yXxZC9BkLtqclW_cdVhnEQLsv6PTZUSQFcDSeies/s1600/fot_13.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilkV37b7I4xJM_JkbVi6uuE9PxaCXGu938kbVWmxigIAE2i64ml-Fe9RmIsXsuZaYrH-Ienj523ipb1iS-6CHL1VEGF5V8ZjqI7d1yXxZC9BkLtqclW_cdVhnEQLsv6PTZUSQFcDSeies/s320/fot_13.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5573876450702508578" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJqX3cZJN_QyTOb4LloW9bmCqP3mEij39jklS38Jf6Unp57V8VnkzWLg5ZAPGd1uGARRP5B6jaMzwyiWG7GWhcuNWF2yYsSXDeIBoX4Ql3r9-WOYnKvNEAr1fwAvSHBcF0Z-prAi5AAvg/s1600/fot_12.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJqX3cZJN_QyTOb4LloW9bmCqP3mEij39jklS38Jf6Unp57V8VnkzWLg5ZAPGd1uGARRP5B6jaMzwyiWG7GWhcuNWF2yYsSXDeIBoX4Ql3r9-WOYnKvNEAr1fwAvSHBcF0Z-prAi5AAvg/s320/fot_12.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5573876328993017426" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv1NRUZLKnFBBoOxahU7BrstmgHkWJ_qe0UCSexM-iDZaoSG_teeRoMngNoHVI4bg55Rup71dApMG2e0E6_3afFAb7jmyurW8qLR-MuDZkNcGIUWXY5dE5ahU_gxRd6k_ktNsYLyaCCwo/s1600/fot_11.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv1NRUZLKnFBBoOxahU7BrstmgHkWJ_qe0UCSexM-iDZaoSG_teeRoMngNoHVI4bg55Rup71dApMG2e0E6_3afFAb7jmyurW8qLR-MuDZkNcGIUWXY5dE5ahU_gxRd6k_ktNsYLyaCCwo/s320/fot_11.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5573876204496217202" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3vtUBz2Q-zEcyVEwp4pFOpm_YPIrDXH4MfS9uL-FXqMfx5tUkcJcHS1XjmWD5WDgsWfqHUFHPMdH-A6kSU6oHi6p7VmKkZ0ZhWnbnGcFWy0akDcXCc7XHAJNz2lWUwwYxPocbTyZ7Zkw/s1600/fot_10.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3vtUBz2Q-zEcyVEwp4pFOpm_YPIrDXH4MfS9uL-FXqMfx5tUkcJcHS1XjmWD5WDgsWfqHUFHPMdH-A6kSU6oHi6p7VmKkZ0ZhWnbnGcFWy0akDcXCc7XHAJNz2lWUwwYxPocbTyZ7Zkw/s320/fot_10.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5573876070662833442" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJaRs5sdg6ZkLcpX-PaibG3kqm-pq9EQB-vWptoAkV0CpIShyTH97q0zqFlTDXufVdC89SLiZGkDTHeVTlhYoMmObtxMyD3qkUeMXU8EvTupfZ6xws1BbTtFZPmB2lvUgbQIWmWLDuyN8/s1600/fot_08.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJaRs5sdg6ZkLcpX-PaibG3kqm-pq9EQB-vWptoAkV0CpIShyTH97q0zqFlTDXufVdC89SLiZGkDTHeVTlhYoMmObtxMyD3qkUeMXU8EvTupfZ6xws1BbTtFZPmB2lvUgbQIWmWLDuyN8/s320/fot_08.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5573875760961997554" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSVz1aDILHTC-fS-XbtomVFVYNfzg0HFWvIfxlKLRr15JY7ZgUSR1vsdKnBYCjnsEa2IGCwSAmbuljdMyRx9MNnEINubUq0OM-dJTvuDG3zrcUoKudPKkm9cj7rbh7ULc8naOtqxeJKOA/s1600/fot_06.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSVz1aDILHTC-fS-XbtomVFVYNfzg0HFWvIfxlKLRr15JY7ZgUSR1vsdKnBYCjnsEa2IGCwSAmbuljdMyRx9MNnEINubUq0OM-dJTvuDG3zrcUoKudPKkm9cj7rbh7ULc8naOtqxeJKOA/s320/fot_06.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5573875587515512786" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRLTFLL2dAhq36zg5peQT-JhQob6s9bPl3xCdQFH2mQ4K6Y9LICetuDrCFY4Ll_nWDLUQxu-C8j7wHh-3IIf2mvSjnxmDwJV-JkZp9oq_qfpPG0AINT5jFhm0bVLDIDz6VztZovzkLKYw/s1600/foto_03.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRLTFLL2dAhq36zg5peQT-JhQob6s9bPl3xCdQFH2mQ4K6Y9LICetuDrCFY4Ll_nWDLUQxu-C8j7wHh-3IIf2mvSjnxmDwJV-JkZp9oq_qfpPG0AINT5jFhm0bVLDIDz6VztZovzkLKYw/s320/foto_03.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5573875045131718002" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEzsX4ztc8rRG4r6pSbpYKM0Xbv6YGsk0QYHOvxCa3wKT9wSmWKkZItMzJybdNX-OJ1p7vdBQzLI8mDwydOQOSPG5kSjeS9OsI6Hhm8yaZcJkok5ScLKFwb_llKo9csj6KmCEB4V-UI9w/s1600/fot_05.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEzsX4ztc8rRG4r6pSbpYKM0Xbv6YGsk0QYHOvxCa3wKT9wSmWKkZItMzJybdNX-OJ1p7vdBQzLI8mDwydOQOSPG5kSjeS9OsI6Hhm8yaZcJkok5ScLKFwb_llKo9csj6KmCEB4V-UI9w/s320/fot_05.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5573874793509631026" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivA2BucZARpAVvnIN8lsZ51c4-Xf_5nFI0X4Oc_DTqOwpFm7-WLDXNIxUJVudavZIymZWoVGJCnjxucy8CpMYOaZF7We1NqxUzATEx-byv9__YZRG40ULTXARX631M12FKRP6vGuL03Po/s1600/foto_04.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivA2BucZARpAVvnIN8lsZ51c4-Xf_5nFI0X4Oc_DTqOwpFm7-WLDXNIxUJVudavZIymZWoVGJCnjxucy8CpMYOaZF7We1NqxUzATEx-byv9__YZRG40ULTXARX631M12FKRP6vGuL03Po/s320/foto_04.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5573873092395231202" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0fJousK_4NoqcOj3tq7HFwCwLHOtdNVmHBSYndFGnwIYIV_rkfbEldP8X3PN8o-Jw6TaqBv73z99-Y1ADnPGDjv4rWnKRPdEfVZUdmMq1wAOpTpwfJ-LrKhdBqhrDj9Qhc9wElKRdzt4/s1600/Bza+kalee1574_800x600.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0fJousK_4NoqcOj3tq7HFwCwLHOtdNVmHBSYndFGnwIYIV_rkfbEldP8X3PN8o-Jw6TaqBv73z99-Y1ADnPGDjv4rWnKRPdEfVZUdmMq1wAOpTpwfJ-LrKhdBqhrDj9Qhc9wElKRdzt4/s320/Bza+kalee1574_800x600.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5573870920165794626" /></a>KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-5809659957001635892011-02-08T05:28:00.000-08:002011-02-08T05:29:19.377-08:00Bahan Pelajaran PAUDTEMA PEMBELAJARAN SEMESTER I<br />1. Mengenal diri<br />- Panca indra<br />- Identitas diri<br />- Kebtuhan hidup<br />- Makanan<br />2. Mengenal Allah<br />- Yang memiliki (yang menguasai)<br />- Yang memelihara<br />- Yang disembah (ibadah)<br />- Syahadat<br />3. Mengenal Keluarga<br />- Keluarga terdekat<br />- Anggota keluarga<br />- Anggota masyarakat<br />- Instansi masyarakat<br />4. Mengenal makhluk hidup<br />- Hewan/binatang<br />- Manusia<br />- Tumbuhan<br />- Air dan udara<br />5. Mengenal benda mati<br />- Disekitar sekolah<br />- Disekitar rumah<br />- Benda di langit<br />- Benda di laut<br /><br />TEMA PEMBELAJARAN SEMESTER II<br />1. Mengenal Profesi<br />- Guru<br />- Dokter<br />- Abri<br />- Polisi<br />2. Mengenal alat transportasi<br />- Transportasi darat<br />- Laut<br />- Udara<br />- Transportasi tradisional<br />3. Mengenal alat komunikasi<br />- Media cetak<br />- Media elektronik<br />- Tradisional<br />- Media suara<br />4. Mengenal waktu<br />- Jam<br />- Hari<br />- Minggu<br />- Bulan<br />- Tahun<br />5. Mengenal ibadah<br />- Rukun Islam<br />- Rukun iman<br />- Ihsan<br />- thaharah<br /><br /><br /><br /><br /><br />Senin 31 Januari 2011.<br />1. Berbaris ikrar ± 15 menit, bernyanyi atas bawah goyang-goyang dan seterusnya<br />2. Masuk kelas, berdoa membaca surat al Fatihah, perkenalan (identitas diri, identitas guru)<br />3. Menyebutkan anggota tubuh dan kegunaannya bernyanyi<br />Tang ada dua <br />Yang kanan dan kiri<br />Menulis dengan tangan<br />Menulis sendiri<br />Mataku ada dua<br />Yang kanan yang kanan yang kiri<br />Melihat dengan tangan<br />Melihat sendiri<br />Kupingku ada dua<br />Yang kanan yang kiri<br />Mendengar sendiri<br />Kakiku ada dua<br />Yang kanan yang kiri<br />Berjalan dengan kaki berjalan sendiri<br />4. Istirahat ± 15 menit<br />Cuci tangan, berdoa, makan, minum, main bebas<br />5. Masuk kelas (absen soiswa/siswi)<br />Mengenal warna (menyanyi Pelangi-pelangi)<br />Menempel balon dengan kertas warna, 5 warna.<br />6. Persiapan Pulang<br />Tanya jawab tentang pelajaran hari ini<br />Diskusi pelajaran besok<br />Doa<br />Penutup.<br /> <br /><br />Selasa 1 Februari 2011.<br />1. Berbaris ikrar ± 15 men it<br />Bernyanyi Atas bawah goyang-goyang 2 x<br />Goyang ke kanan goyang kekiri<br />Berputar goyang-goyang<br />Atas bawah tepuk tangan 2 x<br />Lari ke kanan lari kekiri<br />Berputar lari-lari<br />Atas bawah lompat-lompat 2 x<br />Lompat ke kanan lompat kekiri<br />Berputar lompat-lompat<br />2. Masuk kelas<br />berdoa membaca surat al-fatihah (absen siswa/siswi)<br />3. Berhitung 1 sampai 5<br />4. Menyebutkan benda-benda sebanyak-banyaknya yang ada di sekeliling.<br />5. Menyanyikan lagu balonku<br />6. Istirahat ± <br />cuci tangan berdoa, makan, bermain bebas dipimpin oleh gurunya<br />7. Masuk kelas<br />Sambil menyanyikan lagu balonku bu guru menggambar bahan dipapan tulis, anak disuruh menghitung balon 1 - 5<br />8. Mewarnai gambar balon dengan crayon warna warni (tugas anak)<br />9. Persiapan pulang<br />Tanya jawab soal pelajaran hari ini<br />Diskusi pelajaran besok<br />Doa<br />Penutup<br /><br /><br /><br /> <br /><br />Rabu 2 Februari 2011.<br />1. Berbaris ikrar ± 15 menit<br />Bernyanyi atas bawah goyang-goyang 2x dst…<br />Bertepuk tangan. Tepuk anak-anak prok-prok<br />Prok prok prok<br />Aku anak Soleh<br />Rajin solat rajin ngaji<br />Orang tua di sayang<br />Orang cinta Islam sampai mati<br />Laailaaha ilallaah muhammadarrasulullah<br />Rasulullah . yes yes yes<br />2. Masuk kelas<br />Berdoa membaca surat al Fatihah (absensi siswa/siswi)<br />Berhitung 1 – 5<br />Menghitung jari tangan, jari tangan<br />Anggota tubuh contoh mata, tangan, kaki, telinga rambut dll.<br />Menyampaikan lagu:<br />Yang kecil kelingking<br />Yang besar ibu jari<br />Yang panjang jari tengah<br />Yang cantik jari manis<br />Yang lurus waktu solat<br />Kuangkat dan kubaca at tahiyat<br />3. Istirahat ± 15 menit<br />cuci tangan, doa makan, bermain bebas.<br />4. Masuk kelas<br />Sambil menyanyi lagu yang di atas yang kecil kelingking<br />Anak dibagikan kertas HVS 1 anak 1 lembar<br />Lalu menjiplak tangannya sendiri-sendiri lalu diwarnai sesuka mereka, (sambil dibimbing guru)<br />5. Persiapan pulang<br />- Tanya jawab soal pelajaran hari ini<br />- Diskusi untuk pelajaran besok<br />- Doa<br />- Penutup.<br /> <br />Kamis, 3 Februari 2011.<br />1. Berbaris ikrar ± 15 menit (membaca dua kalimah syahadat<br />bernyanyi atas bawah goyang-goyang dst …..<br />Tepuk anak soleh … dst.<br />Menanyakan bagaimana kabarnya anak-anak?<br />2. Masuk kelas<br />Berdoa membaca doa surat al Fatihah (absen siswa/siswi<br />Membaca doa ayah dan ibu beserta artinya<br />Mengucapkan salam.<br />Berdiri di tempat (berdiri dengan stabil) lurus ke depan<br />3. Istirahat ± 15 menit<br />Cuci tangan, doa makan, bermain bebas<br />4. Masuk kelas<br />Mengucapkan salam (disambung oleh Ibu Guru)<br />Melipat kertas mengikuti garis<br />5. Persiapan pulang<br />Tanya jawab soal pelajaran hari ini<br />Diskusi untuk pelajaran besok<br />Doa<br />Penutup<br /> <br /><br />Jumat 4 Februari 2011.<br />1. Berbaris ikrar membaca dua kalimah syahadat<br />Bernyanyi atas bawah goyang-goyang 2 x<br />Tepuk anak soleh<br />Bertanya kabar anak-anak<br />2. Masuk kelas<br />Berdoa membaca surat al Fatihah<br />Membaca doa ayah dan ibu<br />Mengucapkan salam<br />Berjingkat (berjalan bertumpu pada ujung jari<br />Menirukan suara binatang<br />3. Istirahat ± 15 menit<br />Cuci tangan doa makan bermain bebas<br />Menyanyikan lagu tentang perbedaan rasa<br />Siapa tahu ini rasa apa ?<br />Manis-manis itu rasanya<br />Siapa tahu ini rasa apa ?<br />Asin asin itu rasa rasanya<br />Siapa tahu ini rasa apa?<br />Pedas pedas itu rasanya<br />Itu semua nama nama rasa<br />Kita harus tahu janganlah lupa<br />Membedakan rasa manis, asin, pedas dll.<br />4. Persiapan Pulang<br />Tanya jawab tentang pelajaran hari ini<br />Diskusi pelajaran besok<br />Doa<br />PenutupKKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-39386534207425120842011-01-28T18:23:00.000-08:002011-01-28T18:32:56.238-08:00Supervisi Kajur ke KKN kelompok BojonggedeTepat pada hari Jumat 28 Januari jam 16.00 WIB, KKN kelompok Bojonggede alhamdulillah mendapat kunjungan dari Kajur PAI STAI NIDA EL ADABI dalam rangka supervisi, berikut photo yang sempat di shoot.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxsRIhyphenhyphenC10Kbgg84CNsyED7hp4Q3cNt4y4aUPwlns3yBMm-JK1bAIXVG9051ZiPIw32NhirVYy7Cdd4RaHivjOD9dXzDix6Lj15hcSuJUqN1FdNwRNH6sEe3eT_Q-vjdVg5qO87e9T-5I/s1600/kajur+pai+stai-nida_02.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxsRIhyphenhyphenC10Kbgg84CNsyED7hp4Q3cNt4y4aUPwlns3yBMm-JK1bAIXVG9051ZiPIw32NhirVYy7Cdd4RaHivjOD9dXzDix6Lj15hcSuJUqN1FdNwRNH6sEe3eT_Q-vjdVg5qO87e9T-5I/s320/kajur+pai+stai-nida_02.JPG" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVfNwJBx3fb4RRUz7oU5g0WjjsOgrgSvfb5wsDoUk4rlX7BQO24lBHBN_DwakmQL9OIolcAwMms7BbjjkH_mZX2_t-xxCfH0DWpaY2LWn3DJKSeFv17v9w5pv4RM-VgSAIVc65dJv0SXA/s1600/kajur+pai+stai-nida_01.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVfNwJBx3fb4RRUz7oU5g0WjjsOgrgSvfb5wsDoUk4rlX7BQO24lBHBN_DwakmQL9OIolcAwMms7BbjjkH_mZX2_t-xxCfH0DWpaY2LWn3DJKSeFv17v9w5pv4RM-VgSAIVc65dJv0SXA/s320/kajur+pai+stai-nida_01.JPG" width="320" /></a> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGItZoOxniK_kwLI1HUfWNbhvlaHv0Gz0v7srfcl8ovc1auaRLxH1XKOWodtGFK2_Og7MU0erR3Q4yj1eSThRJyUegEg0FARa9bCwVBtQCd2GGm8CuVuD28qDQfcqqQ2BNAVXJDBlxy4c/s1600/kajur+pai+stai-nida_03.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGItZoOxniK_kwLI1HUfWNbhvlaHv0Gz0v7srfcl8ovc1auaRLxH1XKOWodtGFK2_Og7MU0erR3Q4yj1eSThRJyUegEg0FARa9bCwVBtQCd2GGm8CuVuD28qDQfcqqQ2BNAVXJDBlxy4c/s320/kajur+pai+stai-nida_03.JPG" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaUuPTkmK57z6Ye3hbs_FjqNZvim57uzGqvJhlNAa-nkskw5ZlSt47Q1wTz4EIu5sO-OHfgT9kek_vyqmP8DsXTnCfgsmnYAmoOUrAa2zgpxkto2pgLO4wr58on3vcfw25qeeq9BPLYZs/s1600/kajur+pai+stai-nida_04.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaUuPTkmK57z6Ye3hbs_FjqNZvim57uzGqvJhlNAa-nkskw5ZlSt47Q1wTz4EIu5sO-OHfgT9kek_vyqmP8DsXTnCfgsmnYAmoOUrAa2zgpxkto2pgLO4wr58on3vcfw25qeeq9BPLYZs/s320/kajur+pai+stai-nida_04.JPG" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">Arahan dari pak Kajur agar segera memulai penggarapan dimasing-masing RW-nya sejak hari Sabtu tanggal 29 Januari 2011.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">Atas nama KKN kelompok Bojonggede mohon doanya dari pak Kajur agar semua lancar dan sukses. SUKSES buat pak Kajur yang satu ini.</div>KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-59275839980745921502011-01-27T18:00:00.001-08:002011-01-27T18:17:35.350-08:00Rukshah<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 10.65pt; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 130.65pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 20.65pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><b><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">SEPUTAR HUKUM SHALAT JAMA’ DAN QASHAR</span></b><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 10.65pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: right;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjDXp3Xkj7KJJVl16k7x6XOG9skVdmkEpXlx3VKF9s9wZxNNRocO2y1Ee0SqcZJYpuCTy9ViKjCvlM6bhIHwdhgPV-3WR_A0c2dpYwovcMOAsaU4WJneVnfp6V5WOfEehDaZg9-sQ8FXE/s1600/IMG0557A.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjDXp3Xkj7KJJVl16k7x6XOG9skVdmkEpXlx3VKF9s9wZxNNRocO2y1Ee0SqcZJYpuCTy9ViKjCvlM6bhIHwdhgPV-3WR_A0c2dpYwovcMOAsaU4WJneVnfp6V5WOfEehDaZg9-sQ8FXE/s200/IMG0557A.jpg" width="150" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 10.65pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 22pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">MAKNA DAN HUKUM QASHAR</span></b><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Qashar adalah meringkas shalat empat raka’at (dhuhur, Ashar dan Isya) menjadi dua rakaat.<i> (lihat Tafsir Ath Thabari 4/244, Mu’jamul Washit hal 738). </i>Dasar mengqashar shalat adalah Al Qur’an, As Sunnah dan Ijma’. <i>(lihat Al Mughni, Ibnu Qudamah 3/104 dan Al Majmu’ Syarah Muhadzdzab 4/165).</i>Allah Ta’ala berfirman:</div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 10.65pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 56.65pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-line-height-rule: exactly; mso-pagination: none; text-align: left; text-autospace: none; unicode-bidi: embed;"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu mengqashar <i>shalatmu, jika kamu takut diserang orang-orang kafir.” (QS. an Nisaa’: 101).</i>Dari Ya’la bin Umayyah bahwasanya ia bertanya kepada Umar Ibnul Khaththab radhiallahu ‘anhu tentang ayat ini seraya berkata: “’Jika kamu takut diserang orang-orang kafir’, padahal manusia telah aman?”. Sahabat Umar radhiallahu ‘anhu menjawab: “Aku sempat heran seperti keherananmu itu lalu akupun bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam tentang hal itu dan beliau menjawab:’<i>(Qashar itu) adalah sedekah dari Allah kepadamu, maka terimalah sedekah Allah tersebut.</i>’” <i>(HR. Muslim dan Abu Dawud dll).</i>Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata: <i>“Allah menentukan shalat melalui lisan Nabimu Shalallahu ‘Alaihi Wassalam empat raka’at apabila hadhar (mukim) dan dua raka’at apabila safar.” (HR. Muslim, Ibnu Majah, Abu Dawud dll).</i>Dari Umar radhiallahu ‘anhu berkata<i>:”Shalat safar (musafir) adalah dua raka’at, shalat Jum’at adalah dua raka’at dan shalat ‘Ied adalah dua raka’at.”</i> <i>(HR.Ibnu Majah dan An Nasa’i dll dg sanad yg shahih).</i><br />
<a name='more'></a></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma berkata: <i>“Aku menemani Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dalam safar dan beliau tidak pernah menambah atas dua raka’at sampai wafat, kemudian aku menemani Abu Bakar radhiallahu ‘anhu dan beliau tidak pernah menambah atas dua raka’at sampai wafat, kemudian aku menemani Umar radhiallahu ‘anhu dan beliau tidak pernah menambah atas dua raka’at sampai wafat, kemudian aku menemani Utsman radhiallahu ‘anhu dan beliau tidak pernah menambah atas dua raka’at sampai wafat. Dan Allah Ta’ala telah berfirman:</i></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 10.65pt; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 56.65pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 10.65pt; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 56.65pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 16.65pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><i><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif;">“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu.”” </span></i><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif;"> </span><i><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(QS al Ahzaab:21) (HR. Bukhari dan Muslim)</span></i><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 20.65pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Berkata Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu : <i>“Kami pergi bersama Rasulullah </i></span><i><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif;">Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dari kota Madinah ke kota Makkah, maka beliaupun shalat </span></i><i><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">dua-dua (qashar) sampai kami kembali ke kota Madinah.” (HR. Bukhari dan Muslim).</span></i><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 20pt; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 56.65pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 20pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">JARAK SAFAR YANG DIPERBOLEHKAN MENGQASHAR</span></b><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Qashar hanya boleh dilakukan oleh Musafir-baik safar dekat atau safar jauh-, karena tidak ada dalil yang membatasi jarak tertentu dalam hal ini, jadi seseorang yang bepergian boleh melakukan qashar apabila bepergiannya bisa disebut safar menurut pengertian umumnya. sebagian ulama memberikan batasan dengan safar yang lebih dari 80 Km agar tidak terjadi kebingungan dan tidak rancu, namun pendapat ini tidak berdasarkan dalil shahih yang jelas. <i>(lihat Al Muhalla, Ibnu Hazm 21/5, Zaadul Ma’ad, </i><i><span style="font-size: 10pt;">Ibnul Qayyim 1/481, Fiqhua Sunnah, Sayyid Sabiq 1/307-308, As Shalah, Prof. Dr. </span>Abdullah Ath Thayyar 160-161, Al Wajiz, Abdul Adhim Al Khalafi 138).</i></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Apabila terjadi kerancuan dan kebingungan dalam menentukan jarak atau batasan diperbolehkannya mengqashar shalat maka tidak mengapa kita mengikuti pendapat yang menentukan jarak dan batasan tersebut-yaitu sekitar 80 atau 90 Km-, karena pendapat ini juga merupakan pendapat para Imam dan Ulama yang layak berijtihad. <i>(lihat Majmu’ Fatawa Syaikh Utsaimin 15/265).</i></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Seorang musafir diperbolehkan mengqashar shalatnya apabila telah meninggalkan kampong halamannya sampai dia pulang kembali ke rumahnya. <i>(Al Wajiz, Abdul ‘Adhim Al Khalafi 138).</i></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Berkata Ibnu Mundzir: “Aku tidak mengetahui (satu dalilpun) bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam mengqashar dalam safarnya melainkan setelah keluar (meninggalkan) kota Madinah.”</div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Berkata Anas radhiallahu ‘anhu: “Aku shalat bersama Rasulullah Shalallahu <i><span style="font-size: 10pt;">‘Alaihi Wassalam di kota Madinah empar raka’at dan di Dzul Hulaifah (luar kota </span>Madinah) dua raka’at.” (HR. Bukhari, Muslim dll).</i></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 20pt; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 56.65pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 20pt; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 56.65pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">SAMPAI KAPAN MUSAFIR BOLEH MENGQASHAR SHALAT</span></b><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Para ulama berbeda pendapat tentang batasan waktu sampai kapan seseorang dikatakan sebagai musafir dan diperbolehkan mengqashar (meringkas) shalat. Jumhur (sebagian besar) ulama yang termasuk didalamnya imam empat: Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali rahimahumullah berpendapat bahwa ada batasan waktu tertentu. Namun para ulama lain diantaranya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, Muhammad Rasyid Ridha, Syaikh Abdur Rahman As Sa’di, Syaikh Bin Biz, Syaikh Utsaimin dan para ulama lainnya rahimahumullah berpendapat bahwa seorang musafir diperbolehkan untuk mengqashar shalat selama ia mempunyai niatan untuk kembali ke kampong halamannya walaupun ia berada di perantauannya selama bertahun-tahun. Karena tidak ada satu dalilpun yang shahih dan secara tegas menerangkan tentang batasan waktu dalam masalah ini. Dan pendapat inilah yang rajah (kuat) berdasarkan dalil-dalil yang sangat banyak, diantaranya:Sahabat Jabir radhiallahu ‘anhu meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam tinggal di Tabuk selama dua puluh hari mengqashar shalat. <i>(HR. Imam Ahmad dll dg sanad shahih)</i><span style="font-size: 9pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Sahabat Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu “alaihi Wassalam tinggal di Makkah selama sembilan belas hari mengqashar shalat. <i>(HR. Bukhari).</i>Nafi’ rahimahullah meriwayatkan, bahwasanya Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma tinggal di azzerbaijan selama enam bulan mengqashar shalat. <i>(Riwayat Al Baihaqi dll dg sanad shahih).</i></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Dalil-dalil diatas jelaslah bahwa Rasulullah Shalallahu “alaihi Wassalam tidak memberikan batasan waktu tertentu untuk diperbolehkannya mengqashar shalat bagi musafir selama mereka mempunyai niatan untuk kembali ke kampung halamannya dan </div><div class="Parag" style="text-align: justify;">tidak berniat untuk menetap di daerah perantauan tersebut. <i>(lihat Majmu’ Fatawa Syaikh Utsaimin jilid 15, Irwa’ul Ghalil Syaikh Al Albani jilid 3, Fiqhus Sunnah 1/309-312).</i></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 19.3pt; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 56.65pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 19.3pt; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 56.65pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">SHALAT TATHAWWU’ / NAFILAH / SUNNAH BAGI MUSAFIR</span></b><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Jumhur ulama berpendapat bahwa tidak mengapa dan tidak makruh shalat nafilah/ tathawwu’ bagi musafir yang mengqashar shalatnya, baik nafilah yang merupakan sunnah rawatib (qobliyah dan ba’diyah) maupun yang lainnya. Dalil mereka adalah bahwasanya Rasulullah Shalallahu “alaihi Wassalam shalat delapan raka’at pada hari penaklukan kota Makkah atau Fathu Makkah dan beliau dalam keadaan safar. <i>(HR. Bukhari ,Muslim)</i></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Sebagian ulama berpendapat bahwa yang disyari’atkan adalah meninggalkan (tidak mengerjakan) shalat sunnah rawatib (qobliyah dan ba’diyah) saja ketika safar, dalil mereka adalah riwayat dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma bahwasanya beliau melihat orang-orang (musafir) yang shalat sunnah rawatib setelah selesai shalat fardu, maka beliaupun berkata: <i>“Kalau sekiranya aku shalat sunnah rawatib setelah shalat fardu tentulah aku akan menyempurnakan shalatku (maksudnya tidak mengqashar). Wahai saudaraku, sungguh aku menemani Rasulullah Shalallahu “alaihi Wassalam dalam safar dan beliau tidak pernah menambah atas dua raka’at sampai wafat, kemudian aku menemani Abu Bakar radhiallahu ‘anhu dan beliau tidak pernah menambah atas dua raka’at sampai wafat, kemudian aku menemani Umar radhiallahu ‘anhu dan beliau tidak pernah menambah atas dua raka’at sampai wafat, kemudian aku menemani Utsman radhiallahu ‘anhu dan beliau tidak pernah menambah atas dua raka’at sampai wafat. </i></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Dan Allah Ta’ala telah berfirman: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah Shalallahu “alaihi Wassalam itu suri tauladan yang baik bagimu.”” (QS. Al Ahzab :21). (HR.Bukhari. Lihat zaadul Ma’ad, Ibnul Qayyim 1/315-316,473-475, Fiqhus Sunnah 1/312-313, Taudhihul Ahkam, Al Bassam 2/223-229. Majmu’ Fatawa Syaikh Utsaimin 15/254)</div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Adapun shalat-shalat sunnah /nafilah/tathawwu’ lainnya seperti shalat malam, witir, sunnah fajar. dhuha, shalat yang ada sebab-sunnah wudhu dan tahiyyatul masjid- dan tathawwu’utlat adalah tidak mengapa dilakukan dan bahkan tetap disyari’atkan berdasarkan hadist-hadist shahih dalam hal ini.</div><div class="Parag" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="Parag" style="text-align: justify;"><b>JAMA’<o:p></o:p></b></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Menjama’ shalat adalah menggabungkan antara dua shalat (Dhuhur dg Ashar atau Maghrib dg Isya’) dan dikerjakan dalam waktu salah satunya. Boleh seseorang melakukan jama’ taqdim dan jama’ ta’khir. <i>(lihat Fiqus Sunnah 1/313-317).</i> <span style="font-size: 9pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Jama’ Taqdim adalah mengabungkan dua shalat dan dikerjakan dalam waktu shalat pertama, yaitu; Dhuhur dengan Ashar dikerjakan dalam waktu Dhuhur, Maghrib dan Isya dikerjakan dalam waktu Maghrib. Jama’ Taqdim harus dilakukan secara berurutan sebagaimana urutan shalat dan tidak boleh terbalik.</div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Adapun Jama’ Ta’khir adalah menggabungkan dua shalat dan dikerjakan dalam waktu shalat kedua, yaitu Dhuhur dan Ashar dikerjakan dalam waktu Ashar, Maghrib dab Isya’ dikerjakan dalam waktu Isya’.Jama’ Ta’khir boleh dilakukan secara berurutan dan boleh pula tidak berurutan akan tetapi yang afdhal adalah dilakukan secara berurutan sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. <i>(lihat Fatawa Muhimmah, Syaikh Bin Baz 93-94, Kitab As Shalah, Prof. Dr.Abdullah Ath Thayyar 177).</i></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Menjama’ shalat boleh dilakukan oleh siapa saja yang memerlukannya-baik musafir atau bukan- dan tidak boleh dilakukan terus menerus tanpa udzur, jadi dilakukan ketika diperlukan saja. <i><span style="font-size: 10pt;">(lihat Taudhihul Ahkam, Al Bassam 2/308-310 dan Fiqhus Sunnah </span>1/316-317).</i></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Termasuk udzur yang membolehkan seseorang untuk menjama’ shalatnya adalah musafir ketika masih dalam perjalanan dan belum sampai di tempat tujuan <i>(HR. Bukhari, Muslim), </i>turunnya hujan <i>(HR. Muslim, Ibnu Majah dll),</i> dan orang sakit. <i>(Taudhihul Ahkam, Al Bassam 2/310, Al Wajiz, Abdul Adhim bin Badawi Al Khalafi 139-141, Fiqhus Sunnah 1/313-317).</i></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Berkata Imam Nawawi rahimahullah :”Sebagian Imam (ulama) berpendapat bahwa seorang yang mukim boleh menjama’ shalatnya apabila diperlukan asalkan tidak dijadikan sebagai kebiasaan.” <i>(lihat Syarah Muslim, imam Nawawi 5/219 dan Al Wajiz fi Fiqhis Sunnah wal Kitabil Aziz 141).</i></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata, bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam menjama’ara Dhuhur dengan Ashar dan antara Maghrib dengan Isya’ di Madinah tanpa sebab takut dan safar (dalam riwayat lain; tanpa sebab takut dan hujan). Ketika ditanya hal itu kepada Ibnu Abbas beliau menjawab:”Bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam tidak ingin memberatkan umatnya.” <i>(HR.Muslim dll. Lihat Sahihul Jami’ 1070).</i></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 20pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 20pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><b><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">MENJAMA’ JUM’AT DENGAN ASHAR</span></b><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Tidak diperbolehkan menjama’ antara shalat Jum’at dengan shalat Ashar dengan alas an apapun-baik musafir, orang sakit, turun hujan atau ada keperluan dll-, walaupun dia adalah orang yang di perbolehkan menjama’ antara Dhuhur dengan Ashar.</div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Hal ini disebabkan tidak adanya dalil tentang menjama’ antara Jum’at dan Ashar, dan yang ada adalah menjama’ antara Dhuhur dan Ashar dan antara Maghrib dan Isya’. Jum’at tidak bisa diqiyaskan dengan Dhuhur karena sangat banyak perbedaan antara keduanya. Ibadah harus dengan dasar dan dalil, apabila ada yang mengatakan boleh maka silahkan dia menyebutkan dasar dan dalilnya dan dia tidak akan mendapatkannya karena tidak ada satu dalilpun dalam hal ini.</div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: <i>“Barangsiapa membuat perkara baru dalam urusan kami ini (dalam agama) yang bukan dari padanya (tidak berdasar) maka tertolak.”(HR. Bukhari dan Muslim).</i> Dalam riwayat lain: <i>“Barangsiapa mengamalkan suatu amalan yang tidak ada perintah kami (tidak ada ajarannya) maka amalannya tertolak.” (HR.Muslim).</i></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Jadi kembali pada hukum asal, yaitu wajib mendirikan shalat pada waktunya masing-masing kecuali apabila ada dalil yang membolehkan untuk menjama’ dengan shalat lain. <i>(Lihat Majmu’ Fatawa Syaihk Utsaimin 15/369-378)</i></div><div class="Parag" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 19.3pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><b><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">JAMA’ DAN SEKALIGUS QASHAR</span></b><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Tidak ada kelaziman antara jama’ dan qashar. Musafir disunahkan untuk mengqashar shalat dan tidak harus menjama’, yang afdhal bagi musafir yang telah menyelesaikan perjalanannya dan telah sampai di tujuannya adalah mengqashar saja tanpa menjama’ sebagaimana dilakukan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam ketika berada di Mina pada waktu haji wada’, yaitu beliau hanya mengqashar saja tanpa menjama’ <i>(lihat Sifat haji Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, karya Al Albani</i>), dan beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam pernah melakukan jama’ sekaligus qashar pada wkatu perang Tabuk. <i>(HR. Muslim, lihat Taudhihul Ahkam, AL Bassam 2/308-309 ). </i></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam selalu melakukan jama’ sekaligus qashar apabila dalam perjalanan dan belum sampai tujuan. <i>(As Shalah 181.Pendapat ini merupakan fatwa para ulama termasuk Syaikh Abdul Aziz bin Baz). </i>Jadi Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam sedikit sekali menjama’ shalatnya karena beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam melakukannya ketika diperlukan saja. <i>(lihat Taudhihul Ahkam, Al Bassam 2/308).</i></div><div class="Parag" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 20pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><b><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">MUSAFIR SHALAT DIBELAKANG MUKIM</span></b><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Shalat berjama’ah adalah wajib bagi orang mukim ataupun musafir, apabila seorang musafir shalat dibelakang imam yang mukim maka dia mengikuti shalat imam tersebut yaitu empat raka’at, namun apabila ia shalat bersama-sama musafir maka shalatnya di qashar (dua raka’at). Hal ini didasarkan atas riwayat yang shahih dati Ibnu Abbas radhiallahu anhuma. Berkata Musa bin Salamah: Suatu ketika kami di Makkah (musafir) bersama Ibnu Abbas, lalu aku bertanya:”Kami melakukan shalat empat raka’at apabila bersama kamu (penduduk Makkah), dan apabila kami kembali ke tempat kami (bersama-sama musafir) maka kami shalat dua raka’at?” Ibnu ABbas radhiallahu anhuma menjawab: “Itu adalah sunnahnya Abul Qasim (Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam).” <i>(Riwayat Imam Ahmad dg sanad shahih. Lihat Irwa’ul Ghalil no 571 dan Tamamul Minnah, Syaikh AL ALbani 317).</i></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 20pt; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 56.65pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 20pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><b><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">MUSAFIR MENJADI IMAM MUKIM</span></b><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Apabila musafir dijadikan sebagai imam orang-orang mukim dan dia mengqashar shalatnya maka hendaklah orang-orang yang mukim meneruskan shalat mereka sampai selesai (empat raka’at), namun agar tidak terjadi kebingungan hendaklah imam yang musafir memberi tahu makmumnya bahwa dia shalat qashar dan hendaklah mereka (makmum yang mukim) meneruskan shalat mereka sendiri-sendiri dan tidak mengikuti salam setelah dia (imam) salam dari dua raka’at. Hal ini pernah dilakukan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam ketika berada di Makkah (musafir) dan menjadi imam penduduk Makkah, beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam berkata: <i>“Sempurnakanlah shalatmu (empat raka’at) wahai penduduk Makkah! Karena kami adalah musafir.”</i> <i>(HR.Abu Dawud)</i>. </div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam shalat dua-dua (qashar) dan mereka meneruskan sampai empat raka’at setelah beliau salam. <i>(lihat Al Majmu Syarah Muhadzdzab 4/178 dan Majmu’ Fatawa Syaikh Utsaimin 15/269).</i></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Apabila imam yang musafir tersebut khawatir membingungkan makmumnya dan dia shalat empat raka’at (tidak mengqashar) maka tidaklah mengapa karena hukum qashar adalah sunnah mu’akkadah dan bukan wajib. <i>(lihat Taudhihul Ahkam, Syaikh Abdullah bin Abdir Rahman Al Bassam 2/294-295).<o:p></o:p></i></div><div class="Parag" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 20pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><b><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">SHALAT JUM’AT BAGI MUSAFIR</span></b><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Kebanyakan ulama berpendapat bahwa tidak ada shalat jum’at bagi musafir, namun apabila musafir tersebut tinggal di suatu daerah yang diadakan shalat Jum’at maka wajib atasnya untuk mengikuti shalat Jum’at bersama mereka. Ini adalah pendapat imam Malik, imam Syafi’i, Ats Tsauriy, Ishaq, Abu Tsaur, dll. <i>(lihat AL Mughni, Ibnu Qudamah </i><i><span style="font-size: 10pt;">3/216, Al Majmu’ Syar Muhadzdzab, Imam Nawawi 4/247-248, lihat pula Majmu’ </span>Fatawa Syaikh Utsaimin 15/370).</i></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Dalilnya adalah bahwasanya Nabi Muhammad SAW apabila safar (bepergian) tidak shalat jum’at dalam safarnya, juga ketika haji wada’, beliau SAW tidak melaksanakan shalat Jum’at dan menggantinya dengan shalat Dhuhur yang di jama’ dengan Ashar. <i>(lihat Hajjatun Nabi SAW Kama Rawaaha Anhu Jabir, karya Syaikh Muhammad Nasiruddin Al Albani hal 73).</i> Demikian pula para Khulafa’ Ar Rasyidun (empat khalifah) radhiallahu anhum dan para sahabat lainnya radhiallahu anhum serta orang-orang yang setelah mereka apabila safar tidak shalat Jum’at dan menggantinya dengan Dhuhur. <i>(lihat Al Mughni, Ibnu Qudamah 3/216).</i></div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Dari Al Hasan Al Basri, dari Abdur Rahman bin Samurah berkata: “Aku tinggal bersama dia (Al Hasan Al Basri) di Kabul selama dua tahun mengqashar shalat dan tidak shalat Jum’at.”</div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Sahabat Anas radhiallahu anhu tinggal di Naisabur selama satu atau dua tahun, beliau tidak melaksanakan shalat Jum’at.</div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Ibnul Mundzir rahimahullahu menyebutkan bahwa ini adalah Ijma’ (kesepakatan para ulama) yang berdasar hadist shaihi dalam hal ini sehingg tidak diperbolehkan menyelisihinya. <i>(lihat Al Mughni, Ibnu Qudamah 3/216).</i></div><div class="MsoNormal" style="direction: ltr; line-height: 10.65pt; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 56.65pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="Parag" style="text-align: justify;">Di ambil dari materi Kajian Majelis Taklim dan Dakwah “Husnul Khotimah” Masjid An Nut Jagalan Malang, pengasuh Al Ustadz Abdullah Shaleh Al Hadromi.</div>KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-26683609449693696792011-01-27T17:57:00.000-08:002011-01-27T17:58:51.545-08:00Najis......<div style="text-align: justify;">NAJIS:</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: right;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkKd3G-QjG49-c6HDxtfG66E0KWcTBmpka3teeoCw9ZBVIDMRNIVaOKPUyGO0mNHpW3d-meyZk5vaSx_djPEzSnrD18ettcJEzWdclUZ14zI6hCfIio0tc_oEqMXm2k_0qJLZfTBpf-rA/s1600/mudawah_460x600.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkKd3G-QjG49-c6HDxtfG66E0KWcTBmpka3teeoCw9ZBVIDMRNIVaOKPUyGO0mNHpW3d-meyZk5vaSx_djPEzSnrD18ettcJEzWdclUZ14zI6hCfIio0tc_oEqMXm2k_0qJLZfTBpf-rA/s200/mudawah_460x600.jpg" width="153" /></a></div><div style="text-align: justify;">Najis dari segi perspektif Islam boleh didefinasikan kepada tiap-tiap benda yang kotor iaitu tidak sah solat sekiranya hadir pada badan, pakaian dan tempat ia mengerjakan solat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kejadian Najis terbahagi tiga</div><div style="text-align: justify;">a. Keluar dari Qubul atau Dubur dalam keadaan cair atau lembut.</div><div style="text-align: justify;">§<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Contoh najis yang keluar daripada qubul atau dubur :</div><div style="text-align: justify;">1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Tahi</div><div style="text-align: justify;">2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Air kencing</div><div style="text-align: justify;">3.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Air mani anjing/babi atau keturunannya.</div><div style="text-align: justify;">b. Keluar daripada saluran lain.</div><div style="text-align: justify;">§<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Contoh najis yang keluar daripada saluran lain :</div><div style="text-align: justify;">1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Muntah</div><div style="text-align: justify;">2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Air liur basi</div><div style="text-align: justify;">c. Benda-benda lain yang telah ditetapkan.</div><div style="text-align: justify;">§<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Contoh najis yang telah ditetapkan hukumnya :</div><div style="text-align: justify;">1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Darah</div><div style="text-align: justify;">2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Nanah</div><div style="text-align: justify;">3.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Danur</div><div style="text-align: justify;">4.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Susu binatang yang tidak boleh dimakan</div><div style="text-align: justify;">5.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Arak</div><div style="text-align: justify;">6.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Tiap-tiap benda yang cair dan memabukkan (bukan jenis beku dan keras)</div><div style="text-align: justify;">7.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Anjing dan semua keturunannya</div><div style="text-align: justify;">8.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Babi dan semua keturunannya</div><div style="text-align: justify;">9.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Semua jenis bangkai</div><div style="text-align: justify;"></div><a name='more'></a><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Bangkai-Bangkai yang tidak najis</div><div style="text-align: justify;">1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Bangkai Manusia</div><div style="text-align: justify;">2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Bangkai Ikan</div><div style="text-align: justify;">3.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Bangkai Belalang</div><div style="text-align: justify;">Bahagian-bahagian najis</div><div style="text-align: justify;">Terbahagi kepada tiga jenis iaitu najis mughallazah (najis berat) najis mukhaffafah (najis ringan), dan najis mutawassitah (najis sederhana).</div><div style="text-align: justify;">Najis Mughallazah (Berat)</div><div style="text-align: justify;">Najis mughallazah ialah najis berat. Najis ini terdiri daripada anjing dan babi serta benda-benda yang terjadi daripadanya. Cara menyucikan najis mughallazah:</div><div style="text-align: justify;">1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Bersihkan bahagian yang terkena najis.</div><div style="text-align: justify;">2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Basuh sebanyak tujuh kali. Sekali daripadanya mesti menggunakan tanah bersih yang dicampur dengan air.</div><div style="text-align: justify;">3.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Gunakan air mutlak untuk membuat basuhan seterusnya (sebanyak enam kali) sehingga hilang bau, warna dan rasa.</div><div style="text-align: justify;">Merujuk kepada Keputusan Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan 2004-2007 Hukum Melakukan Samak terhadap Najis Mughallazah Menggunakan Sabun Tanah Liat adalah dibolehkan (Muzakarah ke 76 pada 21-23 November 2006) ianya seperti yang tercatat dalam teks keputusan berikut:</div><div style="text-align: justify;">"Sabun yang mengandungi unsur tanah liat boleh digunakan untuk melakukan samak najis mughallazah dengan syarat tanah tersebut suci dan peratusan kandungan tanah dalam sabun melebihi daripada bahan-bahan yang lain serta kaedah samak tersebut dilakukan mengikut syarak."</div><div style="text-align: justify;">Najis Mukhaffafah (Ringan)</div><div style="text-align: justify;">Najis mukhaffafah ialah najis ringan. Najis mukhaffafah ialah air kencing kanak-kanak lelaki berusia di bawah dua tahun yang tidak makan atau minum sesuatu yang lain selain susu ibu. Cara menyucikan najis mukhaffafah:</div><div style="text-align: justify;">1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Basuh bahagian yang terkena najis dan lap.</div><div style="text-align: justify;">2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Percikkan air di tempat yang terkena najis.</div><div style="text-align: justify;">3.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Lap dengan kain bersih sehingga kering.</div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: right;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgc5VI6DeukCEnpoOGzOEQhqwB0YObJ46idGmnQD0Wwq3NtRrKJ644-r0DvO40Ii8w3oRyLTNoq1bLMcBBhYSnXzuevhvPEVBguXCBA9ACkWbU7H8dwwS61PpInp2MN5XOq_-53_BjWrYE/s1600/tati_438x600.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgc5VI6DeukCEnpoOGzOEQhqwB0YObJ46idGmnQD0Wwq3NtRrKJ644-r0DvO40Ii8w3oRyLTNoq1bLMcBBhYSnXzuevhvPEVBguXCBA9ACkWbU7H8dwwS61PpInp2MN5XOq_-53_BjWrYE/s200/tati_438x600.jpg" width="145" /></a></div><br />
</div><div style="text-align: justify;">Najis Mutawassitah (Pertengahan)</div><div style="text-align: justify;">Najis mutawassitah ialah najis sederhana, iaitu segala sesuatu yang keluar dari dubur/qubul manusia atau binatang, cecair yang memabukkan, bangkai (kecuali bangkai manusia, ikandan belalang), serta susu, tulang dan bulu dari haiwan yang haram dimakan. Najis mutawassitah terbahagi dua iaitu: "Najis Ainiyah" yaitu najis yang berwujud (tampak dan dapat dilihat), misalnya kotoran manusia atau binatang; dan "Najis Hukmiyah" iaitu najis yang tidak berwujud (tidak tampak dan tidak terlihat), seperti air kencing yang kering. Cara menyucikan najis mutawassitah:</div><div style="text-align: justify;">1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Basuh dengan menggunakan air bersih hingga hilang warna, bau dan rasa najis tersebut.</div><div style="text-align: justify;">2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Basuh sehingga tiga kali dengan air mutlak.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Najis-najis lain</div><div style="text-align: justify;">Selain tiga jenis najis di atas, masih terdapat satu najis lagi iaitu "Najis Ma'fu" (najis yang dima'afkan), contohnya nanah atau darah yang cuma sedikit, debu atau air kotor yang memercik sedikit dan sulit dihindarkan.</div><div style="text-align: justify;">Mengenai basuhan</div><div style="text-align: justify;">Cara Membasuh Yang Betul</div><div style="text-align: justify;">§<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Membasuh semua benda-benda yang najis ialah dengan cara dijirus atau dilalukan air padanya.</div><div style="text-align: justify;">Cara Membasuh Yang Salah</div><div style="text-align: justify;">§<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Sediakan satu bekas air mutlak yang sedikit.</div><div style="text-align: justify;">§<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Celupkan benda yang najis itu berkali-kali di dalamnya seperti membasuh ikan atau daging dan sebagainya.</div><div style="text-align: justify;">----------------------------------------------------------</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pengertian Thaharah, Hadats, Najis dan Kotoran</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pengertian Thaharah</div><div style="text-align: justify;">Secara bahasa, thaharah artinya membersihkan kotoran, baik kotoran yang berwujud maupun kotoran yang tidak berwujud.</div><div style="text-align: justify;">Adapun secara istilah, thaharah artinya menghilangkan hadats, najis, dan kotoran dengan air atau tanah yang bersih. Dengan demikian, thaharah adalah menghilangkan kotoran yang masih melekat di badan yang membuat tidak sahnya shalat dan ibadah lain. [Lihat Ibnu Qudamah, Al_Mughni (I/12) dan kitab Taudhih Al_Ahkam karya Abdullah Al_Bassam (I/87)]</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pengertian Hadats</div><div style="text-align: justify;">Hadats secara etimologi (bahasa), artinya tidak suci atau keadaan badan tidak suci – jadi tidak boleh shalat. Adapun menurut terminologi (istilah) Islam, hadats adalah keadaan badan yang tidak suci atau kotor dan dapat dihilangkan dengan cara berwudhu, mandi wajib, dan tayamum. Dengan demikian, dalam kondisi seperti ini dilarang (tidak sah) untuk mengerjakan ibadah yang menuntut keadaan badan bersih dari hadats dan najis, seperti shalat, thawaf, ’itikaf.</div><div style="text-align: justify;">Pengertian Kotoran dan Najis</div><div style="text-align: justify;">Kotoran berasal dari kata kotor, artinya tidak bersih, seperti pakaian yang kena keringat. Adapun najis adalah sesuatu yang keluar dari dalam tubuh manusia atau hewan seperti air kencing, kotoran manusia atau kotoran hewan. Dengan demikian, kesimpulan sementara adalah kotor belum tentu najis, sedangkan barang yang terkena najis pasti kotor. [Lihat Nor Hadi, Ayo Memahami Fiqih untuk MTs/SMP Islam Kelas VII, (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2008), hal. 5]</div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian, jelaslah bahwa pakaian yang kotor karena terkena keringat dapat dipakai untuk shalat dan sah shalatnya. Akan tetapi, baju yang bersih walaupun belum dipakai namun telah terkena najis, lalu dipakai shalat, maka shalatnya tidak sah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Perbedaan Hadats dan Najis</div><div style="text-align: justify;">Tanya:</div><div style="text-align: justify;">jelaskan perbedaan hadast dan najis</div><div style="text-align: justify;">Jawab:</div><div style="text-align: justify;">Hadats adalah sebuah hukum yang ditujukan pada tubuh seseorang dimana karena hukum tersebut dia tidak boleh mengerjakan shalat. Dia terbagi menjadi dua: Hadats akbar yaitu hadats yang hanya bisa diangkat dengan mandi junub, dan hadats ashghar yaitu yang cukup diangkat dengan berwudhu atau yang biasa dikenal dengan nama ‘pembatal wudhu’.</div><div style="text-align: justify;">Adapun najis maka dia adalah semua perkara yang kotor dari kacamata syariat, karenanya tidak semua hal yang kotor di mata manusia langsung dikatakan najis, karena najis hanyalah yang dianggap kotor oleh syariat. Misalnya tanah atau lumpur itu kotor di mata manusia, akan tetapi dia bukan najis karena tidak dianggap kotor oleh syariat, bahkan tanah merupakan salah satu alat bersuci.</div><div style="text-align: justify;">Najis terbagi menjadi tiga:</div><div style="text-align: justify;">1. Najis maknawiah, misalnya kekafiran. Karenanya Allah berfirman, “Orang-orang musyrik itu adalah najis,” yakni bukan tubuhnya yang najis akan tetapi kekafirannya.</div><div style="text-align: justify;">2. Najis ainiah, yaitu semua benda yang asalnya adalah najis. Misalnya: Kotoran dan kencing manusia dan seterusnya.</div><div style="text-align: justify;">3. Najis hukmiah, yaitu benda yang asalnya suci tapi menjadi najis karena dia terkena najis. Misalnya: Sandal yang terkena kotoran manusia, baju yang terkena haid atau kencing bayi, dan seterusnya.</div><div style="text-align: justify;">Dari perbedaan di atas kita bisa melihat bahwa hadats adalah sebuah hukum atau keadaan, sementara najis adalah benda atau zat. Misalnya: Buang air besar adalah hadats dan kotoran yang keluar adalah najis, buang air kecil adalah hadats dan kencingnya adalah najis, keluar darah haid adalah hadats dan darah haidnya adalah najis.</div><div style="text-align: justify;">Kemudian yang penting untuk diketahui adalah bahwa tidak ada korelasi antara hadats dan najis, dalam artian tidak semua hadats adalah najis demikian pula sebaliknya tidak semua najis adalah hadats.</div><div style="text-align: justify;">Contoh hadats yang bukan najis adalah mani dan kentut. Keluarnya mani adalah hadats yang mengharuskan seseorang mandi akan tetapi dia sendiri bukan najis karena Nabi -alaihishshalatu wassalam- pernah shalat dengan memakai pakaian yang terkena mani, sebagaimana disebutkan dalam hadits Aisyah. Demikian pula buang angin adalan hadats yang mengharuskan wudhu akan tetapi anginnya bukanlah najis, karena seandainya dia najis maka tentunya seseorang harus mengganti pakaiannya setiap kali dia buang angin.</div><div style="text-align: justify;">Contoh yang najis tapi bukan hadats adalah bangkai. Dia najis tapi tidak membatalkan wudhu ketika menyentuhnya dan tidak pula membatalkan wudhu ketika memakannya, walaupun tentunya memakannya adalah haram.</div><div style="text-align: justify;">Jadi, yang membatalkan thaharah hanyalah hadats dan bukan najis.</div><div style="text-align: justify;">Karenanya jika seseorang sudah berwudhu lalu dia buang air maka wudhunya batal, akan tetapi jika setelah dia berwudhu lalu menginjak kencing maka tidak membatalkan wudhunya, dia hanya harus mencucinya lalu pergi shalat tanpa perlu mengulangi wudhu, dan demikian seterusnya.</div><div style="text-align: justify;">Kemudian di antara perbedaan antara hadats dan najis adalah bahwa hadats membatalkan shalat sementara najis tidak membatalkannya. Hal itu karena bersih dari hadats adalah syarat syah shalat sementara bersih dari najis adalah syarat wajib shalat. Dengan dalil hadits Abu Said Al-Khudri dimana tatkala Nabi -alaihishshalatu wassalam- sedang mengimami shalat, Jibril memberitahu beliau bahwa di bawah sandal beliau adalah najis. Maka beliau segera melepaskan kedua sandalnya -sementara beliau sedang shalat- lalu meneruskan shalatnya. Seandainya najis membatalkan shalat tentunya beliau harus mengulangi dari awal shalat karena rakaat sebelumnya batal. Tapi tatkala beliau melanjutkan shalatnya, itu menunjukkan rakaat sebelumnya tidak batal karena najis yang ada di sandal beliau. Jadi orang yang shalat dengan membawa najis maka shalatnya tidak batal, akan tetapi dia berdoa kalau dia sengaja dan tidak berdosa kalau tidak tahu atau tidak sengaja.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kesimpulan:</div><div style="text-align: justify;">Dari uraian di atas kita bisa memetik beberapa perbedaan antara hadats dan najis di kalangan fuqaha` yaitu:</div><div style="text-align: justify;">1. Hadats adalah hukum atau keadaan, sementara najis adalah zat atau benda.</div><div style="text-align: justify;">2. Hadats membatalkan wudhu sementara najis tidak.</div><div style="text-align: justify;">3. Hadats membatalkan shalat sementara najis tidak.</div><div style="text-align: justify;">4. Hadats diangkat dengan bersuci (wudhu, mandi, tayammum), sementara najis dihilangkan cukup dengan dicuci sampai hilang zatnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div>KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-37814740916530089362011-01-27T17:48:00.000-08:002011-01-28T18:36:32.596-08:00Tafsir al Quran<div class="separator" style="clear: both; text-align: right;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU9XnOBv8BFLHmd4rGUdSjr2nCf2H_VXu0YccFs-09IK2BKBFyFDAIsYJY3ksiu3OSU-vW5YLKZdxErx3bmgEjOLrq7frLNO6ypIqDisMNSBhbJ2P8ctD7gevT6HqphcwR3VOkHyDTTcs/s1600/mamat_482x600.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU9XnOBv8BFLHmd4rGUdSjr2nCf2H_VXu0YccFs-09IK2BKBFyFDAIsYJY3ksiu3OSU-vW5YLKZdxErx3bmgEjOLrq7frLNO6ypIqDisMNSBhbJ2P8ctD7gevT6HqphcwR3VOkHyDTTcs/s200/mamat_482x600.jpg" width="160" /></a></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><b><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">dakwatuna.com -</span></b><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"> Dinamakan surat Iqra’ atau surat Al-Qalam, Makkiyah dan terdiri dari 19 ayat. Di surat ini Nabi diperintahkan untuk membaca disertai adanya penjelasan tentang kekuasaan Allah terhadap manusia dan penjelasan sifat-sifatnya. Juga disebutkan keterangan tentang pembangkangan sebagian menusia dan balasan yang sesuai dengan perbuatan.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">6. Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">7. Karena dia melihat dirinya serba cukup.</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">8. Sesungguhnya Hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">9. Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">10. Seorang hamba ketika mengerjakan shalat,</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">11. Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran,</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">12. Atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? </span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">13. Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">14. Tidaklah dia mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">15. Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya kami tarik ubun-ubunnya,</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">16. (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">17. Maka Biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">18. Kelak kami akan memanggil malaikat Zabaniyah,</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">19. Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).</span></i></span></div><a name='more'></a><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span><br />
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><b><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">Makna Mufradat</span></b><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;"><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; text-align: justify; width: 571px;"><tbody>
<tr> <td style="padding: 3.75pt 3.75pt 3.75pt 3.75pt; width: 311.25pt;" valign="top" width="415"><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><b><span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">Arti</span></b><span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 3.75pt 3.75pt 3.75pt 3.75pt; width: 117.0pt;" valign="top" width="156"><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><b><span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">Mufradat</span></b><span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 3.75pt 3.75pt 3.75pt 3.75pt; width: 311.25pt;" valign="top" width="415"><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-left: 15.0pt; mso-line-height-alt: 14.25pt; mso-list: l1 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: left; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">Jamak dari </span><i><span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">‘Alaqah</span></i><span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"> artinya segumpal darah.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-left: 15.0pt; mso-line-height-alt: 14.25pt; mso-list: l1 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: left; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">Lebih mulia dan yang mulia.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-left: 15.0pt; mso-line-height-alt: 14.25pt; mso-list: l1 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: left; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">As-Saf’u artinya menarik dengan kasar, sedangkan An-Nashiyah artinya rambut di ubun-ubun. Maksudnya sebagai bentuk penghinaan.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-left: 15.0pt; mso-line-height-alt: 14.25pt; mso-list: l1 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: left; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">4.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">Yang memanggil.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-left: 15.0pt; mso-line-height-alt: 14.25pt; mso-list: l1 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: left; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">5.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">Malaikat yang ditugaskan untuk mengurusi orang-orang kafir di neraka. Di dalamnya mereka dimasukkan secara paksa.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-left: 15.0pt; mso-line-height-alt: 14.25pt; mso-list: l1 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: left; text-indent: -18.0pt; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">6.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">Mendekatlah kepada Tuhanmu melalui ibadah.<o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 3.75pt 3.75pt 3.75pt 3.75pt; width: 117.0pt;" valign="top" width="156"><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 30pt; margin-right: 15pt; text-align: center; text-indent: -18pt;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span style="color: #333333; font-family: 'Traditional Arabic', serif; text-shadow: none;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="color: #333333; font-family: 'Traditional Arabic', serif; text-shadow: none;">علق</span><span dir="LTR" style="color: #333333; font-family: 'Traditional Arabic', serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 30pt; margin-right: 15pt; text-align: center; text-indent: -18pt;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span style="color: #333333; font-family: 'Traditional Arabic', serif; text-shadow: none;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="color: #333333; font-family: 'Traditional Arabic', serif; text-shadow: none;">الأكرم<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 30pt; margin-right: 15pt; text-align: center; text-indent: -18pt;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span style="color: #333333; font-family: 'Traditional Arabic', serif; text-shadow: none;">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="color: #333333; font-family: 'Traditional Arabic', serif; text-shadow: none;">لنسفعن بالناصية<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 30pt; margin-right: 15pt; text-align: center; text-indent: -18pt;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span style="color: #333333; font-family: 'Traditional Arabic', serif; text-shadow: none;">4.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="color: #333333; font-family: 'Traditional Arabic', serif; text-shadow: none;">ناديه<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 30pt; margin-right: 15pt; text-align: center; text-indent: -18pt;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span style="color: #333333; font-family: 'Traditional Arabic', serif; text-shadow: none;">5.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="color: #333333; font-family: 'Traditional Arabic', serif; text-shadow: none;">الزبانية<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="line-height: 30pt; margin-right: 15pt; text-align: center; text-indent: -18pt;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span style="color: #333333; font-family: 'Traditional Arabic', serif; text-shadow: none;">6.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="color: #333333; font-family: 'Traditional Arabic', serif; text-shadow: none;">واقترب</span><span dir="LTR" style="color: #333333; font-family: 'Traditional Arabic', serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div></td> </tr>
</tbody></table></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><b><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">Syarah:</span></b><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">Dalam </span><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">Shahih</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">-nya Bukhari meriwayatkan dari Aisyah ra. yang artinya demikian, “Wahyu pertama yang sampai kepada Rasul adalah mimpi yang benar. Beliau tidak pernah bermimpi kecuali hal itu datang seperti cahaya Shubuh. Setelah itu beliau senang berkhalwat. Beliau datang ke gua Hira dan menyendiri di sana, beribadah selama beberapa malam. Yang untuk itu beliau membawa bekal. Kemudian kembali ke Khadijah dan membawa bekal serupa. Sampai akhirnya dikejutkan oleh datangnya wahyu, saat beliau berada di gua Hira. Malaikat datang kepadanya dan berkata, “Bacalah!” Beliau menjawab, “Aku tidak bisa membaca.” lalu Rasulullah saw. berkata, “Lalu di merangkulku sampai terasa sesak dan melepaskanku. Ia berkata, ‘Bacalah!’ Aku katakan, ‘ Aku tidak bisa membaca.’ Lalu di merangkulku sampai terasa sesak dan melepaskanku. Ia berkata,<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” </span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">(Al-Hadits).<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Dengan demikian maka awal surat ini menjadi ayat pertama yang turun dalam Al-Qur’an sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia. Wahyu pertama yang sampai kepada Nabi saw. adalah perintah membaca dan pembicaraan tentang pena dan ilmu. Tidakkah kaum Muslimin menjadikan ini sebagai pelajaran lalu menyebarkan ilmu dan mengibarkan panjinya. Sedangkan Nabi yang ummi ini saja perintah pertama yang harus dikerjakan adalah membaca dan menyebarkan ilmu. Sementara ayat berikutnya turun setelah itu. Surat pertama yang turun secara lengkap adalah Al-Fatihah.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">Pengertian ringkas ayat-ayat ini adalah: Agar kamu menjadi orang yang bisa membaca, ya Muhammad. Setelah tadinya kamu tidak seperti itu. Kemudian bacalah apa yang diwahyukan kepadamu. Jangan mengira bahwa hal itu tidak mungkin hanya dikarenakan kamu orang </span><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">ummi</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">, tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis. Allah-lah yang menciptakan alam ini, yang menyempurnakan, menentukan kadarnya, dan memberi petunjuk. Yang menciptakan manusia sebagai makhluk paling mulia dan menguasainya serta membedakannya dari yang lain dengan akal, </span><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">taklif</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">, dan pandangan jauhnya. Allah swt. menciptakannya dari darah beku yang tidak ada rasa dan gerak. Setelah itu ia mnejadi manusia sempurna dengan bentuk yang paling indah. Allah-lah yang menjadikanmu mampu membaca dan memberi ilmu kepadamu ilmu tentang apa yang tadinya tidak kamu ketahui. Kamu dan kaummu tadinya tidak mengetahui apa-apa. Allah juga yang mampu menurunkan Al-Qur’an kepadamu untuk dibacakan kepada manusia dengan pelahan. Yang tadinya kamu tidak tahu, apa kitab itu dan apa keimanan itu?<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Bacalah dengan nama Tuhanmu, maksudnya dengan kekuasaan-Nya. Nama adalah untuk mengenali jenis dan Allah dikenali melalui sifat-sifat-Nya. Yang menciptakan semua makhluk dan menyempurnakan sesuai dengan bentuk yang dikehendaki-Nya. Dan Allah swt. telah menciptakan manusia dari segumpal darah.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Bacalah, ya Muhammad. Dan Tuhanmu lebih mulia dari setiap yang mulia. Karena Allah swt. yang memberikan kemuliaan dan kedermawanan. Maha Kuasa daripada semua yang ada. Perintah membaca disampaikan berulang-ulang karena orang biasa perlu pengulangan termasuk juga Al-Mushtafa Rasulullah saw. Karena Allah sebagai Dzat yang paling mulia dari semua yang mulia, apa susahnya memberikan kenikmatan membaca dan menghapal Al-Qur’an kepadamu tanpa sebab-sebab normal. Silakan baca firman Allah,<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.” </span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">(Al-Qiyamah: 17).<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">“Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) Maka kamu tidak akan lupa.”</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"> (Al-A’la: 6).<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Bacalah dengan nama Tuhanmu yang Maha Mulia dan mengajarkan manusia untuk saling memahami dengan pena, meski jarak dan masa mereka sangat jauh. Ini merupakan penjelasan tentang salah satu indikasi kekusaan dan ilmu (manusia).<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">“Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Allah memberikan insting dan kemampuan berpikir kepada manusia yang menjadikannya mampu mengkaji dan mencerna serta mencoba sampai ia mampu menyibak rahasia alam. Dengan demikian ia dapat menguasai alam dan menundukkannya sesuai dengan yang diinginkannya.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu” </span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">(Al-Baqarah: 29).<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">“Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya”</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"> (Al-Baqarah: 31).<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Nampaknya Allah memerintahkan Nabi-Nya untuk membaca secara umum dan khususnya membaca Al-Qur’an. Setelah itu Allah menjelaskan bahwa hal itu sangat mungkin bagi Allah yang menciptakan semua makhluk dan menciptakan manusia dari segumpal darah. Dia-lah yang Maha Mulia dan tidak pelit terutama terhadap Rasul-Nya. Dialah yang mengajarkan manusia dengan pena tentang apa yang belum pernah diketahuinya.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas. Karena dia melihat dirinya serba cukup. Sesungguhnya Hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).”</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Sungguh benar, bahwa manusia itu melampaui batas, sombong, dan keterlaluan melakukan dosa. Karena ia menganggap dirinya tidak butuh kepada orang lain akibatnya melimpahnya harta, anak-anak, dan lain-lain. Sesungguhnya pada hari Kiamat nanti ia akan kembali kepada Allah swt. dan akan diminta pertanggung-jawaban atas semua yang dilakukan.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Mungkin anda bertanya tentang konsiderasi ayat-ayat ini. Saya katakan bahwa ketika Allah swt. menyebutkan indikasi kekuasaan dan ilmu serta kesempurnaan nikmat yang dianugerahkan kepada manusia. Tujuannya adalah agar manusia tidak ingkar nikmat. Namun apa lacur, ternyata manusia benar-benar mengingkari dan melampaui batas. Oleh karena itu Allah swt. ingin menjelaskan sebabnya, bahwa cinta dunia, tertipu olehnya, dan berambisi terhadapnya dapat menyibukkannya dari melihat ayat-ayat Allah yang agung.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Setelah memerintahkan Nabi-Nya untuk membaca wahyu yang ada di dalam kitab-Nya dan menjelaskan penyebab kekafiran manusia, Allah membuat perumpamaan gembong kekafiran, yakni Abu Jahal. Kendatipun pengertian ayat tersebut umum.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Ceritakan kepada-Ku, ya Muhammad, tentang seseorang yang melarang hamba untuk tunduk kepada Allah dan melakukan shalat. Apa urusanya? Orang itu sungguh mengherankan, ia kafir dan bermaksiat kepada Tuhannya. Ia melarang orang lain melakukan kebaikan terutama shalat. Ceritakan kepada-Ku tentang kondisi orang tersebut, kalau memang ia termasuk golongan kanan dan termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk setelah itu ia mengajak orang lain kepada ketakwaan dan kebaikan. Kalau orang itu seperti ini keadaannya tentu ia berhak mendapatkan pahala yang besar dan surga sebagai tempat tinggalnya.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Ceritakan kepada-Ku tentang orang yang berdusta serta berpaling dari kebenaran lalu mengerahkan segenap potensinya untuk mengejar apa yang diinginkan. Tidakkah mereka tahu bahwa Allah swt. melihat? Sebenarnya mereka mengakui bahwa Allah swt. mengetahui yang gaib dan yang nyata lalu akan membalas masing-masing orang sesuai dengan amal perbuatannya. Kalau amalnya baik balasannya baik dan kalau amalnya buruk dibalas dengan keburukan. Maka bergegaslah kalian, wahai manusia, menuju Allah, bertaubatlah dan beramallah untuk mendapatkan ridha-Nya.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">Kalla</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">, kata penolakan bagi orang yang bermaksiat kepada Allah. Aku bersumpah, jika orang-orang kafir dan pelaku kemaksiatan itu tidak menyudahi perbuatan mereka, Kami akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih. Kami akan hinakan mereka serendah-rendahnya sesuai dengan tingkat kesombongan mereka di dunia. Dan bagi Allah hal itu tidaklah sulit. Akan Kami tarik ubun-ubun mereka dengan kasar. Ubun-ubun yang sering menyombongkan dirinya karena kekuatan dan keyakinanya bahwa dirinya akan selamat dari murka Allah. Padahal tidak ada yang bisa mengalahkan Allah, baik yang ada di bumi maupun di langit. Tentu saja dugaan tersebut salah karena mereka melampaui batas dan berlaku jahat, khususnya terhadap orang-orang baik dan jujur. Kami akan hinakan orang seperti ini, maka biarkan saja malaikat yang memanggil mendorong mereka semua. Bahkan Kami, Allah swt. akan memanggil Zabaniyah. Yakni Allah swt. akan memanggil Zabaniyah, penjaga Jahannam untuk mendorong mereka.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">“Pada hari mereka didorong ke neraka Jahannam dengan sekuat- kuatnya.”</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Pada saat itu mereka tidak memiliki penolong maupun pembantu.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; direction: ltr; line-height: 14.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">Kalla</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; text-shadow: none;">, tinggalkan orang kafir itu dengan perbuatannya dan jangan sampai mengganggunya, ya Rasulullah. Bersujudlah selalu untuk Allah serta mendekatlah kepada-Nya melalui ibadah, karena ibadah merupakan benteng yang kokoh dan jalan keselamatan. Allahu a’lam.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br />
</div>KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-28251086892600189882011-01-27T17:44:00.000-08:002011-01-27T17:44:34.274-08:00DO'A 7<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Doa Tujuh<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 24.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">إِلَهِيْ أَنْتَ مَقْصُوْدِيْ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: right;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjY7iRHBRePaJwAWkHV_Cx5C-Q9G8_glit_fC4p9CkOkzhDbRJptIC802p3DmuTBm9Wgl7Q9NgQ9AJmTe9PH2gvp_LmWmDkilz0PqcfXHpujZ7uiLMZj_X4X0xePEblR5CLZdRlqFnRyuM/s1600/sundariah_390x600.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjY7iRHBRePaJwAWkHV_Cx5C-Q9G8_glit_fC4p9CkOkzhDbRJptIC802p3DmuTBm9Wgl7Q9NgQ9AJmTe9PH2gvp_LmWmDkilz0PqcfXHpujZ7uiLMZj_X4X0xePEblR5CLZdRlqFnRyuM/s200/sundariah_390x600.jpg" width="130" /></a></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ilâhî Anta maqshûdî / Tuhanku, Engkaulah yang kumaksud,<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 24.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">وَرِضَاكَ مَطْلُوْبِيْ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Wa ridhâka mathlûbî / dan ridhaMU yang kucari,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 24.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">أَعْطِنِيْ مَحَبَّـتَكَ وَ مَعْرِفَتَكَ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">A`thinî mahabbataka wa ma`rifataka/ limpahkan daku cintaMU dan makrifahMU</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 24.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">اَللَّـهُمَّ يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Allahumma yâ qâdhiya l-hâjât / Wahai Allah, pemenuh segala hajat & kebutuhan…</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hajat kami banyak, ya Allah…</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">penuhilah hajat dunia kami, juga hajat akhirat kami…</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2</span><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.</span><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 24.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 24.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">اَللَّـهُمَّ يَا كَافِيَ الْمُهِمَّات</span><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ِ</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Allahumma yâ kâfiya l-muhimmât / Wahai Allah, pencukup segala kepentingan…</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Cukupkanlah kepentingan rumah tangga kami…</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Cukupkanlah kepentingan pendidikan anak-anak kami…<br />
Cukupkanlah kepentingan usaha dan pekerjaan kami…<br />
Cukupkanlah kepentingan ibadah kami…<br />
Cukupkanlah bekal kami untuk berhaji,<br />
sebelum mati mendatangi…</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 24.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">اللَّـهُمَّ يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Allahumma yâ dâfi‘a l-baliyyât / Wahai Allah, penolak segala bala’…<br />
penepis segala bencana…</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jauhkanlah kami dari berbagai bala’ dan bencana…<br />
- bencana natural, maupun bencana moral…<br />
- bencana finansial, maupun bencana spiritual…<br />
Jauhkan kami dari bencana rumah tangga, ya Allah…</span></div><a name='more'></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<br />
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 24.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">اللَّـهُمَّ يَا رَافِعَ الدَّرَجَاتِ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Allahumma yâ râfi‘a d-darajât / Wahai Allah, pengangkat derajat…<br />
peninggi martabat…</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Angkatlah derajat dan martabat kami…<br />
Muliakanlah umat Muhammad ini di hadapan umat-umatMu yang lain…<br />
Jangan Engkau perhinakan kami,<br />
hanya karena banyaknya dosa dan maksiat yang kami buat…<br />
Tutuplah segala cacat, aib, cela, dan kekurangan-kekurangan kami…</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.<br />
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 24.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">اللَّـهُمَّ يَا شَافِيَ الْأَمْرَاضِ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Allahumma yâ syâfiya l-amrâdl / Wahai Allah, penyembuh dari segala penyakit…</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sembuhkanlah kami dari penyakit-penyakit jismani…<br />
juga penyakit-penyakit ruhani…<br />
Jauhkanlah kami dari penyakit munafik…</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6.<br />
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 24.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">اللَّـهُمَّ يَا مُجِيْبَ الدَّعَوَاتِ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Allahumma yâ mujîba d-da‘awât / Wahai Allah, penjawab segala doa…</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Engkau pengabul segala permohonan…<br />
Perkenankanlah segala permintaan kami…<br />
Sampaikanlah anak-cucu kami pada cita-cita dan harapan mereka…</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">7.<br />
</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 24.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">اللَّـهُمَّ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Allahumma yâa arhama r-râhimîn / Wahai Allah, Maha Penyayang di antara para penyayang</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sayangilah kami ya Allah…</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jadikanlah kami orang-orang yang Engkau cintai,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sekaligus orang-orang yang mampu untuk saling mencintai…</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebagaimana kami selalu mengharap ampunan dan maaf dariMu…</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">jadikan pula kami orang-orang yang mampu memaafkan orang lain…</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Angkatlah segala marah & iri, benci & dendam,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">serta kekecewaan dari diri kami…</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><br />
</div>KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-70140956831254101532011-01-27T17:42:00.000-08:002011-01-27T17:42:27.001-08:00<div style="text-align: justify;">Riset: Zionis Gagal Pinggirkan Islam</div><div style="text-align: justify;">By Republika Newsroom</div><div style="text-align: justify;">Minggu, 13 Desember 2009 pukul 07:18:00 </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: right;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOxzkKzSm3yR3D3lXHt6AXmvYdxTv2Pu9bLuOlXARkUy3gwYwvojxP1AkLC-GNoxP5XqX3dHs-y-HN4Kc_pLt58Gv-SFTg7q9Zc_SzhFND_lXwR3gAabaJ2Cb1mgWmx8NKs684PfTfAww/s1600/zikri_444x600.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOxzkKzSm3yR3D3lXHt6AXmvYdxTv2Pu9bLuOlXARkUy3gwYwvojxP1AkLC-GNoxP5XqX3dHs-y-HN4Kc_pLt58Gv-SFTg7q9Zc_SzhFND_lXwR3gAabaJ2Cb1mgWmx8NKs684PfTfAww/s200/zikri_444x600.jpg" width="147" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">ISLAMONLINE.NET </div><div style="text-align: justify;">JEDDAH--Sikap permusuhan yang ditunjukkan sebagian warga Eropa terhadap Islam terus mereda tahun-tahun belakangan ini. Sebaliknya, saat ini lebih banyak warga Eropa yang memaklumi ketidaksukaan orang terhadap kaum Yahudi akibat kebijakan yang diambil pemerintah Israel. Meredanya tingkat kebencian warga Eropa terhadap Islam, merupakan kegagalan dari target global kaum Zionis untuk memojokkan dan menguncilkan Islam.</div><div style="text-align: justify;"></div><a name='more'></a><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Kesimpulan itu diungkapkan dalam hasil studi yang dilakukan terhadap kelompok tertentu yang berbeda (group focussed enmity) oleh Universitas Bielefeld, Jerman baru-baru ini yang dilaporkan harian Saudi Post, Sabtu. Hasil riset itu mengungkapkan, 45,7 persen warga Eropa yang menjadi responden mengamini bahwa Israel melancarkan aksi pembasmian (extemination) terhadap bangsa Palestina. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara 31 persen responden sepakat bahwa Yahudi pada umumnya tidak peduli dengan apapun atau siapapun selain (kepentingan-red) bangsa mereka dan 37,4 persen menyatakan bisa mengerti kenapa orang tidak menyukai Yahudi. Mengutip hasil studi tersebut, Saudi Post menyebutkan, kebencian terhadap</div><div style="text-align: justify;">kelompok muslim turun, sebaliknya kebencian terhadap Yahudi meningkat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Harian itu juga mengutip koran terkemuka negara Yahudi Ynet yang mengakui bahwa tingkat kebencian terhadap kelompok paling minoritas menurun, begitu pula terhadap perbedaan gender yang turun secara signifikan serta meredanya sikap Islamophobia, kecuali terhadap homophobia dan anti-semitism (Yahudi). Menurut laporan Ynet, persentase orang yang menganggap seolah-olah terlalu banyak pemeluk agama Islam tinggal di negaranya cukup tinggi justru di negara-negara yang warganya yang beragama Islam sedikit jumlahnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Menurut riset Universitas Bielefeld itu, sangat banyak warga Eropa yang prihatin terhadap dominasi dan kekuasaan kaum Yahudi. Namun riset itu juga melaporkan berita menggembirakan bagi kaum Yahudi dengan menyebutkan bahwa 61,9 persen budaya Yahudi juga ikut memperkaya budaya Eropa khususnya Belanda, Inggeris dan Jerman.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Harian Ynet juga menulis bahwa semangat Zionisme yang pada awalnya bertujuan untuk menciptakan masyarakat yahudi yang beradab dan dicintai, telah menemui kegagalan. Hal itu mencerminkan kegagalan Israel dan lobi-lobinya untuk menginternalisasikan makna universal sesungguhnya mengenai holocaus. Tim ilmuwan dari Universitas Amsterdam, Bielefeld, Budapest, Grenoble, Lisbon, Marburg, Oxford, Paris, dan Warsawa menemukan bahwa 41,2 persen warga Eropa meyakini bahwa Yahudi telah mencoba mengambil mafaat untuk memposisikan diri sebagai korban pada era Nazi dulu. ant/irf</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div>KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-52421897822897046182011-01-27T17:40:00.000-08:002011-01-28T18:40:26.318-08:00Solat Rasulullah Saw<div style="text-align: justify;">[SIFAT SHOLAT NABI]</div><div style="text-align: justify;">Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaani</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: right;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn65OgKuhEHzDXUQWNWWYgydSb1BtJX4IRwfQbWt82X0kzz1vraNNCNUxuMyBxekgON7YzJIA6Rt619DLm5bsQLKkGpfis6H7PBDidDQ2xztT1iiysoEGFwH6a_4558jRdJ4O6-8bXn_c/s1600/Imas+maesaroh_524x600.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn65OgKuhEHzDXUQWNWWYgydSb1BtJX4IRwfQbWt82X0kzz1vraNNCNUxuMyBxekgON7YzJIA6Rt619DLm5bsQLKkGpfis6H7PBDidDQ2xztT1iiysoEGFwH6a_4558jRdJ4O6-8bXn_c/s320/Imas+maesaroh_524x600.jpg" width="279" /></a></div><div style="text-align: justify;">RINGKASAN</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bagian I</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Perhatian : Tulisan ini hanya ringkasan, bagi pembaca yang ingin mengetahui dalil-dalilnya dipersilahkan merujuk buku aslinya yaitu : "Sifat Shalat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam", oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaani, dengan edisi Indonesia diterbitkan oleh Media Hidayah - Yogyakarta (edisi revisi). </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1. MENGHADAP KA'BAH</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1. Apabila anda - wahai Muslim - ingin menunaikan shalat, menghadaplah ke Ka'bah (qiblat) dimanapun anda berada, baik shalat fardlu maupun shalat sunnah, sebab ini termasuk diantara rukun-rukun shalat, dimana shalat tidak sah tanpa rukun ini. </div><div style="text-align: justify;">2. Ketentuan menghadap qiblat ini tidak menjadi keharusan lagi bagi 'seorang yang sedang berperang' pada pelaksanaan shalat khauf saat perang berkecamuk dahsyat. </div><div style="text-align: justify;">Dan tidak menjadi keharusan lagi bagi orang yang tidak sanggup seperti orang yang sakit atau orang yang dalam perahu, kendaraan atau pesawat bila ia khawatir luputnya waktu. </div><div style="text-align: justify;">Juga tidak menjadi keharusan lagi bagi orang yang shalat sunnah atau witir sedang ia menunggangi hewan atau kendaraan lainnya. Tapi dianjurkan kepadanya - jika hal ini memungkinkan - supaya menghadap ke qiblat pada saat takbiratul ikhram, kemudian setelah itu menghadap ke arah manapun kendaraannya menghadap. </div><div style="text-align: justify;">3. Wajib bagi yang melihat Ka'bah untuk menghadap langsung ke porosnya, bagi yang tidak melihatnya maka ia menghadap ke arah Ka'bah. </div><div style="text-align: justify;"></div><br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">HUKUM SHALAT TANPA MENGHADAP KA'BAH KARENA KELIRU </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">4. Apabila shalat tanpa menghadap qiblat karena mendung atau ada penyebab lainnya sesudah melakukan ijtihad dan pilihan, maka shalatnya sah dan tidak perlu diulangi. </div><div style="text-align: justify;">5. Apabila datang orang yang dipercaya saat dia shalat, lalu orang yang datang itu memberitahukan kepadanya arah qiblat maka wajib baginya untuk segera menghadap ke arah yang ditunjukkan, dan shalatnya sah. </div><div style="text-align: justify;">2. BERDIRI</div><div style="text-align: justify;">6. Wajib bagi yang melakukan shalat untuk berdiri, dan ini adalah rukun, kecuali bagi : </div><div style="text-align: justify;">Orang yang shalat khauf saat perang berkecamuk dengan hebat, maka dibolehkan baginya shalat di atas kendaraannya. </div><div style="text-align: justify;">Orang yang sakit yang tidak mampu berdiri, maka boleh baginya shalat sambil duduk dan bila tidak mampu diperkenankan sambil berbaring. </div><div style="text-align: justify;">Orang yang shalat nafilah (sunnah) dibolehkan shalat di atas kendaraan atau sambil duduk jika dia mau, adapun ruku' dan sujudnya cukup dengan isyarat kepalanya, demikian pula orang yang sakit, dan ia menjadikan sujudnya lebih rendah dari ruku'nya. </div><div style="text-align: justify;">7. Tidak boleh bagi orang yang shalat sambil duduk meletakkan sesuatu yang agak tinggi dihadapannya sebagai tempat sujud. Akan tetapi cukup menjadikan sujudnya lebih rendah dari ruku'nya -seperti yang kami sebutkan tadi- apabila ia tidak mampu meletakkan dahinya secara langsung ke bumi (lantai). </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">SHALAT DI KAPAL LAUT ATAU PESAWAT </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">8. Dibolehkan shalat fardlu di atas kapal laut demikian pula di pesawat. </div><div style="text-align: justify;">9. Dibolehkan juga shalat di kapal laut atau pesawat sambil duduk bila khawatir akan jatuh. </div><div style="text-align: justify;">10. Boleh juga saat berdiri bertumpu (memegang) pada tiang atau tongkat karena faktor ketuaan atau karena badan yang lemah. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">SHALAT SAMBIL BERDIRI DAN DUDUK </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">11. Dibolehkan shalat lail sambil berdiri atau sambil duduk meski tanpa udzur (penyebab apapun), atau sambil melakukan keduanya. Caranya; ia shalat membaca dalam keadaan duduk dan ketika menjelang ruku' ia berdiri lalu membaca ayat-ayat yang masih tersisa dalam keadaan berdiri. Setelah itu ia ruku' lalu sujud. Kemudian ia melakukan hal yang sama pada rakaat yang kedua. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">12. Apabila shalat dalam keadaan duduk, maka ia duduk bersila atau duduk dalam bentuk lain yang memungkinkan seseorang untuk beristirahat. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">SHALAT SAMBIL MEMAKAI SANDAL </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">13. Boleh shalat tanpa memakai sandal dan boleh pula dengan memakai sandal. </div><div style="text-align: justify;">14. Tapi yang lebih utama jika sekali waktu shalat sambil memakai sandal dan sekali waktu tidak memakai sandal, sesuai yang lebih gampang dilakukan saat itu, tidak membebani diri dengan harus memakainya dan tidak pula harus melepasnya. Bahkan jika kebetulan telanjang kaki maka shalat dengan kondisi seperti itu, dan bila kebetulan memakai sandal maka shalat sambil memakai sandal. Kecuali dalam kondisi tertentu (terpaksa). </div><div style="text-align: justify;">15. Jika kedua sandal dilepas maka tidak boleh diletakkan di samping kanan akan tetapi diletakkan di samping kiri jika tidak ada di samping kirinya seseorang yang shalat, jika ada maka hendaklah diletakkan di depan kakinya, hal yang demikianlah yang sesuai dengan perintah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. 1) </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">SHALAT DI ATAS MIMBAR </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">16. Dibolehkan bagi imam untuk shalat di tempat yang tinggi seperti mimbar dengan tujuan mengajar manusia. Imam berdiri di atas mimbar lalu takbir, kemudian membaca dan ruku' setelah itu turun sambil mundur sehingga memungkinkan untuk sujud ke tanah di depan mimbar, lalu kembali lagi ke atas mimbar dan melakukan hal yang serupa di rakaat berikutnya. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">KEWAJIBAN SHALAT MENGHADAP PEMBATAS DAN MENDEKAT KEPADANYA </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">17. Wajib shalat menghadap tabir pembatas, dan tiada bedanya baik di masjid maupun selain masjid, di masjid yang besar atau yang kecil, berdasarkan kepada keumuman sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Janganlah shalat melainkan menghadap pembatas, dan jangan biarkan seseorang lewat di hadapanmu, apabila ia enggan maka perangilah karena sesungguhnya ia bersama pendampingnya". (Maksudnya syaitan). </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">18. Wajib mendekat ke pembatas karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan hal itu. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">19. Jarak antara tempat sujud Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan tembok yang dihadapinya seukuran tempat lewat domba. maka barang siapa yang mengamalkan hal itu berarti ia telah mengamalkan batas ukuran yang diwajibkan. 2) </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">KADAR KETINGGIAN PEMBATAS </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">20. Wajib pembatas dibuat agak tinggi dari tanah sekadar sejengkal atau dua jengkal berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Jika seorang diantara kamu meletakkan di hadapannya sesuatu setinggi ekor pelana 3) (sebagai pembatas) maka shalatlah (menghadapnya), dan jangan ia pedulikan orang yang lewat di balik pembatas". </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">21. Dan ia menghadap ke pembatas secara langsung, karena hal itu yang termuat dalam konteks hadits tentang perintah untuk shalat menghadap ke pembatas. Adapun bergeser dari posisi pembatas ke kanan atau ke kiri sehingga membuat tidak lurus menghadap langsung ke pembatas maka hal ini tidak sah. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">22. Boleh shalat menghadap tongkat yang ditancapkan ke tanah atau yang sepertinya, boleh pula menghadap pohon, tiang, atau isteri yang berbaring di pembaringan sambil berselimut, boleh pula menghadap hewan meskipun unta. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">HARAM SHALAT MENGHADAP KE KUBUR </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">23. Tidak boleh shalat menghadap ke kubur, larangan ini mutlak, baik kubur para nabi maupun selain nabi. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">HARAM LEWAT DI DEPAN ORANG YANG SHALAT TERMASUK DI MASJID HARAM </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">24. Tidak boleh lewat di depan orang yang sedang shalat jika di depannya ada pembatas, dalam hal ini tidak ada perbedaan antara masjid Haram atau masjid-masjid lain, semua sama dalam hal larangan berdasarkan keumuman sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Andaikan orang yang lewat di depan orang yang shalat mengetahui akibat perbuatannya maka untuk berdiri selama 40, lebih baik baginya dari pada lewat di depan orang yang sedang shalat". Maksudnya lewat di antara shalat dengan tempat sujudnya. 4) </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">KEWAJIBAN ORANG YANG SHALAT MENCEGAH ORANG LEWAT DI DEPANNYA MESKIPUN DI MASJID HARAM </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">25. Tidak boleh bagi orang yang shalat menghadap pembatas membiarkan seseorang lewat di depannya berdasarkan hadits yang telah lalu. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Dan janganlah membiarkan seseorang lewat di depanmu ...". </div><div style="text-align: justify;">Dan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. </div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Jika seseorang diantara kamu shalat menghadap sesuatu pembatas yang menghalanginya dari orang lain, lalu ada yang ingin lewat di depannya, maka hendaklah ia mendorong leher orang yang ingin lewat itu semampunya (dalam riwayat lain : cegahlah dua kali) jika ia enggan maka perangilah karena ia adalah syaithan". </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">BERJALAN KE DEPAN UNTUK MENCEGAH ORANG LEWAT </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">26. Boleh maju selangkah atau lebih untuk mencegah yang bukan mukallaf yang lewat di depannya seperti hewan atau anak kecil agar tidak lewat di depannya. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">HAL-HAL YANG MEMUTUSKAN SHALAT </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">27. Di antara fungsi pembatas dalam shalat adalah menjaga orang yang shalat menghadapnya dari kerusakan shalat disebabkan yang lewat di depannya, berbeda dengan yang tidak memakai pembatas, shalatnya bisa terputus bila lewat di depannya wanita dewasa, keledai, atau anjing hitam. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Footnote : </div><div style="text-align: justify;">1. Saya (Al-Albaani) berkata: disini terdapat isyarat yang halus untuk tidak meletakkan sandal di depan. Adab inilah yang banyak disepelekan oleh kebanyakan orang yang shalat, sehingga Anda menyaksikan sendiri diantara mereka yang shalat menghadap ke sandal-sandal.</div><div style="text-align: justify;">2. Saya (Al-Albaani) berkata: dari sini kita tahu bahwa apa yang dilakukan oleh banyak orang di setiap masjid seperti yang saya saksikan di Suriah dan negeri-negeri lain yaitu shalat di tengah masjid jauh dari dinding atau tiang adalah kelalaian terhadap perintah dan perbuatan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.</div><div style="text-align: justify;">3. Yaitu kayu yang dipasang di bagian belakang pelana angkutan di punggung unta. Di dalam hadits ini terdapat isyarat bahwa: mengaris di atas tanah tidak cukup untuk dijadikan sebagai garis pembatas, karena hadits yang meriwayatkan tentang itu lemah.</div><div style="text-align: justify;">4. Adapun hadits yang disebutkan dalam kitab "Haasyiatul Mathaaf" bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam shalat tanpa menghadap pembatas dan orang-orang lewat di depannya, adalah hadits yang tidak shahih, lagi pula tidak ada keterangan di hadits tersebut bahwa mereka lewat diantara beliau dengan tempat sujudnya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Ringkasan Sifat Shalat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam</div><div style="text-align: justify;">Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaani </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bagian II</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">3. NIAT</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">28. Bagi yang akan shalat harus meniatkan shalat yang akan dilaksanakannya serta menentukan niat dengan hatinya, seperti fardhu zhuhur dan ashar, atau sunnat zhuhur dan ashar. Niat ini merupakan syarat atau rukun shalat. Adapun melafazhkan niat dengan lisan maka ini merupakan bid'ah, menyalahi sunnah, dan tidak ada seorangpun yang menfatwakan hal itu di antara para ulama yang ditokohkan oleh orang-orang yang suka taqlid (fanatik buta). </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">4. TAKBIR</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">29. Kemudian memulai shalat dengan membaca. "Allahu Akbar" (Artinya : Allah Maha Besar). Takbir ini merupakan rukun, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. </div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Pembuka Shalat adalah bersuci, pengharamannya adalah takbir, sedangkan penghalalannya adalah salam". 1)</div><div style="text-align: justify;">30. Tidak boleh mengeraskan suara saat takbir di semua shalat, kecuali jika menjadi imam. </div><div style="text-align: justify;">31. Boleh bagi muadzin menyampaikan (memperdengarkan) takbir imam kepada jama'ah jika keadaan menghendaki, seperti jika imam sakit, suaranya lemah atau karena banyaknya orang yang shalat. </div><div style="text-align: justify;">32. Ma'mum tidak boleh takbir kecuali jika imam telah selesai takbir. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">MENGANGKAT KEDUA TANGAN DAN CARA-CARANYA </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">33. Mengangkat kedua tangan, boleh bersamaan dengan takbir, atau sebelumnya, bahkan boleh sesudah takbir. Kesemuanya ini ada landasannya yang sah dalam sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. </div><div style="text-align: justify;">34. Mengangkat tangan dengan jari-jari terbuka. </div><div style="text-align: justify;">35. Mensejajarkan kedua telapak tangan dengan pundak/bahu, sewaktu-waktu mengangkat lebih tinggi lagi sampai sejajar dengan ujung telinga. 2) </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">MELETAKKAN KEDUA TANGAN DAN CARA-CARANYA </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">36. Kemudian meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri sesudah takbir, ini merupakan sunnah (ajaran) para nabi-nabi Alaihimus Shallatu was sallam dan diperintahkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada para sahabat beliau, sehingga tidak boleh menjulurkannya. </div><div style="text-align: justify;">37. Meletakkan tangan kanan di atas punggung tangan kiri dan di atas pergelangan dan lengan. </div><div style="text-align: justify;">38. Kadang-kadang menggenggam tangan kiri dengan tangan kanan. 3) </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">TEMPAT MELETAKKAN TANGAN </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">39. Keduanya diletakkan di atas dada saja. Laki-laki dan perempuan dalam hal tersebut sama. 4) </div><div style="text-align: justify;">40. Tidak meletakkan tangan kanan di atas pinggang. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">KHUSU' DAN MELIHAT KE TEMPAT SUJUD </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">41. Hendaklah berlaku khusu' dalam shalat dan menjauhi segala sesuatu yang dapat melalaikan dari khusu' seperti perhiasan dan lukisan, janganlah shalat saat berhadapan dengan hidangan yang menarik, demikian juga saat menahan berak dan kencing. </div><div style="text-align: justify;">42. Memandang ke tempat sujud saat berdiri. </div><div style="text-align: justify;">43. Tidak menoleh ke kanan dan ke kiri, karena menoleh adalah curian yang dilakukan oleh syaitan dari shalat seorang hamba. </div><div style="text-align: justify;">44. Tidak boleh mengarahkan pandangan ke langit (ke atas). </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">DO'A ISTIFTAAH (PEMBUKAAN) </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">45. Kemudian membuka bacaan dengan sebagian do'a-do'a yang sah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang jumlahnya banyak, yang masyhur diantaranya ialah : </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Subhaanaka Allahumma wa bihamdika, wa tabaarakasmuka, wa ta'alaa jadduka, walaa ilaha ghaiyruka". </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Maha Suci Engkau ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu, kedudukan-Mu sangat agung, dan tidak ada sembahan yang hak selain Engkau". </div><div style="text-align: justify;">Perintah ber-istiftah telah sah dari Nabi, maka sepatutnya diperhatikan untuk diamalkan. 5) </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">5. QIRAAH (BACAAN)</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">46. Kemudian wajib berlindung kepada Allah Ta'ala, dan bagi yang meninggalkannya mendapat dosa. </div><div style="text-align: justify;">47. Termasuk sunnah jika sewaktu-waktu membaca. </div><div style="text-align: justify;">"A'udzu billahi minasy syaiythaanirrajiim, min hamazihi, wa nafakhihi, wa nafasyihi" </div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Aku berlindung kepada Allah dari syithan yang terkutuk, dari godaannya, dari was-wasnya, serta dari gangguannya". </div><div style="text-align: justify;">48. Dan sewaktu-waktu membaca tambahan. </div><div style="text-align: justify;">"A'udzu billahis samii-il a'liimi, minasy syaiythaani ......." </div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, dari syaitan.......". </div><div style="text-align: justify;">49. Kemudian membaca basmalah (bismillah) di semua shalat secara sirr (tidak diperdengarkan). </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">MEMBACA AL-FAATIHAH </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">50. Kemudian membaca surat Al-Fatihah sepenuhnya termasuk bismillah, ini adalah rukun shalat dimana shalat tak sah jika tidak membaca Al-Fatihah, sehingga wajib bagi orang-orang 'Ajm (non Arab) untuk menghafalnya. </div><div style="text-align: justify;">51. Bagi yang tak bisa menghafalnya boleh membaca. </div><div style="text-align: justify;">"Subhaanallah, wal hamdulillah walaa ilaha illallah, walaa hauwla wala quwwata illaa billah". </div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada sembahan yang haq selain Allah, serta tidak ada daya dan kekuatan melainkan karena Allah". </div><div style="text-align: justify;">52. Didalam membaca Al-Fatihah, disunnahkan berhenti pada setiap ayat, dengan cara membaca. (Bismillahir-rahmanir-rahiim) lalu berhenti, kemudian membaca. (Alhamdulillahir-rabbil 'aalamiin) lalu berhenti, kemudian membaca. (Ar-rahmanir-rahiim) lalu berhenti, kemudian membaca. (Maaliki yauwmiddiin) lalu berhenti, dan demikian seterusnya. Demikianlah cara membaca Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam seluruhnya. Beliau berhenti di akhir setiap ayat dan tidak menyambungnya dengan ayat sesudahnya meskipun maknanya berkaitan. </div><div style="text-align: justify;">53. Boleh membaca (Maaliki) dengan panjang, dan boleh pula (Maliki) dengan pendek. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">BACAAN MA'MUM </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">54. Wajib bagi ma'mum membaca Al-Fatihah di belakang imam yang membaca sirr (tidak terdengar) atau saat imam membaca keras tapi ma'mum tidak mendengar bacaan imam, demikian pula ma'mum membaca Al-Fatihah bila imam berhenti sebentar untuk memberi kesempatan bagi ma'mum yang membacanya. Meskipun kami menganggap bahwa berhentinya imam di tempat ini tidak tsabit dari sunnah. 6) </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">BACAAN SESUDAH AL-FATIHAH </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">55. Disunnahkan sesudah membaca Al-Fatihah, membaca surat yang lain atau beberapa ayat pada dua raka'at yang pertama. Hal ini berlaku pula pada shalat jenazah. </div><div style="text-align: justify;">56. Kadang-kadang bacaan sesudah Al-Fatihah dipanjangkan kadang pula diringkas karena ada faktor-faktor tertentu seperti safar (bepergian), batuk, sakit, atau karena tangisan anak kecil. </div><div style="text-align: justify;">57. Panjang pendeknya bacaan berbeda-beda sesuai dengan shalat yang dilaksanakan. Bacaan pada shalat subuh lebih panjang daripada bacaan shalat fardhu yang lain, setelah itu bacaan pada shalat dzuhur, pada shalat ashar, lalu bacaan pada shalat isya, sedangkan bacaan pada shalat maghrib umumnya diperpendek. </div><div style="text-align: justify;">58. Adapun bacaan pada shalat lail lebih panjang dari semua itu. </div><div style="text-align: justify;">59. Sunnah membaca lebih panjang pada rakaat pertama dari rakaat yang kedua. </div><div style="text-align: justify;">60. Memendekkan dua rakaat terakhir kira-kira setengah dari dua rakaat yang pertama. 7) </div><div style="text-align: justify;">61. Membaca Al-Fatihah pada semua rakaat. </div><div style="text-align: justify;">62. Disunnahkan pula menambahkan bacaan surat Al-Fatihah dengan surat-surat lain pada dua rakaat yang terakhir. </div><div style="text-align: justify;">63. Tidak boleh imam memanjangkan bacaan melebihi dari apa yang disebutkan di dalam sunnah karena yang demikian bisa-bisa memberatkan ma'mum yang tidak mampu seperti orang tua, orang sakit, wanita yang mempunyai anak kecil dan orang yang mempunyai keperluan. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">MENGERASKAN DAN MENGECILKAN BACAAN </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">64. Bacaan dikeraskan pada shalat shubuh, jum'at, dua shalat ied, shalat istisqa, khusuf dan dua rakaat pertama dari shalat maghrib dan isya. Dan dikecilkan (tidak dikeraskan) pada shalat dzuhur, ashar, rakaat ketiga dari shalat maghrib, serta dua rakaat terakhir dari shalat isya. </div><div style="text-align: justify;">65. Boleh bagi imam memperdengarkan bacaan ayat pada shalat-shalat sir (yang tidak dikeraskan). </div><div style="text-align: justify;">66. Adapun witir dan shalat lail bacaannya kadang tidak dikeraskan dan kadang dikeraskan. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">MEMBACA AL-QUR'AN DENGAN TARTIL </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">67. Sunnah membaca Al-Qur'an secara tartil (sesuai dengan hukum tajwid) tidak terlalu dipanjangkan dan tidak pula terburu-buru, bahkan dibaca secara jelas huruf perhuruf. Sunnah pula menghiasi Al-Qur'an dengan suara serta melagukannya sesuai batas-batas hukum oleh ulama ilmu tajwid. Tidak boleh melagukan Al-Qur'an seperti perbuatan Ahli Bid'ah dan tidak boleh pula seperti nada-nada musik. </div><div style="text-align: justify;">68. Disyari'atkan bagi ma'mum untuk membetulkan bacaan imam jika keliru. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Footnote : </div><div style="text-align: justify;">1. "Pengharaman" maksudnya : haramnya beberapa perbuatan yang diharamkan oleh Allah di dalam shalat. "Penghalal" maksudnya : halalnya beberapa perbuatan yang dihalalkan oleh Allah di luar shalat.</div><div style="text-align: justify;">2. Saya (Al-Albaani) berkata : adapun menyentuh kedua anak telinga dengan ibu jari, maka perbuatan ini tidak ada landasannya di dalam sunnah Nabi, bahkan hal ini hanya mendatangkan was-was.</div><div style="text-align: justify;">3. Adapun yang dianggap baik oleh sebagian orang-orang terbelakang, yaitu menggabungkan antara meletakkan dan menggenggam dalam waktu yang bersamaan, maka amalan itu tidak ada dasarnya.</div><div style="text-align: justify;">4. Saya (Al-Albaani) berkata : amalan meletakkan kedua tangan selain di dada hanya ada dua kemungkinan; dalilnya lemah, atau tidak ada dalilnya sama sekali.</div><div style="text-align: justify;">5. Barang siapa yang ingin membaca do'a-do'a istiftah yang lain, silahkan merujuk kitab : "Sifat Shalat Nabi".</div><div style="text-align: justify;">6. Saya telah sebutkan landasan orang yang berpendapat demikian, dan alasan yang dijadikan landasan untuk menolaknya di kitab Silsilah Hadits Dho'if No. 546 dan 547.</div><div style="text-align: justify;">7. Perincian tentang ini, lihat Sifat Shalat hal 106-125 cet. ke 6 dan ke 7 </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ringkasan Sifat Shalat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam</div><div style="text-align: justify;">Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaani </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Bagian III</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">6. RUKU'</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">69. Bila selesai membaca, maka diam sebentar menarik nafas agar bisa teratur. </div><div style="text-align: justify;">70. Kemudian mengangkat kedua tangan seperti yang telah dijelaskan terdahulu pada takbiratul ihram. </div><div style="text-align: justify;">71. Dan takbir, hukumnya adalah wajib. </div><div style="text-align: justify;">72. Lalu ruku' sedapatnya agar persendian bisa menempati posisinya dan setiap anggota badan mengambil tempatnya. Adapun ruku' adalah rukun. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">CARA RUKU' </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">73. Meletakkan kedua tangan di atas lutut dengan sebaik-baiknya, lalu merenggangkan jari-jari seolah-olah menggenggam kedua lutut. Semua itu hukumnya wajib. </div><div style="text-align: justify;">74. Mensejajarkan punggung dan meluruskannya, sehingga jika kita menaruh air di punggungnya tidak akan tumpah. Hal ini wajib. </div><div style="text-align: justify;">75. Tidak merendahkan kepala dan tidak pula mengangkatnya tapi disejajarkan dengan punggung. </div><div style="text-align: justify;">76. Merenggangkan kedua siku dari badan. </div><div style="text-align: justify;">77. Mengucapkan saat ruku'. "Subhaana rabbiiyal 'adhiim". </div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Segala puji bagi Allah yang Maha Agung". tiga kali atau lebih. 1) </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">MENYAMAKAN PANJANGNYA RUKUN </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">78. Termasuk sunnah untuk menyamakan panjangnya rukun, diusahakan antara ruku' berdiri dan sesudah ruku', dan duduk diantara dua sujud hampir sama. </div><div style="text-align: justify;">79. Tidak boleh membaca Al-Qur'an saat ruku' dan sujud. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">I'TIDAL SESUDAH RUKU' </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">80. Mengangkat punggung dari ruku' dan ini adalah rukun. </div><div style="text-align: justify;">81. Dan saat i'tidal mengucapkan . "Syami'allahu-liman hamidah". </div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Semoga Allah mendengar orang yang memuji-Nya". adapun hukumnya wajib. </div><div style="text-align: justify;">82. Mengangkat kedua tangan saat i'tidal seperti dijelaskan terdahulu. </div><div style="text-align: justify;">83. Lalu berdiri dengan tegak dan tenang sampai seluruh tulang menempati posisinya. Ini termasuk rukun. </div><div style="text-align: justify;">84. Mengucapkan saat berdiri. "Rabbanaa wa lakal hamdu" </div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Ya tuhan kami bagi-Mu-lah segala puji". 2) Hukumnya adalah wajib bagi setiap orang yang shalat meskipun sebagai imam, karena ini adalah wirid saat berdiri, sedang tasmi (ucapan Sami'allahu liman hamidah) adalah wirid i'tidal (saat bangkit dari ruku' sampai tegak). </div><div style="text-align: justify;">85. Menyamakan panjang antara rukun ini dengan ruku' seperti dijelaskan terdahulu. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">7. SUJUD</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">86. Lalu mengucapkan "Allahu Akbar" dan ini wajib. </div><div style="text-align: justify;">87. Kadang-kadang sambil mengangkat kedua tangan. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">TURUN DENGAN KEDUA TANGAN </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">88. Lalu turun untuk sujud dengan kedua tangan diletakkan terlebih dahulu sebelum kedua lutut, demikianlah yang diperintahkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam serta tsabit dari perbuatan beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang untuk menyerupai cara berlututnya unta yang turun dengan kedua lututnya yang terdapat di kaki depan. </div><div style="text-align: justify;">89. Apabila sujud -dan ini adalah rukun- bertumpu pada kedua telapak tangan serta melebarkannya. </div><div style="text-align: justify;">90. Merapatkan jari jemari. </div><div style="text-align: justify;">91. Lalu menghadapkan ke kiblat. </div><div style="text-align: justify;">92. Merapatkan kedua tangan sejajar dengan bahu. </div><div style="text-align: justify;">93. Kadang-kadang meletakkan keduanya sejajar dengan telinga. </div><div style="text-align: justify;">94. Mengangkat kedua lengan dari lantai dan tidak meletakkannya seperti cara anjing. Hukumnya adalah wajib. </div><div style="text-align: justify;">95. Menempelkan hidung dan dahi ke lantai, ini termasuk rukun. </div><div style="text-align: justify;">96. Menempelkan kedua lutut ke lantai. </div><div style="text-align: justify;">97. Demikian pula ujung-ujung jari kaki. </div><div style="text-align: justify;">98. Menegakkan kedua kaki, dan semua ini adalah wajib. </div><div style="text-align: justify;">99. Menghadapkan ujung-ujung jari ke qiblat. </div><div style="text-align: justify;">100. Meletakkan/merapatkan kedua mata kaki. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">BERLAKU TEGAK KETIKA SUJUD </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">101. Wajib berlaku tegak ketika sujud, yaitu tertumpu dengan seimbang pada semua anggota sujud yang terdiri dari : Dahi termasuk hidung, dua telapak tangan, dua lutut dan ujung-ujung jari kedua kaki. </div><div style="text-align: justify;">102. Barangsiapa sujud seperti itu berarti telah thuma'ninah, sedangkan thuma'ninah ketika sujud termasuk rukun juga. </div><div style="text-align: justify;">103. Mengucapkan ketika sujud. "Subhaana rabbiyal 'alaa" </div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Maha Suci Rabbku yang Maha Tinggi" diucapkan tiga kali atau lebih. </div><div style="text-align: justify;">104. Disukai untuk memperbanyak do'a saat sujud, karena saat itu do'a banyak dikabulkan. </div><div style="text-align: justify;">105. Menjadikan sujud sama panjang dengan ruku' seperti diterangkan terdahulu. </div><div style="text-align: justify;">106. Boleh sujud langsung di tanah, boleh pula dengan pengalas seperti kain, permadani, tikar dan sebagainya. </div><div style="text-align: justify;">107. Tidak boleh membaca Al-Qur'an saat sujud. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">IFTIRASY DAN IQ'A KETIKA DUDUK ANTARA DUA SUJUD </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">108. Kemudian mengangkat kepala sambil takbir, dan hukumnya adalah wajib. </div><div style="text-align: justify;">109. Kadang-kadang sambil mengangkat kedua tangan. </div><div style="text-align: justify;">110. Lalu duduk dengan tenang sehingga semua tulang kembali ke tempatnya masing-masing, dan ini adalah rukun. </div><div style="text-align: justify;">111. Melipat kaki kiri dan mendudukinya. Hukumnya wajib. </div><div style="text-align: justify;">112. Menegakkan kaki kanan (sifat duduk seperti No. 111 dan 112 ini disebut Iftirasy). </div><div style="text-align: justify;">113. Menghadapkan jari-jari kaki ke kiblat. </div><div style="text-align: justify;">114. Boleh iq'a sewaktu-waktu, yaitu duduk di atas kedua tumit. </div><div style="text-align: justify;">115. Mengucapkan pada waktu duduk. "Allahummagfirlii, warhamnii' wajburnii', warfa'nii', wa 'aafinii, warjuqnii". </div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Ya Allah ampunilah aku, syangilah aku, tutuplah kekuranganku, angkatlah derajatku, dan berilah aku afiat dan rezeki". </div><div style="text-align: justify;">116. Dapat pula mengucapkan. "Rabbigfirlii, Rabbigfilii". </div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Ya Allah ampunilah aku, ampunilah aku". </div><div style="text-align: justify;">117. Memperpanjang duduk sampai mendekati lama sujud. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">SUJUD KEDUA </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">118. Kemudian takbir, dan hukumnya wajib. </div><div style="text-align: justify;">119. Kadang-kadang mengangkat kedua tangannya dengan takbir ini. </div><div style="text-align: justify;">120. Lalu sujud yang kedua, ini termasuk rukun juga. </div><div style="text-align: justify;">121. Melakukan pada sujud ini apa-apa yang dilakukan pada sujud pertama. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">DUDUK ISTIRAHAT </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">122. Setelah mengangkat kepala dari sujud kedua, dan ingin bangkit ke rakaat yang kedua wajib takbir. </div><div style="text-align: justify;">123. Kadang-kadang sambil mengangkat kedua tangannya. </div><div style="text-align: justify;">124. Duduk sebentar di atas kaki kiri seperti duduk iftirasy sebelum bangkit berdiri, sekadar selurus tulang menempati tempatnya. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">RAKAAT KEDUA </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">125. Kemudian bangkit raka'at kedua -ini termasuk rukun- sambil menekan ke lantai dengan kedua tangan yang terkepal seperti tukang tepung mengepal kedua tangannya. </div><div style="text-align: justify;">126. Melakukan pada raka'at yang kedua seperti apa yang dilakukan pada rakaat pertama. </div><div style="text-align: justify;">127. Akan tetapi tidak membaca pada raka'at yang kedua ini do'a iftitah. </div><div style="text-align: justify;">128. Memendekkan raka'at kedua dari raka'at yang pertama. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">DUDUK TASYAHUD </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">129. Setelah selesai dari raka'at kedua duduk untuk tasyahud, hukumnya wajib. </div><div style="text-align: justify;">130. Duduk iftirasy seperti diterangkan pada duduk diantara dua sujud. </div><div style="text-align: justify;">131. Tapi tidak boleh iq'a di tempat ini. </div><div style="text-align: justify;">132. Meletakkan tangan kanan sampai siku di atas paha dan lutut kanan, tidak diletakkan jauh darinya. </div><div style="text-align: justify;">133. Membentangkan tangan kiri di atas paha dan lutut kiri. </div><div style="text-align: justify;">134. Tidak boleh duduk sambil bertumpu pada tangan, khususnya tangan yang kiri. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">MENGGERAKKAN TELUNJUK DAN MEMANDANGNYA </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">135. Menggenggam jari-jari tangan kanan seluruhnya, dan sewaktu-waktu meletakkan ibu jari di atas jari tengah. </div><div style="text-align: justify;">136. Kadang-kadang membuat lingkaran ibu jari dengan jari tengah. </div><div style="text-align: justify;">137. Mengisyaratkan jari telunjuk ke qiblat. </div><div style="text-align: justify;">138. Dan melihat pada telunjuk. </div><div style="text-align: justify;">139. Menggerakkan telunjuk sambil berdo'a dari awal tasyahud sampai akhir. </div><div style="text-align: justify;">140. Tidak boleh mengisyaratkan dengan jari tangan kiri. </div><div style="text-align: justify;">141. Melakukan semua ini di semua tasyahud. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Footnote : </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">1. Masih ada dzikir-dzikir yang lain untuk dibaca pada ruku' ini, ada dzikir yang panjang, ada yang sedang, dan ada yang pendek, lihat kembali kitab Sifat Shalat Nabi.</div><div style="text-align: justify;">2. Masih ada dzikir-dzikir yang lain untuk dibaca pada ruku' ini, ada dzikir yang panjang, ada yang sedang, dan ada yang pendek, lihat kembali kitab Sifat Shalat Nabi. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ringkasan Sifat Shalat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam</div><div style="text-align: justify;">Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaani</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bagian IV</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">UCAPAN TASYAHUD DAN DO'A SESUDAHNYA </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">142. Tasyahud adalah wajib, jika lupa harus sujud sahwi. </div><div style="text-align: justify;">143. Membaca tasyahud dengan sir (tidak dikeraskan). </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">144. Dan lafadznya : "At-tahiyyaatu lillah washalawaatu wat-thayyibat, assalamu 'alan - nabiyyi warrahmatullahi wabarakaatuh, assalaamu 'alaiynaa wa'alaa 'ibaadil-llahis-shaalihiin, asyhadu alaa ilaaha illallah, asyhadu anna muhamaddan 'abduhu warasuuluh". </div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Segala penghormatan bagi Allah, shalawat dan kebaikan serta keselamatan atas Nabi 1) dan rahmat Allah serta berkat-Nya. Keselamatan atas kita dan hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sembahan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad hamba dan rasul-Nya". </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">145. Sesudah itu bershalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan mengucapkan : "Allahumma shalli 'alaa muhammad, wa 'alaa ali muhammad, kamaa shallaiyta 'alaa ibrahiima wa 'alaa ali ibrahiima, innaka hamiidum majiid". </div><div style="text-align: justify;">"Allahumma baarik 'alaa muhammaddiw wa'alaa ali muhammadin kamaa baarikta 'alaa ibraahiima wa 'alaa ali ibraahiima, innaka hamiidum majiid". </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Ya Allah berilah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Mulia. </div><div style="text-align: justify;">Ya Allah berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Mulia". </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">146. Dapat juga diringkas sebagai berikut : "Allahumma shalli 'alaa muhammad, wa 'alaa ali muhammad, wabaarik 'alaa muhammadiw wa'alaa ali muhammadin kamaa shallaiyta wabaarikta 'alaa ibraahiim wa'alaa ali ibraahiim, innaka hamiidum majiid". </div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Ya Allah bershalawatlah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana engkau bershalawat dan memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim sesungguhnya Engkau Terpuji dan Mulia". </div><div style="text-align: justify;">147. Kemudian memilih salah satu do'a yang disebutkan dalam kitab dan sunnah yang paling disenangi lalu berdo'a kepada Allah dengannya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">RAKAAT KETIGA DAN KEEMPAT </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">148. Kemudian takbir, dan hukumnya wajib. Dan sunnah bertakbir dalam keadaan duduk. </div><div style="text-align: justify;">149. Kadang-kadang mengangkat kedua tangan. </div><div style="text-align: justify;">150. Kemudian bangkit ke raka'at ketiga, ini adalah rukun seperti sebelumnya. </div><div style="text-align: justify;">151. Seperti itu pula yang dilakukan bila ingin bangkit ke raka'at yang ke empat. </div><div style="text-align: justify;">152. Akan tetapi sebelum bangkit berdiri, duduk sebentar di atas kaki yang kiri (duduk iftirasy) sampai semua tulang menempati tempatnya. </div><div style="text-align: justify;">153. Kemudian berdiri sambil bertumpu pada kedua tangan sebagaimana yang dilakukan ketika berdiri ke rakaat kedua. </div><div style="text-align: justify;">154. Kemudian membaca pada raka'at ketiga dan keempat surat Al-Fatihah yang merupakan satu kewajiban. </div><div style="text-align: justify;">155. Setelah membaca Al-Fatihah, boleh sewaktu-waktu membaca bacaan ayat atau lebih dari satu ayat. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">QUNUT NAZILAH DAN TEMPATNYA </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">156. Disunatkan untuk qunut dan berdo'a untuk kaum muslimin karena adanya satu musibah yang menimpa mereka. </div><div style="text-align: justify;">157. Tempatnya adalah setelah mengucapkan : "Rabbana lakal hamdu". </div><div style="text-align: justify;">158. Tidak ada do'a qunut yang ditetapkan, tetapi cukup berdo'a dengan do'a yang sesuai dengan musibah yang sedang terjadi. </div><div style="text-align: justify;">159. Mengangkat kedua tangan ketika berdo'a. </div><div style="text-align: justify;">160. Mengeraskan do'a tersebut apabila sebagai imam. </div><div style="text-align: justify;">161. Dan orang yang dibelakangnya mengaminkannya. </div><div style="text-align: justify;">162. Apabila telah selesai membaca do'a qunut lalu bertakbir untuk sujud. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">QUNUT WITIR, TEMPAT DAN LAFADZNYA </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">163. Adapun qunut di shalat witir disyari'atkan untuk dilakukan sewaktu-waktu. </div><div style="text-align: justify;">164. Tempatnya sebelum ruku', hal ini berbeda dengan qunut nazilah. </div><div style="text-align: justify;">165. Mengucapkan do'a berikut : "Allahummah dinii fiiman hadayit, wa 'aafiinii fiiman 'aafayit, watawallanii fiiman tawallayit, wa baariklii fiimaa a'thayit, wa qinii syarra maaqadhayit, fainnaka taqdhii walaa yuqdhaa 'alayika wainnahu laayadzillu maw waalayit walaa ya'izzu man 'aadayit, tabaarakta rabbanaa wata'alayit laa manjaa minka illaa ilayika". </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Ya Allah tunjukilah aku pada orang yang engkau tunjuki dan berilah aku afiat pada orang yang Engkau beri afiat. Serahkanlah aku pada orang yang berwali kepada-Mu, berilah aku berkah pada apa yang Engkau berikan kepadaku, lindungilah aku dari keburukan yang Engkau tetapkan, karena Engkau menetapkan, dan tidak ada yang menetapkan untukku. Dan sesungguhnya tidak akan hina orang yang berwali kepada-Mu, dan tidak akan mulia orang yang memusuhi-Mu, Engkau penuh berkah, Wahai Rabb kami dan kedudukan-Mu sangat tinggi, tidak ada tempat berlindung kecuali kepada-Mu". </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">66. Do'a ini termasuk do'a yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam diperbolehkan karena tsabit dari para shahabat radiyallahu anhum. </div><div style="text-align: justify;">167. Kemudian ruku' dan bersujud dua kali seperti terdahulu. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">TASYAHUD AKHIR DAN DUDUK TAWARUK </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">168. Kemudian duduk untuk tasyahud akhir, keduanya adalah wajib. </div><div style="text-align: justify;">169. Melakukan pada tasyahud akhir apa yang dilakukan pada tasyahud awal. </div><div style="text-align: justify;">170. Selain duduk di sini dengan cara tawaruk yaitu meletakkan pangkal paha kiri ke tanah dan mengeluarkan kedua kaki dari satu arah dan menjadikan kaki kiri ke bawah betis kanan. </div><div style="text-align: justify;">171. Menegakkan kaki kanan. </div><div style="text-align: justify;">172. Kadang-kadang boleh juga dijulurkan. </div><div style="text-align: justify;">173. Menutup lutut kiri dengan tangan kiri yang bertumpu padanya. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">KEWAJIBAN SHALAWAT ATAS NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM DAN BERLINDUNG DARI EMPAT PERKARA </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">174. Wajib pada tasyahud akhir bershalawat kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana lafadz-lafadznya yang telah kami sebutkan pada tasyahud awal. </div><div style="text-align: justify;">175. Kemudian berlindung kepada Allah dari empat perkara, dan mengucapkan : "Allahumma inii a'uwdzubika min 'adzaabi jahannam, wa min 'adzaabil qabri wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min tsarri fitnatil masyihid dajjal". </div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari siksa Jahannam dan dari siksa kubur, dan dari fitnah orang yang hidup dan orang yang mati serta dari keburukan fitnah masih ad-dajjal". 2) </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">BERDO'A SEBELUM SALAM </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">176. Kemudian berdo'a untuk dirinya dengan do'a yang nampak baginya dari do'a-do'a tsabit dalam kitab dan sunnah, dan do'a ini sangat banyak dan baik. Apabila dia tidak menghafal satupun dari do'a-do'a tersebut maka diperbolehkan berdo'a dengan apa yang mudah baginya dan bermanfaat bagi agama dan dunianya. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">SALAM DAN MACAM-MACAMNYA </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">177. Memberi salam ke arah kanan sampai terlihat putih pipinya yang kanan, hal ini adalah rukun. </div><div style="text-align: justify;">178. Dan ke arah kiri sampai terlihat putih pipinya yang kiri meskipun pada shalat jenazah. </div><div style="text-align: justify;">179. Imam mengeraskan suaranya ketika salam kecuali pada shalat jenazah. </div><div style="text-align: justify;">180. Macam-macam cara salam. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Pertama mengucapkan "Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu" ke arah kanan dan mengucapkan "Assalamu'alaikum warahmatullah" ke arah kiri. </div><div style="text-align: justify;">Kedua : Seperti di atas tanpa (Wabarakatuh). </div><div style="text-align: justify;">Ketiga mengucapkan "Assalamu'alaikum warahmatullahi" ke arah kanan dan "Assalamu'alaikum" ke arah kiri. </div><div style="text-align: justify;">Keempat : Memberi salam dengan satu kali ke depan dengan sedikit miring ke arah kanan. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">PENUTUP</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Saudaraku seagama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Inilah yang terjangkau bagiku dalam meringkas sifat shalat nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai satu usaha untuk mendekatkannya kepadamu sehingga engkau mendapatkan satu kejelasan, tergambar dalam benakmu, seakan-akan engkau melihatnya dengan kedua belah matamu. Apabila engkau melaksanakan shalatmu sebagaimana yang aku sifatkan kepadamu tentang shalat nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka aku mengharapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar menerima shalatmu, karena engkau telah melaksanakan satu perbuatan yang sesuai dengan perkataan nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat". </div><div style="text-align: justify;">Setelah itu satu hal jangan engkau lupakan, agar engkau menghadirkan hatimu dan khusyu' ketika melakukan shalat, karena itu tujuan utama berdirinya sang hamba di hadapan Allah Subahanahu wa Ta'ala, dan sesuai dengan kemampuan yang ada padamu dari apa yang aku sifatkan tentang kekhusu'an serta mengikuti cara shalat nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, sehingga engkau mendapatkan hasil diharapkan sebagaimana yang telah diisyaratkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan firman-Nya. </div><div style="text-align: justify;">"Artinya : Sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan munkar". </div><div style="text-align: justify;">Akhirnya. Aku memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar menerima shalat kita dan amal kita secara keseluruhan, dan menyimpan pahala shalat kita sampai kita bertemu dengan-Nya. "Di hari tidak bermanfaat lagi harta dan anak-anak kecuali yang datang dengan hati yang suci". Dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Disalin dari buku Ringkasan Sifat Shalat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, yang diterbitkan oleh Lembaga Ilmiah Masjid At-Taqwa Rawalumbu Bekasi Timur. Penerjemah : Amiruddin Abd. Djalil dan M.Dahri. </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Footnote : </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Ini adalah yang disyariatkan sesudah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam wafat dan tsabit dalilnya diriwayatkan Ibnu Mas'ud, Aisyah, Ibnu Zubair dan Ibnu Abas Radhiyallahu 'anhu, barang siapa yang ingin penjelasan lebih lengkap lihat kitab Sifat Shalat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Fitnah orang hidup adalah segala yang menimpa manusia dalam hidupnya seperti fitnah dunia dan syahwat, fitnah orang yang mati adalah fitnah kubur dan pertanyaan dua malaikat, dan fitnah masih ad-dajjal apa yang nampak padanya dari kejadian-kejadian yang luar biasa yang banyak menyesatkan manusia dan menyebabkan mereka mengikuti da'wahnya tentang ketuhanannya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Al Imam Ahmad berkata, "Sesungguhnya kualitas keislaman seseorang adalah tergantung pada kualitas ibadah sholatnya. Kecintaan seseorang kepada Islam juga tergantung pada kecintaan dalam mengerjakan sholat. Oleh karena itu kenalilah dirimu sendiri wahai hamba Allah! Takutlah kamu jika nanti menghadap Allah Azza Wa Jalla tanpa membawa kualitas keislaman yang baik. Sebab kualitas keislaman dalam hal ini ditentukan oleh kualitas ibadah sholatmu." (Ibn al Qayyim, ash Sholah, hal 42 dan ash Sholah wa hukmu taarikihaa, hal 170-171)</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">RISALAH ISLAM</div><div style="text-align: justify;">website:</div><div style="text-align: justify;">http://ccc.1asphost.com/assalam/</div><div style="text-align: justify;">*************</div>KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-32910649066460383902011-01-27T17:38:00.000-08:002011-01-27T17:38:31.489-08:00Peringatan<div class="separator" style="clear: both; text-align: right;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXDcdwHKxP6rQ_c7kc4bsp4JWeOMhhozG5aanpvd1W4_1VqH8UlP0UN9hEUTr2FZFv3wgp_tNhcZC5-xOSeTSdC4KGkUVztJTMEDJUIwZ6eHa1BXFwqI8gi9X_Rvl_DoekhrH4Rh-fzj0/s1600/hanifah_478x600.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXDcdwHKxP6rQ_c7kc4bsp4JWeOMhhozG5aanpvd1W4_1VqH8UlP0UN9hEUTr2FZFv3wgp_tNhcZC5-xOSeTSdC4KGkUVztJTMEDJUIwZ6eHa1BXFwqI8gi9X_Rvl_DoekhrH4Rh-fzj0/s200/hanifah_478x600.jpg" width="158" /></a></div><div style="text-align: justify;">[Peringatan Bagi Orang Yang Meninggalkan Shalat]</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Ada beberapa ayat Al-Qur'an dan hadits-hadits Nabi shallallaahu alaihi wasallam yang merupakan peringatan bagi orang yang meninggalkan shalat dan mengakhirkannya dari waktu yang semestinya, di antaranya: </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: </div><div style="text-align: justify;">"Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang buruk) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturut-kan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kerugian." (Maryam: 59) </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: </div><div style="text-align: justify;">"Celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dalam shalatnya." (Al-Ma'un: 4-5) </div><div style="text-align: justify;"></div><a name='more'></a><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam: </div><div style="text-align: justify;">"(Yang menghilangkan pembatas) antara seorang muslim dengan kemusyrikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat." (HR. Muslim) </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam: </div><div style="text-align: justify;">"Perjanjian antara kita dengan mereka (orang munafik) adalah shalat, barangsiapa meninggalkannya maka sesungguhnya ia telah kafir." (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan An-Nasai, hadits shahih) </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pada suatu hari, Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam berbicara tentang shalat, sabda beliau: </div><div style="text-align: justify;">"Barangsiapa menjaga shalatnya maka shalat tersebut akan menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya pada hari Kiamat nanti. Dan barangsiapa tidak men-jaga shalatnya, maka dia tidak akan memiliki cahaya, tidak pula bukti serta tidak akan selamat. Kemudian pada hari Kiamat nanti dia akan (dikumpulkan) ber-sama-sama dengan Qarun, Fir'aun, Haman dan Ubay Ibnu Khalaf." (HR. Ahmad, At-Thabrani dan Ibnu Hibban, hadits shahih) </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Wajibnya Shalat Berjama'ah</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Di zaman Abu Bakar r.a ada seorang lelaki yang meninggal dunia dan sewaktu mereka menyembahyanginya tiba-tiba kain kafan itu bergerak. Apabila mereka membuka kain kafan itu mereka melihat ada seekor ular sedang membelit leher mayat tersebut serta memakan daging dan menghisap darah mayat. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lalu mereka coba membunuh ular itu. Apabila mereka coba untuk membunuh ular itu, maka berkata ular tersebut, ;Laa ilaaha illallahu Muhammadu Rasulullah, mengapakah kamu semua hendak membunuh aku? Aku tidak berdosa dan aku tidak bersalah. Allah S.W.T yang memerintahkan kepadaku supaya menyiksanya sehingga sampai hari kiamat. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lalu para sahabat bertanya,; Apakah kesalahan yang telah dilakukan oleh mayat ini? Berkata ular,</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia telah melakukan tiga kesalahan, di antaranya : </div><div style="text-align: justify;">1. Apabila dia mendengar azan, dia tidak mau datang untuk sembahyang berjamaah. </div><div style="text-align: justify;">2. Dia tidak mau kel uarkan zakat hartanya. </div><div style="text-align: justify;">3. Dia tidak mau mendengar nasihat para ulama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Al Imam Ahmad berkata, "Sesungguhnya kualitas keislaman seseorang adalah tergantung pada kualitas ibadah sholatnya. Kecintaan seseorang kepada Islam juga tergantung pada kecintaan dalam mengerjakan sholat. Oleh karena itu kenalilah dirimu sendiri wahai hamba Allah! Takutlah kamu jika nanti menghadap Allah Azza Wa Jalla tanpa membawa kualitas keislaman yang baik. Sebab kualitas keislaman dalam hal ini ditentukan oleh kualitas ibadah sholatmu." (Ibn al Qayyim, ash Sholah, hal 42 dan ash Sholah wa hukmu taarikihaa, hal 170-171)</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">RISALAH ISLAM</div><div style="text-align: justify;">website:</div><div style="text-align: justify;">http://ccc.1asphost.com/assalam/</div><div style="text-align: justify;">*************</div>KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-39210736649605304652011-01-27T17:37:00.000-08:002011-01-27T17:37:11.329-08:00Solat menjadi batal<div class="separator" style="clear: both; text-align: right;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHkTeAGrQMvQmbPPv9IImB4KU0te9T2V0SGKJ1gTnvruB35pEJ6Z3dLSkEsEOfEyrYJuJ1P5YybmAx1NZ8xM2vdxDP4Wz6iAuIYdjjan9ViEhMNN6UPxc7SnPYnJ3ZzM0MqVSq0NgcfeU/s1600/ida_412x600.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHkTeAGrQMvQmbPPv9IImB4KU0te9T2V0SGKJ1gTnvruB35pEJ6Z3dLSkEsEOfEyrYJuJ1P5YybmAx1NZ8xM2vdxDP4Wz6iAuIYdjjan9ViEhMNN6UPxc7SnPYnJ3ZzM0MqVSq0NgcfeU/s200/ida_412x600.jpg" width="136" /></a></div><div style="text-align: justify;">[Hal-Hal Yang Membatalkan Shalat]</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Shalat seseorang akan batal apabila ia melakukan salah satu di antara hal-hal berikut ini: </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Makan dan minum dengan sengaja. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam : </div><div style="text-align: justify;">"Sesungguhnya di dalam shalat itu ada kesibukkan tertentu." (Muttafaq ‘alaih) ([1]) Dan ijma’ ulama juga mengatakan demikian. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Berbicara dengan sengaja, bukan untuk kepentingan pelaksanaan shalat. </div><div style="text-align: justify;">"Dari Zaid bin Arqam Radhiallaahu anhu, ia berkata, ’Dahulu kami berbicara di waktu shalat, salah seorang dari kami berbicara kepada temannya yang berada di sampingnya sampai turun ayat: ‘Dan hendaklah kamu berdiri karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’([2]), maka kami pun diperintahkan untuk diam dan dilarang berbicara." (Muttafaq ‘alaih) </div><a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">Dan juga sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam : </div><div style="text-align: justify;">"Sesungguhnya shalat ini tidak pantas ada di dalamnya percakapan manusia sedikit pun." (HR. Muslim) </div><div style="text-align: justify;">Adapun pembicaraan yang maksudnya untuk mem-betulkan pelaksanaan shalat, maka hal itu diperbolehkan seperti membetulkan bacaan (Al-Qur’an) imam, atau imam setelah memberi salam kemudian bertanya apakah shalatnya sudah sempurna, apabila ada yang menjawab belum, maka dia harus menyempurnakannya. Hal ini pernah terjadi terhadap Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam , kemudian Dzul Yadain bertanya kepada beliau, ‘Apakah Anda lupa ataukah sengaja meng-qashar shalat, wahai Rasulullah?’ Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam menjawab, ‘Aku tidak lupa dan aku pun tidak bermaksud meng-qashar shalat.’ Dzul Yadain berkata, ‘Kalau begitu Anda telah lupa wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda, ‘Apakah yang dikatakan Dzul Yadain itu betul?’ Para sahabat menjawab, ‘Benar.’ Maka beliau pun menambah shalatnya dua rakaat lagi, kemudian melakukan sujud sahwi dua kali. (Muttafaq ‘alaih) </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Meninggalkan salah satu rukun shalat atau syarat shalat yang telah disebutkan di muka, apabila hal itu tidak ia ganti/sempurnakan di tengah pelaksanaan shalat atau sesudah selesai shalat beberapa saat. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam terhadap orang yang shalatnya tidak tepat: </div><div style="text-align: justify;">"Kembalilah kamu melaksanakan shalat, sesungguhnya kamu belum melaksanakan shalat." (Muttafaq ‘alaih) </div><div style="text-align: justify;">Lantaran orang itu telah meninggalkan tuma’ninah dan i’tidal. Padahal kedua hal itu termasuk rukun. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Banyak melakukan gerakan, karena hal itu bertentangan dengan pelaksanaan ibadah dan membuat hati dan anggota tubuh sibuk dengan urusan selain ibadah. Adapun gerakan yang sekadarnya saja, seperti memberi isyarat untuk menjawab salam, membetulkan pakaian, menggaruk badan dengan tangan, dan yang semisalnya, maka hal itu tidaklah membatalkan shalat. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tertawa sampai terbahak-bahak. Para ulama sepakat mengenai batalnya shalat yang disebabkan tertawa seperti itu. Adapun tersenyum, maka kebanyakan ulama menganggap bahwa hal itu tidaklah merusak shalat seseorang. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tidak berurutan dalam pelaksanaan shalat, seperti mengerjakan shalat Isya sebelum mengerjakan shalat Maghrib, maka shalat Isya itu batal sehingga dia shalat Maghrib dulu, karena berurutan dalam melaksanakan shalat-shalat itu adalah wajib, dan begitulah perintah pelaksanaan shalat itu. </div><div style="text-align: justify;">Kelupaan yang fatal, seperti menambah shalat menjadi dua kali lipat, umpamanya shalat Isya’ delapan rakaat, karena perbuatan tersebut merupakan indikasi yang jelas, bahwa ia tidak khusyu’ yang mana hal ini merupakan ruhnya shalat. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Al Imam Ahmad berkata, "Sesungguhnya kualitas keislaman seseorang adalah tergantung pada kualitas ibadah sholatnya. Kecintaan seseorang kepada Islam juga tergantung pada kecintaan dalam mengerjakan sholat. Oleh karena itu kenalilah dirimu sendiri wahai hamba Allah! Takutlah kamu jika nanti menghadap Allah Azza Wa Jalla tanpa membawa kualitas keislaman yang baik. Sebab kualitas keislaman dalam hal ini ditentukan oleh kualitas ibadah sholatmu." (Ibn al Qayyim, ash Sholah, hal 42 dan ash Sholah wa hukmu taarikihaa, hal 170-171)</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">RISALAH ISLAM</div><div style="text-align: justify;">website:</div><div style="text-align: justify;">http://ccc.1asphost.com/assalam/</div><div style="text-align: justify;">*************</div>KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-54724396453650026212011-01-27T17:27:00.000-08:002011-01-27T17:27:54.166-08:00Rapatkan Shaf<div class="separator" style="clear: both; text-align: right;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdJLPisUvAuomYSoClrx63KvF0-lFFYP4OpVf5Wlvz5T1DmMckZrRZ6xsOTXBLtEv4jMPsvaw9wxy2fhH3zpKoHqDY1GluQ3VE2eaPIXeldoC29faCNS7Q2HGURjDn2HVz25BUWujfB_c/s1600/eva_388x600.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdJLPisUvAuomYSoClrx63KvF0-lFFYP4OpVf5Wlvz5T1DmMckZrRZ6xsOTXBLtEv4jMPsvaw9wxy2fhH3zpKoHqDY1GluQ3VE2eaPIXeldoC29faCNS7Q2HGURjDn2HVz25BUWujfB_c/s200/eva_388x600.jpg" width="128" /></a></div><div style="text-align: justify;">[Luruskan Dan Rapatkan Shaf]</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Shalat berjamaah merupakan amal yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam . Sebagaimana sabdanya, "Shalat berjamaah lebih afdhal dari shalat sendirian dua puluh derajat". Ketika shalat berjamaah, meluruskan dan merapatkan shaf (barisan) sangat diperintahkan, sebagaimana di dalam sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam,</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Artinya, "Luruskan shafmu, karena sesungguhnya meluruskan shaf itu merupakan bagian dari kesempurnaan shalat". (Muttafaq ‘Alaih).</div><div style="text-align: justify;"></div><a name='more'></a><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Hadits ini dan hadits-hadits lain yang semisal, kata Ibnu Hazm, merupakan dalil wajibnya merapikan shaf sebelum shalat dimulai. Karena menyempurnakan shalat itu wajib, sedang kerapihan shaf merupakan bagian dari kesempurnaan shalat, maka merapikan shaf merupakan kewajiban. Juga lafaz amr (perintah) dalam hadits di atas menunjukkan wajib. Selain itu, Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam setiap memulai shalat, selalu menghadap kepada jamaah dan memerintahkan untuk meluruskan shaf, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik Radhiallaahu anhu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Teladan dari Nabi dan Para Shahabat</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Umar bin Khaththab pernah memukul Abu Utsman An-Nahdi karena ke luar dari barisan shalatnya. Juga Bilal pernah melakukan hal yang sama, seperti yang dikatakan oleh Suwaid bin Ghaflah bahwa Umar dan Bilal pernah memukul pundak kami dan mereka tidak akan memukul orang lain, kecuali karena meninggalkan sesuatu yang diwajibkan (Fathul Bari juz 2 hal 447). Itulah sebabnya, ketika Anas tiba di Madinah dan ditanya apa yang paling anda ingkari, beliau berkata, "Saya tidak pernah mengingkari sesuatu melebihi larangan saya kepada orang yang tidak merapikan shafnya." (HR. A-Bukhari).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bahkan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam sebelum memulai shalat, beliau berjalan merapikan shaf dan memegang dada dan pundak para sahabat dan bersabda,</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Wahai sekalian hamba Allah! Hedaklah kalian meluruskan shaf-shaf kalian atau (kalau tidak), maka sungguh Allah akan membalikkan wajah-wajah kalian." (HR. Al-Jama'ah, kecuali al-Bukhari)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di dalam riwayat Abu Hurairah, dia berkata, "Rasulullah biasa masuk memeriksa ke shaf-shaf mulai dari satu ujung ke ujung yang lain, memegang dada dan pundak kami seraya bersabda, "Janganlah kalian berbeda (tidak lurus shafnya), karena akan menjadikan hati kalian berselisih "(HR. Muslim)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Imam Al-Qurthubi berkata, "Yang dimaksud dengan perselisihan hati pada hadits di atas adalah bahwa ketika seorang tidak lurus di dalam shafnya dengan berdiri ke depan atau ke belakang, menunjukkan kesombongan di dalam hatinya yang tidak mau diatur. Yang demikian itu, akan merusak hati dan bisa menimbulkan perpecahan (Fathul Bari juz 2 hal 443). Pendapat ini juga didukung oleh Imam An-Nawawi, beliau berkata, berbeda hati maksudnya terjadi di antara mereka kebencian dan permusuhan dan pertentangan hati. Perbedaan ketika bershaf merupakan perbedaan zhahir dan perbedaan zhahir merupakan wujud dari perbedaan bathin yaitu hati.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara Qhadhi Iyyadh menafsirkannya dengan mengatakan Allah akan mengubah hati mereka secara fisik, sebagaimana di dalam riwayat lain (Allah akan mengubah wajah mereka). Hal itu merupakan ancaman yang berat dari Allah, sebagaimana Dia mengancam orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam (i’tidal), maka Allah akan mengubah wajahnya menjadi wajah keledai. Imam Al-Kirmani menyimpulkan, akibat dari pertentangan dan perbedaan di dalam shaf, bisa menimbulkan perubahan anggota atau tujuan atau juga bisa perbedaan balasan dengan memberikan balasan yang sempurna bagi mereka yang meluruskan shaf dan memberikan balasan kejelekan bagi mereka yang tidak meluruskan shafnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Berdiri di dalam shaf bukan hanya sekedar berbaris lurus, tetapi juga dengan merapatkan kaki dan pundak antara satu dengan yang lainnya seperti yang dilakukan oleh para shahabat. Diriwayatkan oleh Ibnu Umar Radhiallaahu anhu Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda,</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Artinya "Rapatkankan shaf, dekatkan (jarak) antara shaf-shaf itu dan ratakan pundak-pundak." (HR. Abu Daud dan An-Nasai, dishahihkan oleh Ibnu Hibban).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di dalam riwayat lain oleh Abu Dawud Rasulullah bersabda, </div><div style="text-align: justify;">Artinya "Demi jiwaku yang ada di tanganNya, saya melihat syaitan masuk di celah-celah shaf, sebagaimana masuknya anak kambing."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Posisi Makmum di Dalam Shalat</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Apabila imam shalat berjamaah hanya dengan seorang makmum, maka dia (makmum) disunnahkan berdiri di sebelah kanan imam(sejajar dengannya), sebagaimana yang diceritakan oleh Ibnu Abbas bahwa beliau pernah shalat berjamaah bersama Rasulullah n pada suatu malam dan berdiri di sebelah kirinya. Maka Rasulullah n memegang kepala Ibnu Abbas dari belakang lalu memindahkan di sebelah kanannya (Muttafaq ‘Alaih). Apabila makmum terdiri dari dua orang, maka keduanya berada di belakang imam, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, beliau bersabda,</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Artinya "Rasulullah shalat maka saya dan seorang anak yatim berdiri di belakangnya dan Ummu Sulaim berdiri di belakang kami" (Muttafaq ‘Alaih). </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Adapun pendapat Kufiyyun (Ulama-ulama’ Kufah) yang mengatakan bahwa kalau makmum terdiri dari dua orang maka yang satunya berdiri di sebelah kanan Imam dan yang lainnya di sebelah kirinya, maka hal itu dibantah oleh Ibnu Sirin, seperti yang diriwayatkan oleh Attahawi bahwa yang demikian itu hanya boleh diamalkan, ketika shalat di tempat yang sempit yang tidak cukup untuk membuat shaf di belakang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hadits di atas juga menjelaskan bahwa makmum wanita mengambil posisi di belakang laki-laki, sekali pun harus bershaf sendirian. Dan dia tidak boleh bershaf di samping laki-laki, apalagi di depannya. Sebaik-baik shaf laki-laki adalah yang pertama dan seburuk-buruknya adalah yang terakhir. Sebaliknya bagi wanita, sebaik-baik shaf baginya adalah yang terakhir dan yang paling buruk adalah yang pertama. (HR. Muslim dari Abu Hurairah). Dan shaf yang paling afdhal adalah di sebelah kanannya imam. Dan dari situlah dimulainnya membuat shaf baru, sebagaimana yang dikata-kan oleh Barra’ bin ‘Azib dengan sanad yang shahih. Menyempurnakan shaf terdepan adalah yang dilakukan oleh para malaikat, ketika berbaris di hadapan Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di riwayatkan oleh Abu Dawud dari Jabir bin Samurah ia berkata, "Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, "Tidakkah kalian ingin berbaris, sebagaimana para malaikat berbaris di hadapan Rabb mereka." Maka kami bertanya, "Bagaimanakah para malaikat berbaris di hadapan Rabb?" Beliau menjawab, "Mereka menyempurnakan barisan yang depan dan saling merapat di dalam shaf."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dibolehkan seorang makmum shalat di lantai dua dari masjid atau dipisahkan dengan tembok atau lainnya dari imam, selama dia mendengar suara takbir imam. Sebagaimana yang dikatakan oleh Hasan, "Tidak mengapa kamu shalat berjamaah dengan imam, walaupun di antara kamu dan imam ada sungai". Ditambahkan oleh Abu Mijlaz, selama mendengar takbirnya imam (Shahih Al-Bukhari). Dan sebagian ulama juga menyaratkan harus bersambungnya shaf, namun hal ini masih diperdebatkan di antara para ulama. Juga kisah qiyamuramadhan (shalat tarawih), yang pertama kali yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam .</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Larangan Membuat Shaf Sendirian</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seorang makmum dilarang mem-buat shaf sendirian, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Wabishah bin Mi’bad, bahwa Rasulullah melihat seseorang shalat di belakang shaf sendirian, maka beliau memerintahkan untuk mengulang shalatnya (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan pada riwayat Thalq bin Ali ada tambahan, "Tidak ada shalat bagi orang yang bersendiri di belakang shaf". Walaupun demikian sebagian ulama’ tetap menyatakan sah shalat seorang yang berdiri sendiri dalam satu shaf karena alasan hadits di atas sanadnya mudltharib (simpang siur), sebagai-mana yang dikatakan oleh Ibnu Abdil Barr.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Menurut Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin, jika seseorang menjumpai shaf yang sudah penuh, sementara ia sendirian dan tidak ada yang ditunggu, maka boleh baginya shalat sendiri di belakang shaf itu. Karena apabila ada larangan berhada-pan dengan kewajiban (jamaah bersama imam, red), maka di dahulu-kan yang wajib.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Untuk menjaga keutuhan shaf boleh saja seorang maju atau bergeser ketika mendapatkan ada shaf yang terputus. Sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam yang diriwayatkan oleh Abu Juhaifah beliau bersabda, "Barangsiapa yang meme-nuhi celah yang ada pada shaf maka Allah akan mengampuni dosanya." (HR. Bazzar dengan sanad hasan).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tiada langkah paling baik melebihi yang dilakukan oleh seorang untuk menutupi celah di dalam shaf. Dan semakin banyak teman dan shaf dalam shalat berjamaah akan semakin afdhal, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ubay bin Ka’ab, Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda,</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Artinya "Shalat seorang bersama seorang lebih baik daripada shalat sendirian dan shalatnya bersama dua orang lebih baik daripada shalatnya bersama seorang. Dan bila lebih banyak maka yang demikian lebih disukai oleh Allah ‘Azza wa Jalla." (Muttafaq ‘Alaih).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan ketika memasuki shaf untuk shalat disunahkan untuk melakukannya dengan tenang tidak terburu-buru, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abi Bakrah, bahwasanya ia shalat dan mendapati Nabi sedang ruku’ lalu dia ikut ruku’ sebelum sampai kepada shaf, maka Nabi berkata kepadanya,</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Artinya "Semoga Allah menambahkan kepadamu semangat (kemauan), tetapi jangan kamu ulangi lagi." (HR. Al Bukhari) dan dalam riwayat Abu Daud ada tambahan: "Ia ruku’ sebelum sampai di shaf lalu dia berjalan menuju shaf." (Nurul Mukhlisin)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Al Imam Ahmad berkata, "Sesungguhnya kualitas keislaman seseorang adalah tergantung pada kualitas ibadah sholatnya. Kecintaan seseorang kepada Islam juga tergantung pada kecintaan dalam mengerjakan sholat. Oleh karena itu kenalilah dirimu sendiri wahai hamba Allah! Takutlah kamu jika nanti menghadap Allah Azza Wa Jalla tanpa membawa kualitas keislaman yang baik. Sebab kualitas keislaman dalam hal ini ditentukan oleh kualitas ibadah sholatmu." (Ibn al Qayyim, ash Sholah, hal 42 dan ash Sholah wa hukmu taarikihaa, hal 170-171)</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">RISALAH ISLAM</div><div style="text-align: justify;">website:</div><div style="text-align: justify;">http://ccc.1asphost.com/assalam/</div><div style="text-align: justify;">*************</div>KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-67987068215447538432011-01-27T17:23:00.000-08:002011-01-29T15:26:10.427-08:00Jangan lupakan<div class="separator" style="clear: both; text-align: right;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiltVDt95Ac_6a0JD42YVqOYPA5xkVe3JriKJpkJzGVUEzb76GEaXpoNMObgXfhP-jCYBvOsGsjC9sXNSuEgSfLYT2ntwXjcSORLFIxx9TzF-56Myp9XR7CxGexWgVSYgTeImXgdanPZc0/s1600/istianah_472x600.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiltVDt95Ac_6a0JD42YVqOYPA5xkVe3JriKJpkJzGVUEzb76GEaXpoNMObgXfhP-jCYBvOsGsjC9sXNSuEgSfLYT2ntwXjcSORLFIxx9TzF-56Myp9XR7CxGexWgVSYgTeImXgdanPZc0/s200/istianah_472x600.jpg" width="157" border="0" height="200"></a></div>[HAL2 Yg HARUS DIPERHATIKAN]<br />*************<br />Tidak tuma’ninah dalam sholat<br />*************<br />Tuma’ninah adalah diam beberapa saat sehingga tenang anggota badan. Para ulama memberi batasan sekedar waktu yang diperlukan untuk membaca tasbih. Misalnya dengan tidak meluruskan punggung saat ruku’ dan sujud, tidak tegak ketika bangkit dari ruku’ dan sujud, semuanya merupakan kebiasaan yang sering dilakukan oleh sebagian kaum muslimin, apabila seseorang melakukan hal tersebut maka tidak sah sholatnya, Rasulullah r bersabda: "Tidak sah sholat seorang, sehingga ia meluruskan punggungnya ketika ruku’ dan sujud" (H.R. Abu Daud 1/533, lihat Shahihul Jami’ hadits no. 7224). <br /><br /><a name='more'></a><br /><br />Rasullulah r menggabarkan diantara kejahatan pencuri yang paling besar adalah mencuri dalam sholat sebagaimana sabdanya :"Sejahat-jahat pencuri adalah orang yang mencuri dalam sholatnya" mereka (Sahabat) bertanya " bagaimana ia mencuri dari sholatnya? Beliau menjawab "tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya" (H.R. Ahmad, 5/310 dan lihat Shahihul Jami’ hadits no. 997). Tak diragukan lagi, ini suatu kemungkaran, yang pelakunya harus dinasehati dan diperingatkan akan ancaman Allah dalam melakukan hal tersebut.<br />*************<br />Mendahului Imam secara sengaja dalam sholat.<br />*************<br />Dalam sholat berjamaah sadar atau tidak sadar, banyak orang yang mendahului imam baik dalam hal ruku’, sujud bahkan mendahului imam dalam salam, perbuatan ini dianggap remeh oleh sebagian besar umat Islam, oleh karena itu Rasulullah r mengingatkan dengan ancaman yang keras sebagaimana sabdanya: "Tidakkah takut orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam, akan dirubah oleh Allah kepalanya menjadi kepala keledai" (H.R. Muslim). <br /><br />Para sahabat sangat berhati-hati sekali untuk tidak mendahului Nabi r. Salah seorang sahabat bernama Al-Barra’ bin Azib berkata: "Sungguh mereka (para sahabat) sholat dibelakang Nabi r, maka jika beliau r turun sujud, saya tidak pernah melihat salah seorangpun yang membungkukkan punggungnya, sehingga Rasulullah r meletakkan keningnya diatas tanah, lalu orang yang ada dibelakangnya bersimpuh sujud (bersamaan) (H.R. Muslim), dan ketika Rasulullah r mulai uzur (lanjut usia) dan gerakannya tampak pelan, beliau r tetap mengingatkan orang-orang yang sholat dibelakangnya dengan sabdanya "Wahai sekalian manusia, sungguh aku telah lanjut usia, maka janganlah kalian mendahuluiku dalam ruku’ dan sujud (H.R. Al-Baihaqi 2/93 dan dihasankan oleh al-Albani dalam Irwa’ul Ghalil, 2/290)<br /><br /><br />*************<br />Al Imam Ahmad berkata, "Sesungguhnya kualitas keislaman seseorang adalah tergantung pada kualitas ibadah sholatnya. Kecintaan seseorang kepada Islam juga tergantung pada kecintaan dalam mengerjakan sholat. Oleh karena itu kenalilah dirimu sendiri wahai hamba Allah! Takutlah kamu jika nanti menghadap Allah Azza Wa Jalla tanpa membawa kualitas keislaman yang baik. Sebab kualitas keislaman dalam hal ini ditentukan oleh kualitas ibadah sholatmu." (Ibn al Qayyim, ash Sholah, hal 42 dan ash Sholah wa hukmu taarikihaa, hal 170-171)<br />*************<br />Mari kita membumikan Al-Qur'an<br />website:<br />http://ccc.1asphost.com/assalamquran/<br />*************<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dxJvkZ5y-a1LXtGrDt35Xn3SdcS0eK0x7uvmhu47vuvMRNQDzAwQyMYndph9nlibGM1Wt_qgQF8WRoDY4jACg' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe>KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-75180607274874247962011-01-27T17:21:00.000-08:002011-01-27T17:25:22.892-08:00Solat Berjamaah<div class="separator" style="clear: both; text-align: right;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbFalKe0CaJ2IDjHUrP3C1Pf92qw_bdsSEcfDTURT0nweZevDwZevR7u2FiMePPz0WZbe7vF-nRJCZd5uWQygOs9KCQHXxFasibvLM3vFNHcMWqifw2aw9fDDckHVWPyt1ftvKb2DuYlk/s1600/choirul_414x600.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbFalKe0CaJ2IDjHUrP3C1Pf92qw_bdsSEcfDTURT0nweZevDwZevR7u2FiMePPz0WZbe7vF-nRJCZd5uWQygOs9KCQHXxFasibvLM3vFNHcMWqifw2aw9fDDckHVWPyt1ftvKb2DuYlk/s200/choirul_414x600.jpg" width="137" /></a></div><div style="text-align: justify;">[Shalat Berjama'ah]</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">a. Hukum Shalat Berjama'ah </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">"dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku' " (Al-Baqarah: 43) </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Shalat berjama'ah itu adalah wajib bagi tiap-tiap mukmin, tidak ada keringanan untuk meninggalkannya terkecuali ada udzur (yang dibenarkan dalam agama). Hadits-hadits yang merupakan dalil tentang hukum ini sangat banyak, diantaranya: </div><div style="text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;">Diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud, Rasulullah SAW nersabda: "Barangsiapa yang ingin bergembira bertemu dengan Allah besok dalam keadaan muslim, hendaklah ia memelihara sholat-sholatnya, dimana pun ia dipanggil untuk itu, Sesungguhnya Allah telah menetapkan untuk Nabimu jalan-jalan petunjuk. Dan sholat adalah bagian dari jalan-jalan petunjuk itu. Jika kalian di rumah-rumah kalian seperti sholat orang yang lalai ini, sungguh kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian. Dan apabila kalian telah meninggalkan sunnah, sungguh kalian telah sesat. Tak seorang pun yang bersuci, lalu menyempurnakan bersucinya, kemudian menyengaja mendatangi salah satu masjid, niscaya Allah akan menulis buatnya kebaikan dalam dalam setiap langkah yang diayunkannya. Dan dengannya Allah akan mengangkat derajatnya , dan menghapuskan kejelekannya. Dan aku telah melihat orang-orang (sahabat-sahabat) kami, tidak ada yang ketinggalan dari sholat berjamaah kecuali orang-orang yang munafik yang telah jelas kemunafikannya. Dan sungguh telah dibawa (ke masjid) seseorang (sahabat) sambil digotong diantara dua orang (karena lemahnya) sehingga dia didirikan di dalam suatu shaf." (H.R. Muslim)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, ia berkata, "Telah datang kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam seorang lelaki buta, kemudian ia berkata, "Wahai Rasulullah, aku tidak punya orang yang bisa menuntunku ke masjid, lalu dia mohon kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam agar diberi keringanan dan cukup shalat di rumahnya.' Maka Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam memberikan keringanan kepadanya. Ketika dia berpaling untuk pulang, beliau memanggilnya, seraya berkata, "Apakah engkau mendengar suara adzan (panggilan) shalat?', ia menjawab, "Ya.' Beliau bersabda, "Maka hendaklah kau penuhi (panggilah itu)'." (HR. Muslim) </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu ia berkata: "Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda, "Shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya' dan shalat Shubuh. Seandainya mereka itu mengetahui pahala kedua shalat tersebut, pasti mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Aku pernah berniat memerintahkan shalat agar didirikan kemudian akan kuperintahkan salah seorang untuk mengimami shalat, lalu aku bersama beberapa orang sambil membawa beberapa ikat kayu bakar mendatangi orang-orang yang tidak hadir dalam shalat berjama'ah, dan aku akan bakar rumah-rumah mereka itu'." (Muttafaq "alaih) </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Dari Abu Darda' Radhiallaahu anhu, ia berkata,"Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda, "Tidaklah berkumpul tiga orang, baik di suatu desa maupun di dusun, kemudian di sana tidak dilaksanakan shalat berjama'ah, terkecuali setan telah menguasai mereka. Maka hendaklah kamu senantiasa bersama jama'ah (golongan yang banyak), karena sesungguhnya serigala hanya akan memangsa domba yang jauh terpisah (dari rombongannya)'." (HR. Ahmad, Abu Daud, An-Nasai dan lainnya, hadits hasan) </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Dari Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu , bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda, "Barangsiapa mendengar panggilan adzan namun tidak mendatanginya, maka tidak ada shalat baginya, terkecuali karena udzur (yang dibenarkan dalam agama)'." (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan lainnya, hadits shahih) </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Dari Ibnu Mas'ud Radhiallaahu anhu, ia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam mengajari kami sunnah-sunnah (jalan-jalan petunjuk dan kebenaran) dan di antara sunnah-sunnah tersebut adalah shalat di masjid yang dikumandangkan adzan di dalamnya." (HR. Muslim) </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">b. Keutamaan Shalat Berjama'ah </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Shalat berjama'ah mempunyai keutamaan dan pahala yang sangat besar, banyak sekali hadits-hadits yang menerangkan hal tersebut di antaranya adalah: </div><div style="text-align: justify;">"Dari Ibnu Umar Radhiallaahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda, "Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama daripada shalat sendirian." (Muttafaq "alaih) </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, ia berkata,"Bersabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam , "Shalat seseorang dengan berjama'ah lebih besar pahalanya sebanyak 25 atau 27 derajat daripada shalat di rumahnya atau di pasar (maksudnya shalat sendirian). Hal itu dikarenakan apabila salah seorang di antara kamu telah berwudhu dengan baik kemudian pergi ke masjid, tidak ada yang menggerakkan untuk itu kecuali karena dia ingin shalat, maka tidak satu langkah pun yang dilangkahkannya kecuali dengannya dinaikkan satu derajat baginya dan dihapuskan satu kesalahan darinya sampai dia memasuki masjid. Dan apabila dia masuk masjid, maka ia terhitung shalat selama shalat menjadi penyebab baginya untuk tetap berada di dalam masjid itu, dan malaikat pun mengucapkan shalawat kepada salah seorang dari kamu selama dia duduk di tempat shalatnya. Para malaikat berkata, "Ya Allah, berilah rahmat kepadanya, ampunilah dia dan terimalah taubatnya.' Selama ia tidak berbuat hal yang mengganggu dan tetap berada dalam keadaan suci'." (Muttafaq "alaih) </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">c. Berjama'ah dapat dilaksanakan sekalipun dengan seorang makmum dan seorang imam </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Shalat berjama'ah bisa dilaksanakan dengan seorang makmum dan seorang imam, sekalipun salah seorang di antaranya adalah anak kecil atau perempuan. Dan semakin banyak jumlah jama'ah dalam shalat semakin disukai oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala . </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Dari Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu, ia berkata, "Aku pernah bermalam di rumah bibiku, Maimunah (salah satu istri Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam ), kemudian Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam bangun untuk shalat malam, maka aku pun ikut bangun untuk shalat bersamanya, aku berdiri di samping kiri beliau, lalu beliau menarik kepalaku dan menempatkanku di samping kanannya'." (Muttafaq "alaih) </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Dari Abu Sa'id Al-Khudri dan Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, kedua-nya berkata, "Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda, "Barangsiapa bangun di waktu malam hari kemudian dia membangunkan isterinya, kemudian mereka berdua shalat berjama'ah, maka mereka berdua akan dicatat sebagai orang yang selalu berdzikir kepada Allah'." (HR. Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih) </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiallaahu anhu, "Bahwasanya seorang laki-laki masuk masjid sedangkan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam sudah shalat bersama para sahabatnya, maka beliau pun bersabda, "Siapa yang mau bersedekah untuk orang ini, dan menemaninya shalat.' Lalu berdirilah salah seorang dari mereka kemudian dia shalat bersamanya'." (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi, hadits shahih) </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Dari Ubay bin Ka'ab Radhiallaahu anhu , ia berkata, "Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda, Shalat seseorang bersama orang lain (berdua) lebih besar pahalanya dan lebih mensucikan daripada shalat sendirian, dan shalat seseorang ditemani oleh dua orang lain (bertiga) lebih besar pahalanya dan lebih menyucikan daripada shalat dengan ditemani satu orang (berdua), dan semakin banyak (jumlah jama'ah) semakin disukai oleh Allah Ta'ala'." (HR. Ahmad, Abu Daud dan An-Nasai, hadits hasan) </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tentang urutan orang yang paling berhak menjadi Imam, terdapat dalam hadits Abu Mas'ud Al Anshori, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: {i]Hendaklah yang mengimami suatu kaum adalah orang yang paling pandai membaca Kitabullah. Apabila bacaan mereka sama. (pilihlah) orang yang paling tahu tentang sunnah. Apabila pengetahuan mereka tentang sunnah juga sama, (pilihlah) orang yang lebih dahulu hijrah. Apabila mereka juga bersamaan dalam hijrah, (pilihlah) orang yang lebih dahulu masuk Islam. Dan janganlah seseorang mengimami orang lain di luar wilayahnya, dan janganlah duduk di tempat yang khusus untuk tuan rumah kecuali dengan izinnya."[/i] (H.R. Muslim) </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bagi imam disunnahkan untuk meringankan sholatnya. Ini terdapat dalam sabda Rasulullah SAW: "Apabila salah seorang diantara kaian berdiri(mengimami) orang lain, hendaklah ia meringankan sholatnya (memendekkan bacaannya), karena diantara makmum ada orang tua dan orang yang lemah. Apabila ia sholat sendirian, perpanjanglah sholat sesuai dengan keinginannya." (Muttafaq alaih)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Al Imam Ahmad berkata, "Sesungguhnya kualitas keislaman seseorang adalah tergantung pada kualitas ibadah sholatnya. Kecintaan seseorang kepada Islam juga tergantung pada kecintaan dalam mengerjakan sholat. Oleh karena itu kenalilah dirimu sendiri wahai hamba Allah! Takutlah kamu jika nanti menghadap Allah Azza Wa Jalla tanpa membawa kualitas keislaman yang baik. Sebab kualitas keislaman dalam hal ini ditentukan oleh kualitas ibadah sholatmu." (Ibn al Qayyim, ash Sholah, hal 42 dan ash Sholah wa hukmu taarikihaa, hal 170-171)</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Mari kita membumikan Al-Qur'an</div><div style="text-align: justify;">website:</div><div style="text-align: justify;">http://ccc.1asphost.com/assalamquran/</div><div style="text-align: justify;">*************</div>KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-63006294956843036542011-01-27T17:20:00.000-08:002011-01-27T17:24:21.433-08:00Amal ma'ruf<div class="separator" style="clear: both; text-align: right;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkc1EnkVKEFKDSA9oWGlxEnGl6fb-zY1Ar-qpSIanpdnqHGTXZMbmxVaQEBP7txKcuzdSlNoat1w4-EiWPLL1UbJ5KS4dx0GxWgnTW09sRV5ug6r_UpwLEKe0jbw94At0WIDveVKEVPg4/s1600/Bza+kalee1395_645x600.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="185" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkc1EnkVKEFKDSA9oWGlxEnGl6fb-zY1Ar-qpSIanpdnqHGTXZMbmxVaQEBP7txKcuzdSlNoat1w4-EiWPLL1UbJ5KS4dx0GxWgnTW09sRV5ug6r_UpwLEKe0jbw94At0WIDveVKEVPg4/s200/Bza+kalee1395_645x600.jpg" width="200" /></a></div>AMAL PEDULI UMAT<br />
*************<br />
<br />
"Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja diantara kamu." [Qs. al-Anfal (8):25]<br />
<br />
Sebuah amal mulia, tidak akan mampu dipikul kecuali oleh orang-orang yang mulia, yang dengan amal itulah Alloh memuliakan para nabi dan rasul-Nyn serta orang-orang yang mewarisi jejak langkah mereka dengan sebaik-baiknya. Siapapun yang mengerjakan amal tersebut, maka ia akan menyandang kemuliaan, sebuah kemuliaan yang tidak hanya untuk dirinya sendiri, namun juga bagi seluruh alam. Akan tetapi, semulia apapun orang tersebut, apabila melalaikan amal ini, niscaya ia akan jatuh bersama orang-orang yang hina.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Amal Ma’ruf wa nahi munkar, itulah amal mulia tersebut. Sebuah kalimat, ungkapan dan istilah yang ringan di lisan, namun berat untuk diemban.<br />
<br />
Keshalihan kadangkala akan melenakan diri seseorang, sehingga ia merasa cukup dan aman dengannya. la tidak terlalu peduli dengan kondisi umat yang ada, apalagi untuk memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi umat.<br />
<br />
la puas hanya dengan duduk-duduk di halaqah-halaqah pengajian di pojok masjid. Seolah-olah ia telah melakukan hal yang sangat besar, padahal manusia di sekitarnya kehausan akan kesejukan Islam dan iman, hanya saja mereka tidak menyadarinya.<br />
<br />
Padahal keshalihan tidaklah cukup untuk merubah kondisi yang ada di sekitarnya. Namun, setelah seseorang mampu menshalihkan dirinya sendiri, maka dibutuhkan kesadaran dan kepedulian sosial yang tinggi, yang dengannya mampu menumbuhkan kepekaan seseorang terhadap apa yang terjadi di sekitar diri dan lingkungannya.<br />
<br />
Tidak sedikit pula orang yang salah sangka bahwa ia tidak akan "pernah" melaksanakan amal ma’ruf nahi munkar, karena menganggap dirinya belum "benar-benir" shalih. Sebuah sangkaan yang dibuat-buat, dengan dalih:<br />
<br />
"Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri ." [QS. al-Baqarah (2): 44]<br />
<br />
Larangan tersebut bukan "mencegah" seseorang untuk mengajak orang lain berbuat baik, tetapi larangan bagi yang memadukan keduanya, Yaitu menyuruh kebaikan kepada orang lain namun ia sendiri tidak mengerjakannya.<br />
Padahal ketika kita mengaku mengikuti jejak kehidupan dan akhlak Rasululloh, maka di sana akan ditemukan kesempurnaan akhlak yang melekat pada diri Rasullullah.<br />
<br />
Bukankah Rasululloh adalah orang yang paling peduli terhadap umatnya? Hingga ketika malaikat maut datang pun ia tetap mengingat umatnya?<br />
<br />
Lalu .<br />
<br />
tidak malukah kita jika kita mengaku mengikuti beliau , tapi justru melalaikan amal tersebut,<br />
<br />
yaitu amal peduli umat?<br />
<br />
*************<br />
Mari kita membumikan Al-Qur'an<br />
website:<br />
http://ccc.1asphost.com/assalamquran/<br />
*************KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-39511599897180801002011-01-27T17:17:00.000-08:002011-01-27T17:17:05.157-08:00Jangan menyia-nyiakan solat<div class="separator" style="clear: both; text-align: right;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi62Bajk1FqyYLDL8O_7YLPuaSnzl-klVnGvNtgSsgXUfRscVtYwv7R1BPhEndNCF7f4nodoOaInTt42hEb3VQ53-JytWS_KXmp0tnehFRzlgVB0ME52dXxJRUB_QdVDbj3bMLxTAZyD5s/s1600/Amsari+Lubis_800x600.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi62Bajk1FqyYLDL8O_7YLPuaSnzl-klVnGvNtgSsgXUfRscVtYwv7R1BPhEndNCF7f4nodoOaInTt42hEb3VQ53-JytWS_KXmp0tnehFRzlgVB0ME52dXxJRUB_QdVDbj3bMLxTAZyD5s/s200/Amsari+Lubis_800x600.jpg" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;">[Bahaya Menyia-nyiakan Salat]</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">"Maka, datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelak) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui sesesatan. Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh." (Maryam: 59-60).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibnu Abbas berkata, "Makna menyia-yiakan salat salat bukanlah meninggalkannya sama sekali, tetapi mengakhirkannya dari waktu yang seharusnya." </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Imam para tabi'in, Sa'id bin Musayyib berkata, "Maksudnya adalah orang itu tidak mengerjakan salat duhur sehingga datang waktu asar; tidak mengerjakan asar sehingga datang magrib; tidak salat magrib sampai datang isya; tidak salat isya sampai fajar menjelang; tidak salat subuh sampai matahari terbit. Barang siapa mati dalam keadaan terus-menerus melakukan hal ini dan tidak bertobat, Allah menjanjikan baginya Ghayy, yaitu lembah di neraka Jahanam yang sangat dalam dasarnya lagi sangat tidak enak rasanya." </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Maka, kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lupa akan salatnya." Al-Maa'uun: 4-5). Orang-orang lupa adalah orang-orang yang lalai dan meremehkan salat. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sa'ad bin Abi Waqqash berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah saw. tentang orang-orang yang lupa akan salatnya. Beliau menjawab, yaitu mengakhirkan waktunya." </div><div style="text-align: justify;"></div><a name='more'></a><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Mereka disebut orang-orang yang salat. Namun, ketika mereka meremehkan dan mengakhirkannya dari waktu yang seharusnya, mereka diancam dengan Wail, azab yang berat. Ada juga yang mengatakan bahwa Wail adalah sebuah lembah di neraka Jahanam, jika gunung-gunung yang ada dimasukkan ke sana niscaya akan meleleh semuanya karena sangat panasnya. Itulah tempat bagi orang-orang yang meremehkan salat dan mengakhirkannya dari waktunya. Kecuali, orang-orang yang bertobat kepada Allah Taala dan menyesal atas kelalaiannya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (Al-Munafiqun: 9). </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Para mufasir menjelaskan, "Maksud mengingat Allah dalam ayat ini adalah salat lima waktu. Maka, barang siapa disibukkan oleh harta perniagaannya, kehidupan dunianya, sawah ladangnya, dan anak-anaknya dari mengerjakan salat pada waktunya, maka ia termasuk orang-orang yang merugi." </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Rasulullah saw. bersabda yang artinya, "Amal yang pertama kali dihisab padahari kiamat dari seorang hamba adalah salatnya. Jika salatnya baik maka telah sukses dan beruntunglah ia, sebaliknya, jika rusak, sungguh telah gagal dan merugilah ia." (HR Tirmizi dan yang lain dari Abu Hurairah. Ia berkata, "Hasan Gharib.") </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan 'Laa ilaaha illallah' (Tiada yang berhak diibadahi selain Allah) dan mengerjakan salat serta membayar zakat. Jika mereka telah memenuhinya, maka darah dan hartanya aku lindungi kecuali dengan haknya. Adapun hisabnya maka itu kepada Allah." (HR Bukhari dan Muslim). </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan, "Barang siapa menjaganya maka ia akan memiliki cahaya, bukti, dan keselamatan pada hari kiamat nanti. Sedang yang tidak menjaganya, maka tidak akan memiliki cahaya, bukti, dan keselamatan pada hari itu. Pada hari itu ia akan dikumpulkan bersama Firaun, Qarun, Haman, dan ubay bin Khalaf." (HR Ahmad). </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebagian ulama berkata, "Hanyasanya orang yang meninggalkan salat dikumpulkan dengan empat orang itu karena ia telah menyibukkan diri dengan harta, kekuasaan, pangkat/jabatan, dan perniagaannya dari salat. Jika ia disibukkan dengan hartanya, ia akan dikumpulkan bersama Qarun. Jika ia disibukkan dengan kekuasaannya, ia akan dikumpulkan dengan Firaun. Jika ia disibukkan dengan pangkat/jabatan, ia akan dikumpulkan bersama Haman. Dan, jika ia disibukkan dengan perniagaannya akan dikumpulkan bersama Ubay bin Khalaf, seorang pedagang yang kafir di Mekah saat itu." </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mu'adz bin Jabal meriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa meninggalkan salat wajib dengan sengaja, telah lepas darinya jaminan dari Allah Azza wa Jalla." (HR Ahmad). </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Umar bin Khattab berkata, "Sesungguhnya tidak ada tempat dalam Islam bagi yang menyia-nyiakan salat." Umar bin Khattab meriwayatkan, telah datang seseorang kepada Rasulullah saw. dan bertanya, "Wahai Rasulullah, amal dalam Islam apakah yang paling dicintai oleh Allah Taala?" Beliau menjawab, "Salat pada waktunya. Barang siapa meninggalkannya, sungguh ia tidak lagi memiliki agama lagi, dan salat itu tiangnya agama." </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kala Umar terluka karena tusukan, seseorang mengatakan, "Anda tetap ingin mengerjakan salat, wahai Amirul Mukminin?" "Ya, dan sungguh tidak ada tempat dalam Islam bagi yang menyia-nyiakan salat," jawabnya. Lalu, ia pun mengerjakan salat, meski dari lukanya mengalir darah yang cukup banyak. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa berjumpa dengan Allah dalam keadaan menyia-nyiakan salat, Dia tidak akan mempedulikan satu kebaikan pun darinya."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibnu Hazm berkata, "Tidak ada dosa yang lebih besar sesudah syirik, selain mengakhirkan salat dari waktunya dan membunuh seorang mukmin bukan dengan haknya." </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aun bin Abdullah berkata, "Apabila seorang hamba dimasukkan ke dalam kuburnya, ia akan ditanya tentang salat sebagai sesuatu yang pertama kali ditanyakan. Jika baik barulah amal-amalnya yang lain dilihat. Sebaliknya, jika tidak, tidak ada satu amalan pun yang dilihat (dianggap tidak baik semuanya)." </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Rasulullah saw. bersabda, "Apabila seorang hamba mengerjakan salat di awal waktu, salat itu --ia memiliki cahaya-- akan naik ke langit sehingga sampai ke Arsy, lalu memohonkan ampunan bagi orang yang telah mengerjakannya, begitu seterusnya sampai hari kiamat. Salat itu berkata, 'Semoga Allah menjagamu sebagaimana kamu telah menjagaku.' Dan, apabila seorang hamba mengerjakan salat bukan pada waktunya, salat itu--ia memiliki kegelapan--akan naik ke langit. Sesampainya di sana ia akan dilipat seperti dilipatnya kain yang usang, lalu dipukulkan ke wajah orang yang telah mengerjakannya. Salat itu berkata, 'Semoga Allah menyia-nyiakanmu sebagaimana kamu telah menyia-nyiakanku'." </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Rasulullah saw. bersabda, "Ada tiga orang yang salatnya tidak diterima oleh Allah: seseorang yang memimpin suatu kaum padahal kaum itu membencinya; seseorang yang mengerjakan salat ketika telah lewat waktunya; dan seseorang yang memperbudak orang yang memerdekakan diri." (HR Abu Dawud dari Abdullah bin Amru bin Ash). </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Beliau saw. juga bersabda, Barang siapa menjamak dua salat tanpa ada uzur, sungguh ia telah memasuki pintu terbesar di antara pintu-pintu dosa besar." </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dalam sebuah hadis yang lain disebutkan, "Sesungguhnya orang yang selalu menjaga salat wajib niscaya akan dikaruniai oleh Allah SWT dengan lima perkara:ditepis darinya kesempitan hidup, dijauhkan ia dari azab kubur, diterimakan kepadanya cacatan amalnya dengan tangan kanan, ia akan melewati shirath seperti kilat yang menyambar, dan akan masuk surga tanpa hisab. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebaliknya, orang yang menyia-nyiakannya niscaya akan dihukum oleh Allah dengan empat belas (14) hukuman: lima di dunia, tiga ketika mati, tiga di alam kubur, dan tiga lagi ketika keluar dari kubur. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kelima hukuman di dunia adalah barakah dicabut dari hidupnya, tanda sebagai orang saleh dihapus dari wajahnya, semua amalan yang dikerjakannya tidak akan diberi pahala oleh Allah, doanya tidak akan diangkat ke langit, dan dia tidak akan mendapat bagian dari doanya orang-orang saleh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hukuman yang menimpanya ketika mati adalah dia akan mati dalam kehinaan, dalam kelaparan, dan dalam kehausan. Meskipun ia diberi minum air seluruh lautan dunia, semua itu tidak mampu menghilangkan dahaganya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hukuman yang menimpanya dikubur adalah kuburnya menyempit sehingga tulang-tulangnya remuk tak karuan, dinyalakan di sana api yang membara siang-malam, dan ia dihidangkan kepada seekor ular yang bernama As-Suja al-Aqra. Kedua bola matanya dari api, kuku-kukunya dari besi, dan panjang tiap kuku itu sejauh perjalanan satu hari. Ular itu terus-menerus melukai si mayit sambil berkata, 'Akulah As-Suja al-Aqra!' Seruannya bagaikan gemuruh halilintar, 'Aku diperintah oleh Rabku untuk memukulmu atas kelakuanmu yang menunda-nunda salat subuh sampai terbit matahari, juga atas salat zuhur yang kau tunda-tunda sampai masuk waktu asar, juga atas asar yang kau tunda-tunda sampai magrib, juga atas magrib yang kau tunda-tunda sampai isya, dan atas isya yang kau tunda-tunda sampai subuh.' Setiap kali ular itu memukulnya, ia terjerembab ke bumi selama 70 hasta.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Demikian keadaannya sampai datangnya hari kiamat nanti. Adapun hukuman yang menimpanya sekeluarnya dari kubur pada hari kiamat adalah hisab yang berat, kemurkaan Rab, dan masuk ke neraka." </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dikisahkan, seseorang dari kalangan salaf turut menguburkan saudara perempuannya yang mati. Tanpa ia sadari sebuah kantong berisi harta yang ia bawa jatuh dan turut terkubur. Begitu pula dengan mereka yang hadir, tidak satu pun menyadarinya. Sepulang darinya, barula ia sadar. Maka, ia kembali ke makam dan ketika semua orang telah pulang ke tempat masing-masing ia bongkar kembali makam saudaranya itu. Dan ia pun terkejut begitu melihat api yang menyala-nyala dari dalam makam. Serta merta ia kembalikan tanah galian, dan pulang sambil bercucuran air mata. Mendapati ibunya, ia bertanya, "Duhai Ibunda, gerangan apakah yang telah dilakukan oleh saudara perempuanku?" "Mengapa kau menanyakan,anakku?" ibunya balik bertanya. Ia pun menjawab, "Bunda, sungguh aku melihat kuburnya dipenuhi kobaran api." Lalu, ibunya menangis dan berkata, "Wahaianakku, dulu saudara perempuanmu terbiasa meremehkan dan mengakhirkan salat dari waktunya." </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Ini adalah keadaan mereka yang mengakhirkan salat dari waktunya. Lalu, bagaimana dengan mereka yang tidak mengerjakannya? </div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Marilah kita memohon pertolongan kepada Allah agar kita selalu dapat menjaga salat pada waktunya. Sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Maha Mulia. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sumber: Al-Kabaair, Syamsuddin Muhammad bin Utsman bin Qaimaz at-Turkmani al-Fariqi ad-Dimasyqi asy-Syafii </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Al Imam Ahmad berkata, "Sesungguhnya kualitas keislaman seseorang adalah tergantung pada kualitas ibadah sholatnya. Kecintaan seseorang kepada Islam juga tergantung pada kecintaan dalam mengerjakan sholat. Oleh karena itu kenalilah dirimu sendiri wahai hamba Allah! Takutlah kamu jika nanti menghadap Allah Azza Wa Jalla tanpa membawa kualitas keislaman yang baik. Sebab kualitas keislaman dalam hal ini ditentukan oleh kualitas ibadah sholatmu." (Ibn al Qayyim, ash Sholah, hal 42 dan ash Sholah wa hukmu taarikihaa, hal 170-171)</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">RISALAH ISLAM</div><div style="text-align: justify;">website:</div><div style="text-align: justify;">http://ccc.1asphost.com/assalam/</div><div style="text-align: justify;">*************</div>KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-61479465382783010202011-01-27T17:15:00.000-08:002011-01-27T17:35:38.229-08:00SHOLAT SUBUH & RAHASIANYA<div class="separator" style="clear: both; text-align: right;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6N5rNKiGHEOaLPuBHK2nOGkzBkVi96SvFR7VfpsOsy1LiO2yve-z0n7JIPKct7kCjx-D6rPI5NBjL9aW6MAyCDGKlpfwtjijZhy5-aMd_Cz8CYQvvbD1ScpNSixm2E-Y1rWH0jID5XK4/s1600/Bp+Masduki_800x600.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6N5rNKiGHEOaLPuBHK2nOGkzBkVi96SvFR7VfpsOsy1LiO2yve-z0n7JIPKct7kCjx-D6rPI5NBjL9aW6MAyCDGKlpfwtjijZhy5-aMd_Cz8CYQvvbD1ScpNSixm2E-Y1rWH0jID5XK4/s200/Bp+Masduki_800x600.jpg" width="200" /></a></div>[RAHASIA SHOLAT SUBUH]<br />
*************<br />
Setiap pagi kalau kita tinggal didekat mesjid maka akan terbangun mendengar adzan subuh, yang menyuruh kita untuk melaksanakan shalat subuh. Bagi mereka yang beriman segera saja melemparkan selimut dan segera wudhu dan shalat baik di rumah masing-masing atau ke mushalla atau masjid terdekat dengan berjalan kaki.<br />
<br />
Mungkin menjadi pertanyaan<br />
mengapa Tuhan memerintahkan kita bangun pagi dan shalat subuh?<br />
<br />
Berbagai jawaban dari semua disiplin ilmu tentunya akan banyak dijumpai dan membedah serta memberikan jawaban akan manfaat shalat subuh itu. Dibawah akan diulas sedikit mengani manfaat shalat subuh, instruksi Allah sejak 1400 tahun yang lalu.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Dalam adzan subuh juga akan terdengar kalimat lain dibandingkan dengan kalimat-kalimat yang dikumandangkan muazin untuk waktu-waktu shalat selanjutnya. Kalimat yang terdengar berbeda dan tidak ada pada azan di lain waktu adalah "ash shalatu khairun minan naum".<br />
<br />
Arti kalimat itu adalah shalat itu lebih baik dari pada tidur.<br />
Pernahkah kita mencoba sedikit saja menghayati kalimat "ash shalatu khairun minan naum"?<br />
Mengapa kalimat itu justru dikumandangkan hanya pada shalat subuh, tatkala kita semua sedang terlelap, dan bukan pada adzan untuk shalat lain.<br />
<br />
Sangat mudah bagi kita semua mengatakan bahwa shalat subuh memang baik karena menuruti perintah Allah SWT, Tuhan semesta Alam,<br />
<br />
Apapun perintahnya pasti bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tetapi disisi mana manfaat itu?<br />
<br />
Apa supaya waktu banyak untuk mencari rezeki, tidak ketinggalan kereta atau bus karena macet? Pada waktu dulukan belum ada desak-desakan seperti sekarang semua masih lancar, untuk itu tinjauan dari sisi kesehatan kardiovaskular masih menarik untuk dicermati.<br />
<br />
Untuk tidak berpanjang kata, maka dikemukakan data bahwa shalat subuh bermanfaat karena dapat mengurangi kecenderungan terjadinya gangguan kardiovaskular.<br />
<br />
Pada studi MILIS, studi GISSI 2 dan studi-studi lain di luar negeri, yang dipercaya sebagai suatu penelitian yang shahih maka dikatakan puncak terjadinya serangan jantung sebagian besar dimulai pada jam 6 pagi sampai jam 12 siang.<br />
<br />
Mengapa demikian?<br />
<br />
Karena pada saat itu sudah terjadi perubahan pada sistem tubuh dimana terjadi kenaikan tegangan saraf simpatis (istilah Cina:Yang) dan penurunan tegangan saraf parasimpatis (YIN). Tegangan simpatis yang meningkat akan menyebabkan kita siap tempur, tekanan darah akan meningkat, denyutan jantung lebih kuat dan sebagainya.<br />
<br />
Pada tegangan saraf simpatis yang meningkat maka terjadi penurunan tekanan darah, denyut jantung kurang kuat dan ritmenya melambat. Terjadi peningkatan aliran darah ke perut untuk menggiling makanan dan berkurangnya aliran darah ke otak sehingga kita merasa mengantuk, pokoknya yang cenderung kepada keadaan istirahat.<br />
<br />
Pada pergantian waktu pagi buta (mulai pukul 3 dinihari) sampai siang itulah secara diam-diam tekanan darah berangsur naik, terjadi peningkatan adrenalin yang berefek meningkatkan tekanan darah dan penyempitan pembuluh darah (efek vasokontriksi) dan meningkatkan sifat agregasi trombosit (sifat saling menempel satu sama lain pada sel trombosit agar darah membeku) walaupun kita tertidur.<br />
<br />
Aneh bukan?<br />
<br />
Hal ini terjadi pada semua manusia, setiap hari termasuk anda dan saya maupun bayi anda. Hal seperti ini disebut sebagai ritme Circardian/Ritme sehari-hari, yang secara kodrati diberikan Tuhan kepada manusia. Kenapa begitu dan apa keuntungannya Tuhan yang berkuasa menerangkannya saat ini.<br />
<br />
Namun apa kaitannya keterangan di atas dengan kalimat "ash shalatu khairun minan naum"? Shalat subuh lebih baik dari tidur?<br />
<br />
Secara tidak langsung hal ini dapat dirunut melalui penelitian Furgot dan Zawadsky yang pada tahun 1980 dalam penelitiannya mengeluarkan sekelompok sel dinding arteri sebelah dalam pada pembuluh darah yang sedang diseledikinya (dikerok).<br />
<br />
Pembuluh darah yang normal yang tidak dibuang sel-sel yang melapisi dinding bagian dalamnya akan melebar bila ditetesi suatu zat kimia yaitu:<br />
Asetilkolin. Pada penelitian ini terjadi keanehan, dengan dikeluarkannya sel-sel dari dinding sebelah dalam pembuluh darah itu, maka pembuluh tadi tidak melebar kalau ditetesi asetilkolin.<br />
<br />
Penemuan ini tentu saja menimbulkan kegemparan dalam dunia kedokteran.<br />
<br />
"Jadi itu toh yang menentukan melebar atau menyempitnya pembuluh darah, sesuatu penemuan baru yang sudah sekian lama, sekian puluh tahun diteliti tapi tidak ketemu".<br />
<br />
Penelitian itu segera diikuti penelitian yang lain diseluruh dunia untuk mengetahui zat apa yang ada didalam sel bagian dalam pembuluh darah yang mampu mengembangkan/melebarkan pembuluh itu. Dari sekian ribu penelitian maka zat tadi ditemukan oleh Ignarro serta Murad dan disebut NO/Nitrik Oksida.<br />
<br />
Ketiga penelitian itu Furchgott dan Ignarro serta Murad mendapat hadiah NOBEL tahun 1998.<br />
<br />
Zat NO selalu diproduksi, dalam keadaan istirahat tidur pun selalu diproduksi, namun produksi dapat ditingkatkan oleh obat golongan Nifedipin dan nitrat dan lain-lain tetapi juga dapat ditingkatkan dengan bergerak, dengan olahraga.<br />
<br />
Efek Nitrik oksida yang lain adalah mencegah kecenderungan membekunya darah dengan cara mengurangi sifat agregasi/sifat menempel satu sama lain dari trombosit pada darah kita.<br />
<br />
Jadi kalau kita kita bangun tidur pada pagi buta dan bergerak, maka hal itu akan memberikan pengaruh baik pada pencegahan gangguan kardiovaskular.<br />
<br />
Naiknya kadar NO dalam darah karena exercise yaitu wudhu dan shalat sunnah dan wajib, apalagi bila disertai berjalan ke mesjid merupakan proteksi bagi pencegahan kejadian kardiovaskular.<br />
<br />
Selain itu patut dicatat bahwa pada posisi rukuk dan sujud terjadi proses mengejan, posisi ini meningkatkan tonus parasimpatis (yang melawan efek tonus simpatis). Dengan exercise tubuh memproduksi NO untuk melawan peningkatan kadar zat adrenalin di atas yang berefek menyempitkan pembuluh darah dan membuat sel trombosit darah kita jadi bertambah liar dan inginnya rangkulan terus.<br />
<br />
Demikianlah kekuasaan Allah, ciptaannya selalu dalam berpasang-pasangan, siang-malam, panas-dingin, dan NO-Kontra anti NO.<br />
<br />
Allah, sudah sejak awal Islam datang menyerukan shalat subuh. Hanya saja Allah tidak secara jelas menyatakan manfaat akan hal ini karena tingkat ilmu pengetahuan manusia belum sampai dan masih harus mencarinya sendiri walaupun harus melalui rentang waktu ribuan tahun.<br />
<br />
Petunjuk bagi kemaslahatan umat adalah tanda kasihNya pada hambaNya. Bukti manfaat instruksi Allah baru datang 1400 tahun kemudian. Allahu Akbar.<br />
<br />
Mudah-mudahan mulai saat ini kita tidak lagi memandang sholat sebagai perintahNya<br />
akan tetapi memandangnya sebagai kebutuhan kita. <br />
Sehingga tidak merasa berat dan terpaksa dalam menjalankan ibadah dan selalu shalat subuh didahului dengan shalat sunnah dan kalau dapat jalan ke mesjid.<br />
<br />
Selamat shalat subuh dengan penuh rasa syukur pada Allah akan karunia ini.<br />
Amien.<br />
-----------<br />
Oleh :<br />
Dr.dr.Barita Sitompul.SpJP<br />
<br />
MARI SHOLAT SUBUH BERJAMA'AH YUK.... katanya pengen sehat ....<br />
<br />
*************<br />
Al Imam Ahmad berkata, "Sesungguhnya kualitas keislaman seseorang adalah tergantung pada kualitas ibadah sholatnya. Kecintaan seseorang kepada Islam juga tergantung pada kecintaan dalam mengerjakan sholat. Oleh karena itu kenalilah dirimu sendiri wahai hamba Allah! Takutlah kamu jika nanti menghadap Allah Azza Wa Jalla tanpa membawa kualitas keislaman yang baik. Sebab kualitas keislaman dalam hal ini ditentukan oleh kualitas ibadah sholatmu." (Ibn al Qayyim, ash Sholah, hal 42 dan ash Sholah wa hukmu taarikihaa, hal 170-171)<br />
*************<br />
Mari kita membumikan Al-Qur'an<br />
website:<br />
http://ccc.1asphost.com/assalamquran/<br />
*************KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-68739731234329504462011-01-27T17:13:00.000-08:002011-01-27T17:18:58.685-08:00Keutamaan solat<div class="separator" style="clear: both; text-align: right;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBYzTODf6QX0Wyyoiu_v9La8XplIa8OLsPIhXKEoCKLhrJLN9eFBzOhnfs2_Xj91bmjtrWTWghRPF5jc19eZ0Sprv8jeCEK_g6rpuQAsmx5vTfbwOhPEUreDdaTPALkku0e_za2Uc9Jok/s1600/syukur_482x600.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBYzTODf6QX0Wyyoiu_v9La8XplIa8OLsPIhXKEoCKLhrJLN9eFBzOhnfs2_Xj91bmjtrWTWghRPF5jc19eZ0Sprv8jeCEK_g6rpuQAsmx5vTfbwOhPEUreDdaTPALkku0e_za2Uc9Jok/s200/syukur_482x600.jpg" width="160" /></a></div><div style="text-align: justify;">[Keutamaan Shalat]</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Shalat adalah ibadah yang utama dan berpahala sangat besar. Banyak hadits-hadits yang menerangkan hal itu, akan tetapi dalam kesempatan ini kita cukup menyebutkan beberapa di antaranya sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ketika Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam ditanya tentang amal yang paling utama, beliau menjawab: "Shalat pada waktunya". (Muttafaq 'alaih) </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sabda Rasulullahshallallaahu alaihi wasallam : </div><div style="text-align: justify;">"Bagaimana pendapat kamu sekalian, seandainya di depan pintu masuk rumah salah seorang di antara kamu ada sebuah sungai, kemudian ia mandi di sungai itu lima kali dalam sehari, apakah masih ada kotoran yang melekat di badannya?" Para sahabat menjawab: "Tidak akan tersisa sedikit pun kotoran di badannya." Bersabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam: "Maka begitu pulalah perumpamaan shalat lima kali sehari semalam, dengan shalat itu Allah akan menghapus semua dosa." (Muttafaq 'alaih) </div><div style="text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam : </div><div style="text-align: justify;">"Tidak ada seorang muslim pun yang ketika shalat fardhu telah tiba kemudian dia berwudhu' dengan baik dan memperbagus kekhusyu'annya (dalam shalat) serta ru-ku'nya, terkecuali hal itu merupakan penghapus dosanya yang telah lalu selama dia tidak melakukan dosa besar, dan hal itu berlaku sepanjang tahun itu." (HR. Muslim) </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam: </div><div style="text-align: justify;">"Pokok segala perkara itu adalah Al-Islam dan tonggak Islam itu adalah shalat, dan puncak Islam itu adalah jihad di jalan Allah." (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan lainnya, hadits shahih) </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. 29:45) </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Al Imam Ahmad berkata, "Sesungguhnya kualitas keislaman seseorang adalah tergantung pada kualitas ibadah sholatnya. Kecintaan seseorang kepada Islam juga tergantung pada kecintaan dalam mengerjakan sholat. Oleh karena itu kenalilah dirimu sendiri wahai hamba Allah! Takutlah kamu jika nanti menghadap Allah Azza Wa Jalla tanpa membawa kualitas keislaman yang baik. Sebab kualitas keislaman dalam hal ini ditentukan oleh kualitas ibadah sholatmu." (Ibn al Qayyim, ash Sholah, hal 42 dan ash Sholah wa hukmu taarikihaa, hal 170-171)</div><div style="text-align: justify;">*************</div><div style="text-align: justify;">Mari kita membumikan Al-Qur'an</div><div style="text-align: justify;">website:</div><div style="text-align: justify;">http://ccc.1asphost.com/assalamquran/</div><div style="text-align: justify;">*************</div>KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-323875274237488712011-01-27T17:05:00.000-08:002011-01-27T17:05:43.722-08:00Apa Pengaruh Shalat terhadap Otak manusia<div class="MsoPlainText" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 12pt; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><b><span style="color: navy; font-family: 'Times New Roman', serif;">SHALAT DAN OTAK MANUSIA<span class="Apple-style-span" style="font-size: 17pt;"><o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoPlainText" dir="LTR" style="direction: ltr; line-height: 14.0pt; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span style="color: navy; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Rasulullah saw bersabda: <i>"Barangsiapa menghadap Allah (meninggal dunia), sedangkan ia biasa melalaikan Shalatnya, maka Allah tidak mempedulikan sedikit-pun perbuatan baiknya (yang telah ia kerjakan tsb)"</i>. Hadist Riwayat Tabrani.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoPlainText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="Paragrap" dir="LTR"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sholat itu Bikin Otak Kita Sehat" <o:p></o:p></span></div><div class="Paragrap" dir="LTR" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="Paragrap" dir="LTR"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Seorang Doktor di Amerika ( Dr. Fidelma) telah memeluk Islam karena beberapa keajaiban yang di temuinya di dalam penyelidikannya. </span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ia amat kagum dengan penemuan tersebut sehingga tidak dapat diterima oleh akal fikiran.<o:p></o:p></span></div><div class="Paragrap" dir="LTR"><br />
</div><a name='more'></a><br />
<div class="Paragrap" dir="LTR"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dia adalah seorang Doktor Neurologi. Setelah memeluk Islam dia amat yakin pengobatan secara Islam dan oleh sebab itu itu telah membuka sebuah klinik yang bernama </span><span lang="SV" style="color: red; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">"Pengobatan Melalui Al Qur'an"</span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Kajian pengobatan melalui Al-Quran menggunakan obat-obatan yang digunakan seperti yang terdapat didalam Al-Quran. Di antara berpuasa, madu, biji hitam (Jadam) dan sebagainya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoPlainText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="Paragrap" dir="LTR"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ketika ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam maka Doktor tersebut memberitahu bahwa sewaktu kajian saraf yang dilakukan, terdapat beberapa urat saraf di dalam otak manusia ini tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara lebih normal.<o:p></o:p></span></div><div class="Paragrap" dir="LTR" style="margin-top: 6.0pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Setelah membuat kajian yang memakan waktu akkhirnya dia menemukan bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang tersebut melakukan salat yaitu ketika <b>sujud</b>. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikut kadar salat lima waktu yang diwajibkan oleh Islam. Begitulah keagungan ciptaan Allah.<o:p></o:p></span></div><div class="Paragrap" dir="LTR" style="margin-top: 6.0pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Jadi barang siapa yang tidak menunaikan salat maka otak tidak dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal. Oleh karena itu kejadian manusia ini sebenarnya adalah untuk menganut agama Islam "sepenuhnya" karena Sifat fitrah kejadiannya memang telah dikaitkan oleh Allah dengan agamanya yang indah ini. <o:p></o:p></span></div><div class="Paragrap" dir="LTR"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kaitannya dimana ? Seperti disebutkan dalam surat al-Isra [17]: 78-79.<o:p></o:p></span></div><div align="left" class="Paragrap" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Special"; font-size: 20.0pt; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">أَقِمِ الصَّلاةَ لِدُلُوْكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ الَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُوْدًا</span><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Special"; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">{78} </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Special"; font-size: 20.0pt; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهََجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا</span><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Special"; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">{79}</span><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Special"; font-size: 20.0pt; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="Paragrap" dir="LTR"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ingat Peristiwa Isra dan Mi'raj, bukankah Rasulullah diperintahkan oleh Allah agar Umat Islam melakukan salat sebanyak 50 kali? Nah itu sebabnya.<o:p></o:p></span></div><div class="Paragrap" dir="LTR"><br />
</div><div class="Paragrap" dir="LTR"><b><span lang="FI" style="color: red; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kalau kita mau menghitung jumlah sujud: 1 Rakaat = 2 x sujud. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Jika 17 rakaat = 34 x sujud<o:p></o:p></span></b></div><div class="Paragrap" dir="LTR" style="tab-stops: 49.65pt 92.15pt;"><br />
</div><div class="Paragrap" dir="LTR"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kesimpulannya :<o:p></o:p></span></div><div class="Paragrap" dir="LTR"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Setiap manusia yang tidak melakukan salat walaupun akal mereka berfungsi secara normal, tetapi sebenarnya di dalam keadaan tert</span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">entu akan kehilangan keseimbangan ketika membuat keputusan. Dan tidaklah heran apabila ada seseorang suatu saat melakukan tindakan brutal yang sebenarnya bertentangan dengan hatinuraninya alias kehilangan kendali.<o:p></o:p></span></div><div class="Paragrap" dir="LTR" style="margin-top: 6.0pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Maka jika orang-orang itu berkumpul akan terjadi perkelahian massal yang dilakukan oleh orang-orang yang kemungkinan besar umurnya sudah dewasa. <o:p></o:p></span></div><div class="Paragrap" dir="LTR" style="margin-top: 6.0pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Apa yang diperintahkan Allah dalam al-Qur'an agar kita terhindari dari perbuatan keji dan munkar?<o:p></o:p></span></div><div class="Paragrap" dir="LTR" style="margin-top: 6.0pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sesuai yang difirmankan Allah dalam surat al-Ankabut [29]: 45.<o:p></o:p></span></div><div align="left" class="Paragrap" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-top: 6.0pt; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Special"; font-size: 20.0pt; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">أَتْلُ مَآ أُحِىَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاوةَ إِنَّ الصَّلوةَ تَنْهى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ</span><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Special"; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">{45}</span><span lang="AR-SA" style="font-family: "DecoType Naskh Special"; font-size: 20.0pt; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="Paragrap" dir="LTR" style="margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan</span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-size: 13.0pt; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoPlainText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div class="MsoPlainText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><span lang="SV" style="color: teal; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="color: teal; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[Sumber : National Geographic 2002 Road to Mecca]<o:p></o:p></span></div><div class="MsoPlainText" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><br />
</div><div align="left" class="Judul" dir="LTR" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: left;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">PESAN SPONSOR:<o:p></o:p></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZnEYiF7BaB3-AFafnwzVFGrqon2hlmSM3v7vdN49pkhHf1Gs60XZzx8AUKOfkVk4i_UmgWm3j4qZcQlKh0m5aAvcJkimt-eh02X4J4osOw8emzG3lQR8XmrNmK19Z33B3hqUv9-Ta9V4/s1600/dede+sutisna.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZnEYiF7BaB3-AFafnwzVFGrqon2hlmSM3v7vdN49pkhHf1Gs60XZzx8AUKOfkVk4i_UmgWm3j4qZcQlKh0m5aAvcJkimt-eh02X4J4osOw8emzG3lQR8XmrNmK19Z33B3hqUv9-Ta9V4/s200/dede+sutisna.jpg" width="134" /></a></div><div align="left" class="Judul" dir="LTR" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 3.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: left;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">MARI KITA PERBANYAK SUJUD <o:p></o:p></span></div><div align="left" class="Judul" dir="LTR" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 3.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: left;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">AGAR OTAK KITA SEHAT & SEGAR SELALU</span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-1514546850776837332011-01-27T16:29:00.000-08:002011-01-27T16:31:11.573-08:00Pendidikan di Era Globalisasi<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pengembangan Mutu Pendidikan dalam Menghadapi Era Globalisasi </span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt;">Oleh : Drs. Sofyan, M.Pd</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara, agar menjadi warga negara yang berkualitas sesuai cita-cita yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Maksud lainnya adalah untuk menunjang kehidupan dan tarap hidup agar menjadi lebih baik, serta memiliki harkat dan martabat yang tinggi sebagai manusia. Menurut Suyanto dan Abbas (2001), pendidikan merupakan instrumen yang amat penting bagi setiap bangsa untuk meningkatkan daya saingnya dalam percaturan politik, ekonomi, hukum, budaya dan pertahanan pada tata kehidupan masyarakat dunia global. Perubahan yang terjadi secara global menyebabkan perubahan gaya hidup.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Perubahan-perubahan global mengharuskan pada setiap organisasi termasuk organisasi pendidikan untuk segera membenahi dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada, agar dapat memberikan jawaban terhadap tantangan jaman. Pemerintah tidak pernah berhenti dalam membangun dan membenahi sektor pendidikan, karena adanya tantangan jaman dan menyadari akan adanya permasalahan-permasalahan yang timbul akibat adanya pergeseran-pergeseran dan perubahan jaman.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Peran pendidikan sangatlah strategis dalam membangun bangsa (nation building), karena pendidikan tidak saja memiliki fungsi yang hakiki dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang akan menjadi aktor-aktor dalam menjalankan fungsi dari berbagai kehidupan, tetapi juga merupakan suatu daya upaya bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter, pikiran, intelektual) dari tubuh anak. Kelangsungan hidup suatu masyarakat tergantung pada keberhasilannya mempersiapkan generasi penerus yang akan mengambil alih kedudukan dan peran-peran sosial para pendahulunya. Hal ini sangat penting mengingat usia manusia itu terbatas. Cepat atau lambat setiap manusia akan mati dan memerlukan pengganti. Proses peremajaan itu tidak terbatas pada kegiatan reproduksi, melainkan yang lebih penting adalah pembekalan dan pengembangan pendidikan, pengetahuan budaya dan keterampilan kerja bagi generasi penerus (ensulturation) untuk mengambil alih peran-peran sosial pendahulunya.<a name='more'></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Melalui pendidikan, diupayakan terciptanya manusia Indonesia yang unggul yang memiliki visi jauh ke depan, selalu ingin maju dan berkembang, siap menaggung resiko, mempunyai wawasan yang luas, mampu menerapkan ide-ide yang bervisi secara optimal, mampu berkomunikasi, mampu berkoordinasi dengan orang lain, dan mempunyai semangat kewirausahaan (ulet, rajin, tahan uji dll). Pendidikan selain sebagai suatu pembentuk watak/kepribadian juga harus dapat mempersiapkan sumber daya yang handal dan dapat dipertanggung jawabkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Globalisasi merupakan suatu kondisi yang tidak terelakkan oleh semua bangsa di duni, dan bahkan oleh setiap umat manusia di bumi ini. Globalisasi tidak bisa dianggap enteng dan ditangani sambil lalu belaka. Mau tidak mau, suka tidak suka, siap maupun tidak siap, Indonesia terimbas, bahkan terseret pula oleh arus deras globalisasi. Pembangunan yang menekankan pada sumber daya alam (resouce based) tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman. Yang harus diutamakan sekarang adalah pembangunan yang berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (human resouce – based). Globalisasi membawa konsekuensi berupa berbagai dampak baik social, politik maupun budaya, selain tentu saja dampak ekonominya yang paling menonjol. Berbagai perubahan pada era globalisasi ini menimbulkan berbagai tantangan yang membutuhkan cara-cara mengatasi, yang berbeda dengan cara-cara yang dilakukan pada masa lampau.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Cara yang paling jitu menghadapi era globalisasi adalah dengan melalui peningkatan mutu pendidikan !! Hal tersebut dikarenakan kualitas sumber daya manusia Indonesia masih sangat rendah, bahkan ada di bawah negara-negara lain di tingkat regional ASEAN.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Banyak pihak mengeluhkan bahwa sebagian besar siswa sekolah yang sekarang ini kurang terampil dan tidak mampu berpikir kritis. Sebagian besar siswa tidak mampu berpikir sesuai dengan masalah yang disodorkan kepadanya, dan tidak mampu mencari pemecahan maslahnya dengan cara sendiri.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Sementara itu sekolah lebih bergairah untuk melatih anak dengan metode drill, anak dipacu untuk mengerjakan test tertulis berupa tes pilihan berganda, sedangkan tes lain seperti tes lisan (oral test), tes prilaku atau tampilan (performance test) kurang diperhatikan dalam penilaian siswa, sehingga proses pembelajaran hanya terfokus pada aspek kognitif saja, sedangkan pada aspek afektif dan psikomotor masih terabaikan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Untuk mengatasi masalah tersebut diatas, maka harus terjadi integrasi antara pendidik, keluarga dan sikap massa yang mengelilingi dunia pendidikan agar bersama-sama, berupaya membekali anak didik dengan logika dan etos keingintahuan secara kritis. Disini kita mempersiapkan kemampuan siswa menguasai, dan mengerti kaidah umum keilmuan dasar mulai sastra, falsafah, sejarah sampai ilmu pengetahuan lam, mendalami bahasa ibu, memahami lingua franca bangsanya dan bahasa asing utama. Bahasa itu harus siap pakai untuk kelak dipergunakan sebagai alat komunikasi intelektual. Juga disini ditumbuhkan kesadaran berorganisasi terstruktur yang dibalut dengan kesadaran sosial, sehingga anak didik menyadari toleransi cultural, dapat bekerjasama di dalam perspektif kebudayaan dan agar komunikatif, mampu mengeluarkan pendapat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Lembaga pendidikan dan penelitian mempunyai hak, bahkan kewajiban menyatakan atau mengajarkan pandangan yang didasarkan dan diyakini kebenaran ilmiah, sehingga “bebas dari rasa takut” perlu dibiasakan dengan etika pemecahan soal.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Sarana dan prasarana pendidikan harus dikembangkan. Pendidikan formal dan non formal adalah sarana yang tidak boleh diabaikan, juga perpustakaan umum kota tentu saja dengan bantuan pemerintah lokal maupun pusat, agar mereka tidak introvert. Klub pengembangan intelektual harus mendapat dukungan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Globalisasi jangan dijadikan “momok” yang menakutkan akan tetapi harus kita jadikan peluang yang bermanfaat. Untuk mengantisipasi peluang ini, maka perlu kesiapan dan kemahiran manusia itu sendiri. Caranya adalah BUDAYA INFORMASI harus ditanamkan mulai anak-anak sampai mereka sudah mempunyai posisi fungsional sebagai pengambil keputusan. Kalau budaya informasi ini sudah berkembang, maka kita dapat mengolah, mengerti dan kemudian mengadaptasikan yang terkandung dalam informasi itu. Hal yang paling esensial di sini adalah budaya membaca!!!.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Apabila budaya ini dapat dipacu, maka globalisasi informasi akan membawa dampak positif bagi kehidupan upaya mencerdaskan bangsa kita, akan tetapi kita juga harus mempunyai filter untuk menyaringnya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Dalam merealisasikan arah pengembangan pendidikan tinggi yang humanis, demokratis, dan religius kurikulumnya harus dirancang berdasarkan pendekatan kompetensi dengan metode pembelajaran yang menumbuhkan pengalaman belajar secara berguna dan bermakna kepada mahasiswa, harus memuat isi yang serasi programnya dengan aspirasi masyarakat. Perlu dibuang materi yang inkoherensi, dan beban studi yang berlebihan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Kegiatan belajar dalam proses pembelajaran, meliputi kegiatan intelektual, mental, sosial, dan emosional. Sedangkan strategi pembelajaran yang digunakan adalah : </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">“ INQIRY” : Pertanyaan, Pemeriksaan, Penyelidikan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">“STRAINK” : Serangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 81pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari, menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga dapat merumuskan sendiri penemuannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Guru/Dosen harus professional, tahan terhadap kritik muridnya, tidak menyanjung dia sebagai tokoh yang serba tahu dan berperan sebagai :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">1.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Administrator : tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">2.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Manajer : mengelola sumber belajar, waktu dan organisasi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">3.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Leader : memimpin arus kegiatan berfikir menuju sasaran</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">4.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Motivator : memberi rangsangan agar aktif, gairah berfikir</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">5.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Fasilitator : menunjukkan jalan keluar terhadap hambatan dalam </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 117pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">proses berpikir.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">6.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Penanya : menyadarkan pada peserta didik akan kekeliruan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Pendidikan tinggi Indonesia, harus mempunyai fungsi untuk pembentukan sosok lulusan yang utuh dan lengkap ditinjau dari segi kemampuan, keilmuan dan keterampilan serta kematangan/kesiapan pribadi, sehingga konsisten melaksanakan 4 pilar pendidikan, yaitu :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">1.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Prinsip learning to be</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">2.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Prinsip learning to know</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">3.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Prinsip learning to do</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">4.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Prinsip learning to live together</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Pada prinsipnya paradigma baru pendidikan tinggi di Indonesia adalah :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">1.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Kualitas : peningkatan mutu untuk pencapaian tujuan dan sasaran sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan oleh setiap universitas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">2.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Otonomi : keleluasaan dalam pengambilan keputusan, perbaikan system pengelolaan, dalam kaitannya dengan pengembangan ilmu dan peningkatan kesejahteraan manusia.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">3.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Akuntabilitas : pertanggungjawaban dan kemampuan untuk mendemonstrasikan keluaran ( outputs ) dan hasil ( outcomes ) yang memuaskan segenap stakeholders secara transparan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">4.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Akreditasi : jaminan standar tingkat kompetensi yang dapat dikontrol masyarakat luas melalui penilaian oleh lembaga independen.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">5.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Evaluasi : untuk mengunmpulkan dan memproses informasi agar dapat dilakukan penilaian kesesuaian antara rencana dan pelaksanaanya, guna disimpulkan kadar kinerja serta manfaatnya, sebagai umpan balik untuk perencanaan ke depan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Dalam arus kelembagaan, aktivitas yang berkaitan dengan kewirausahaan atau entrepreneurships juga harus lebih digalakkan, agar lebih ulet, terampil dan mandiri sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan, bukan hanya pencari kerja.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Secara spesifik disebutkan bahwa universitas dituntut untuk berperan sebagai kekuatan moral ( moral force ) dalam arti harus selalu kredibel, akuntabel, dipercaya oleh masyarakat dan dapat memberi contoh keteladanan yang benar. Selain itu Universitas harus tetap konsisten mengemban tugas mulia sebagai “knowledge factory” : tidak sekedar sebagai pencipta ilmu pengetahuan, pendidik generasi muda, penyebar budaya, tetapi juga sebagai agen pembangunan untuk pertumbuhan ekonomi. Itulah tugas setiap intelektual hasil didikan kampus yang sesungguhnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Para ilmuan perlu menyediakan diri dengan tanggungjawab menjadi “kotak pos” pertanyaan publiknya, agar dapat membantu masyarakat dan pengambil keputusan melaksanakan sains, agar publik dan politisi mengambil keputusan dapat menentukan pilihan serasional dan tidak berdasarkan atas “aku suka”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Keterbukaan semacam ini layak dikembangkan secara bertahap, agar partisipasi segenap stakeholders tidak pada aras terendah berupa penyampaian informasi dan penyerapan aspirasi, tetapi suatu saat nanti akan sampai pada aras tertinggi berupa stakeholders power. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">DAFTAR PUSTAKA</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">1.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Ari Kunto Suharsimi, Prof.Dr (1999), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">2.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Bernadib Imam, Prof, MA, Phd (1995), Beberapa aspek Substansial Ilmu Pendidikan, Jogjakarta, Andi Offset.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">3.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Bernadib Imam Sutari, Prof.Dr, (1995), Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Jogyakarta, Andi Offset.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">4.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Budihardjo, Eko, (2002), UNDIP Sebagai Kekuatan Moral dan Intelektual.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">5.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Soehendro,B, (1996) Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka Panjang (PPTP JP III 1996 – 2005 Ditjen Dikti – Depdikbud – Jakarta).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">6.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Sudharmono Pratiwi, Dr, Globalisasi sebagai Peluang untuk Mengembangkan Diri,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">7.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-small; line-height: 150%;">Soedijarto,H,Dr (1998), Pendidikan Sebagai Sarana Reformasi Mental Dalam Upaya Pembangunan Bangsa, jakarta, Balai Pustaka. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div>KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7022838978920132698.post-4544562809144351572011-01-27T16:16:00.001-08:002011-01-27T16:16:41.790-08:00Peserta KKN kelompok Bojonggede<!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
table.MsoTableGrid
{mso-style-name:"Table Grid";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-priority:59;
mso-style-unhide:no;
border:solid windowtext 1.0pt;
mso-border-alt:solid windowtext .5pt;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-border-insideh:.5pt solid windowtext;
mso-border-insidev:.5pt solid windowtext;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal">DAFTAR NAMA PESERTA KKN</div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: medium none; margin-left: 12.5pt;"><tbody>
<tr> <td style="border: 1pt solid windowtext; padding: 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: center;">NO</div></td> <td style="border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 212.65pt;" valign="top" width="284"> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: center;">NAMA</div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: center;">1</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 212.65pt;" valign="top" width="284"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm;">A. Jumat</div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: center;">2</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 212.65pt;" valign="top" width="284"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm;">Abdussyukur</div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: center;">3</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 212.65pt;" valign="top" width="284"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm;">Ahmad Masduki</div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: center;">4</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 212.65pt;" valign="top" width="284"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm;">Amsari Lubis</div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: center;">5</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 212.65pt;" valign="top" width="284"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm;">Choirul Umam</div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: center;">6</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 212.65pt;" valign="top" width="284"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm;">Dede Sutisna</div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: center;">7</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 212.65pt;" valign="top" width="284"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm;">Eva Reviani</div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: center;">8</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 212.65pt;" valign="top" width="284"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm;">Ida Nurmalia</div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: center;">9</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 212.65pt;" valign="top" width="284"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm;">Imas Maesaroh</div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: center;">10</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 212.65pt;" valign="top" width="284"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm;">Istianah</div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: center;">11</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 212.65pt;" valign="top" width="284"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm;">Mamat</div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: center;">12</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 212.65pt;" valign="top" width="284"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm;">Muda’wah</div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: center;">13</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 212.65pt;" valign="top" width="284"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm;">Siti Hanifah</div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: center;">14</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 212.65pt;" valign="top" width="284"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm;">Sundariah</div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">Ketua Kelompok<span> </span>: Dede Sutisna</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">Ketua Pelaksana<span> </span>: Jayadih, S.Pd</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">Dosen Pembimbing<span> </span>: Taufik Hidayat, S.Pd, M.Pd</div>KKN Kelompok Bojonggede - STAI Nida El Adabihttp://www.blogger.com/profile/05869955149780897239noreply@blogger.com0